NovelToon NovelToon
Hidden Feelings

Hidden Feelings

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama
Popularitas:2.8M
Nilai: 4.9
Nama Author: Lautan Biru

"Bagaimana rasanya jatuh cinta dengan wali yang ditugaskan oleh ayah saya?"
Amara yang muda dan cantik memiliki kehidupan yang bahagia dan sempurna; ia dicintai oleh orang tuanya, sukses dalam studinya, dan telah menjadi direktur perusahaan sejak usia sembilan belas tahun.
Namun, di balik permukaan yang di irikan semua orang itu, ada sesuatu yang membuatnya sedih. Melihat pria yang dikaguminya sejak kecil menikah dengan wanita lain, Amara yang sombong hampir tidak bisa menyembunyikan rasa sakit dan kesedihan di hatinya.
Di sisi lain, Akmal yang tahu dirinya tidak boleh jatuh cinta, namun tanpa sadar dirinya terus memperhatikan Amara. Saat melihat Amara bersama pria lain, ia peduli dan cemburu...
Akankah roda takdir menuntun keduanya untuk saling mencintai?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lautan Biru, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Fakta kekecewaan

Satu bulan kebelakang

Sore itu Akmal yang baru pulang dari luar kota tampak wajah berseri seolah lelah yang sejak dua hari lalu membelenggunya hilang seketika. Bibirnya terus mengulas senyum apalagi saat memasuki rumah.

"Sayang!" Teriaknya memanggil sang istri.

Ia sudah tidak sabar untuk menunggu momen seperti ini, dimana sebuah malam pertama yang dinantikan oleh sepasang pengantin baru. Sudah dua minggu Akmal menikahi wanita pilihannya dan sudah lama mereka menjalin hubungan. Jika Astrid tidak memilih untuk mengejar mimpinya lebih dulu mungkin Akmal sudah menikahi wanita itu sejak lama.

Astrid yang mendengar suara suaminya langsung keluar dari kamar mandi, wanita itu masih menggunakan handuk yang melilit di sebagian tubuhnya.

"Mas sudah pulang?" Tanyanya sedikit terkejut, karena Akmal bilang masih akan pulang besok.

Melihat penampilan istrinya setelah mandi membuat Akmal menelan ludah, kakinya melangkah maju dan kini berdiri didepan istrinya.

"Baru mandi, hm?" Tanyanya dengan tangan menyentuh pipi Astrid yang dingin, kontras dengan tangannya yang terasa panas.

"Hm," Gumam Astrid.

"Pekerjaan ku selesai lebih cepat, jadi aku memutuskan langsung pulang." Katanya menjawab pertanyaan Astrid tadi.

Akmal memajukan wajahnya dan mengecup kening Astrid, membuat hidungnya mencium aroma segar dari wangi tubuh sang istri.

Pulang kerja capek dan stres membuat Akmal begitu senang melihat penampilan Astrid, bak gayung bersambut rasa haus akan penyatuan yang ia inginkan kini ada di depan mata.

"Sudah boleh?" Tanyanya dengan suara serak seperti menahan sesuatu yang begitu berat.

Astrid mengigit bibir bawahnya, dengan kedua tangannya meremat ujung handuk yang dipakai, rasa gugup menyelimuti hatinya, jantungnya berdebar dengan cepat hingga membuat tubuhnya lemas seketika.

Tanpa menunggu lama, Akmal memajukan wajahnya hingga membuat bibirnya menyentuh bibir Astrid yang dingin. Pangutan bibir yang lembut membuat Astrid terlena hingga kelembutan bibir Akmal berubah dalam dan menuntut.

Astrid merasakan seluruh tubuhnya seperti tersengat aliran listrik bertegangan tinggi, hingga dirinya tidak bisa lagi menopang tubuhnya saat Akmal mencumbunya semakin dalam.

Tanganya melingkar pada leher Akmal untuk pegangan, jika tidak ia yakin tubuhnya akan luruh begitu saja.

Enghh

Suara lenguhan kecil terdengar begitu merdu, membuat Akmal semakin terbakar gairah yang selama ini ia pendam. Suasana panas keduanya tanpa sadar membuat Akmal membawa Astrid keatas ranjang hingga kini keduanya sudah sama-sama polos seperti bayi yang baru mandi.

Wajah Astrid tampak tegang, ada ketakutan diwajahnya saat Akmal semakin dalam menyentuh tubuhnya, namun gairah yang di ciptakan membuat Astrid tak berdaya ia juga rindu akan sentuhan sek*sual yang begitu melenakan ini.

Emphh

Desahann kecil lolos dari bibir Astrid sambil memejamkan matanya, dadanya membusung saat kecupan basah itu turun menuju titik pusatnya.

Fyuuhh

Tubuhnya langsung menggeliat tak karuan, wajahnya memerah menahan hasrat yang sudah di ubun-ubun.

Astrid membuka matanya saat merasakan usapan lembut di wajahnya, tatapan matanya fokus pada wajah Akmal yang sudah diliputi gairah.

Mendadak hatinya menciut, wajahnya terlihat panik dengan ketukan besar dalam hatinya.

Melihat reaksi istrinya tentu saja Akmal mengerti, tapi dia tidak tahu alasan yang membuat istrinya memiliki wajah takut seperti itu.

"Aku akan pelan-pelan, mungkin akan sedikit sakit tapi kamu bisa menahannya." lirih Akmal dengan suara serak.

Astrid memejamkan matanya sambil mengigit bibir bawahnya kuat saat merasakan sentuhan benda keras di permukaan miliknya, rasa takut semakin menyergap dalam dirinya kala tahu reaksi Akmal setelah ini.

Dengan rasa takut menyakiti, Akmal hati-hati untuk menusukkan miliknya, ia tidak ingin pengalaman pertamanya membuat kesan buruk untuk istrinya.

Slep

Akmal tertegun, kok lempeng? kenapa tidak ada penghalang saat dirinya masuk? mendongak Akmal menatap wajah Astrid yang sudah bersimbah air mata dengan mata terpejam Isak tangis lalu terdengar.

Demi meyakinkan diri, Akmal kembali menggerakkan pinggulnya maju mundur. lagi-lagi Akmal menelan ludah saat merasakan miliknya lossdoll tanpa penghambat.

Tatapan mata yang tadinya penuh gairah kini berganti dengan kekecewaan, rasa yang menggebu-gebu kini berubah menjadi amarah yang terpendam. Tombak yang tadinya tegak paripurna kini loyo seperti terong rebus, Akmal langsung menarik diri membuat Astrid langsung membuka matanya.

"Mas," Astrid langsung memeluk tubuh suaminya dari belakang saat melihat Akmal hendak pergi, jantung keduanya berpacu begitu cepat antara marah dan ketakutan yang di rasa.

"Maafkan aku Mas." Suara Astrid bergetar dengan hebat, napasnya memburu seorang dadanya terhimpit oleh batu yang begitu besar.

Mendengar itu Akmal mengepalkan kedua tangannya, rasa marah kecewa dan sakit menjadi satu membuat pria itu hanya bisa diam memejamkan matanya dengan rasa kecewa yang ada.

Akmal memejamkan matanya demi mengurai rasa sesak dalam dadanya, bibirnya berkata dengan dingin dan tatapan datarnya.

"Sejak kapan?" tanyanya dengan suara rendah.

Astrid masih terisak, tangannya semakin erat memeluk suaminya dari belakang, tidak peduli jika tubuh keduanya masih polos.

Tidak mendapat jawaban dan justru hanya mendengar Isak tangis membuat Akmal meradang, ingin sekali ia marah dan melampiaskan pada Astrid tapi sayang dia hanya seorang perempuan.

Hingga suara deringan ponsel Astrid membuat perhatian Akmal tertuju, pria itu dengan cepat berdiri membuat Astrid ingin menghalanginya.

"Mas, Jagan Mas!" Katanya sambil ingin merebut ponselnya yang sudah ditangan Akmal.

Astrid menggelengkan kepala dengan cucuran air mata, membuat Akmal menatap tajam kearahnya

Akmal mengangkat panggilan yang terus berdering, namun belum sempat bicara tiba-tiba panggilan itu mati, disusul dengan sebuah notif pesan masuk tanpa nama.

"Kau mau kabur dariku? ohh tidak bisa ja lang, kau masih banyak hutang yang harus kau bayar, jika tidak maka aku akan mengirim video panas kita pada suami kaya mu itu, agar aku bisa mendapatkan uang lebih banyak dari suami mu."

Tak lama satu pesan lagi kembali masuk, kali ini pesan berupa video, Akmal harus menunggu beberapa saat untuk melihat Vidio yang dikirim hingga saat sudah bisa diputar, aura mencekam mengelilingi Akmal yang memiliki wajah merah dan tatapan mata yang begitu tajam menahan amarah.

Astrid semakin terisak melihat perubahan wajah Akmal yang menakutkan, setelah ini ia tidak tahu apa yang akan terjadi.

Napas Akmal memburu dengan tangan mencekram erat ponsel yang di pegang, detik berikutnya ponsel itu ia lempar membuat Astrid menutup wajahnya karena takut jika akan mengenai bagian wajah.

"Mas! tunggu aku bisa jelasin!!" Astrid mengejar Akmal yang masuk kedalam kamar mandi pria itu mengunci pintunya rapat membuat Astrid hanya bisa menangis.

"Buka Mas! aku bisa jelaskan. Maafkan aku Mas!!"

Tubuh Astrid luruh kelantai dengan tangisan pilu, menyesakan tentu saja.

Andai dirinya menerima lamaran Akmal sejak lama?

Andai dirinya tidak mengejar impiannya lebih dulu?

Dan andai saja dirinya bisa menahan hasratnya pada dosen yang menyokong kehidupannya.

Nasib sudah menjadi bubur, kini Astrid baru merasakan penyesalan, ia pikir menikah adalah jalan terbaik untuk menghindari kemarahan Akmal tapi ternyata dia salah.

Prankk!!

Suara benda yang pecah membuat Astrid memeluk tubuhnya yang polos, ia tahu jika saat ini suaminya begitu marah dan kecewa.

"Maafin Astrid mas."

1
Gintania nia
bagus
Little Angel
Luar biasa
Siti Sarifah
bagud critanya
Ratna Ningsih Hasra
Luar biasa
Juna Dong
luar biasa
Syarifah Syarifah
Luar biasa
Sri Darmayanti
astrid ngak virgin .. wajar dong... y Akmal kesal

menunggu lama ternyata dpt bekas siapa tuh
Grace Oppo
amara buat jones be tor , jika dengan akmal pasti mantan istrinya akan usil tentang anaknya yang dekat dengan akmal kasia amara
Lisa Icha
ampun deh kayak nya debay ngerjain papanya mana disuruh makan jengkol lagi 😂😂😂😂nasibmu bang Jonas
Anonymous
k
Harpia Chairudin
Luar biasa
guntur 1609
emang betul juga sih. gak pakai bin. tapi ni amara yg nikahkan bapaknya atau wali hakim. karna gak sah. secara amara kan. anak yg tak bernasab
guntur 1609
semoga masa lalu mu menjadi pelajaran berhargamu mal.jangan kau sia2kan org yg telah berjuamg tk mu
akhirnya jika org yg berjuang tk mu menyerah maka kamu sendiri yg mengalami penyesalan
guntur 1609
mantap jo jawabanmu
guntur 1609
mantap jona. gk kayak akmal. sdh tua pun tapi gak tahu diri. sdh hilang baru nyaho bin nyesel bin nyesek
guntur 1609
dasar jonas karatan
guntur 1609
hahaha ni yg namanya laki2 gercep..dan bertanggung jawab
guntur 1609
ia mampus kau bodoh. sekarang jonas yg bertindak
guntur 1609
dasar oranng tua akmal saja yg bodoh. masa dia tega anaknya menikahi sm jalang. dasar begok
guntur 1609
karna kau memang bodoh masih juga belum sadar
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!