NovelToon NovelToon
My Love My Baby Sitter

My Love My Baby Sitter

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Sudah Terbit / CEO / Romansa-Solidifikasi tingkat sosial
Popularitas:86.8M
Nilai: 4.9
Nama Author: Almaira

Demi untuk menghindari perjodohan dengan seorang juragan tanah oleh pamannya sendiri, Fatimah pergi meninggalkan kampung halamannya, terpaksa meninggalkan sang kakek yang telah membesarkannya dari kecil.

Fatimah beruntung karena sesampainya di kota, dia bertemu dengan nenek yang baik hati yang memintanya untuk bekerja sebagai pengasuh cucunya, Zahra.

Kepribadian dan kecantikan Fatimah rupanya mampu membuat Aditya, majikannya jatuh hati padanya.

Apa yang akan terjadi selanjutnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Almaira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sakit..

Menjelang malam, Fatimah merasakan kalau badan Zahra agak demam. Buru buru Fatimah mengambil termometer dan mengukur suhu tubuh nona kecilnya.

Fatimah kaget ketika dilihatnya angka di termometer itu, 38.5° Celcius. Segera Fatimah mengambil obat penurun panas.

"Mba Fatim, kepala Ara pusing" Kata Zahra sembari memegang kepalanya.

"Iya sayang, sini mba Fatim obatin ya " Kata Fatimah seraya menyuruh Zahra meminum obatnya.

Setelah beberapa saat dilihatnya Zahra sudah tertidur karena efek obatnya.

Fatimah dengan telaten mengompres kening Zahra dengan air hangat, sesekali diciumnya gadis kecil itu, entah mengapa Fatimah merasa sangat bersalah.

Dia teringat kejadian tadi siang, mungkin Zahra sakit karena kaget ayahnya memarahinya.

Dipegangnya lagi kening Zahra.

"Panasnya masih belum turun" Kata Fatimah kepada Rini yang baru saja datang mengganti air kompresan untuk Zahra.

Tak lama bik Minah datang.

"Bagaimana? Apa panasnya sudah turun?" Tanya bi Minah sambil mendekat ke arah tempat tidur Zahra.

"Belum bi " Jawab Fatimah sambil memegang kening Zahra.

"Nenek harus tahu ini, biar bibi yang memberitahunya " Kata bi Minah seraya pergi meninggalkan kamar.

Tak lama kemudian, nenek datang dengan tergopoh-gopoh, terlihat raut kecemasan di wajahnya.

Segera nenek menghampiri tempat tidur Zahra, duduk disampingnya dan meletakkan tangannya di kening cucu tersayangnya.

"Sudah diberi obat nak " Tanya nenek dengan suara pelan takut membangunkan Zahra.

"Sudah Nek, tapi panasnya belum turun juga" Jawab Fatimah juga dengan suara yang pelan.

"Bi, tolong ambilkan handphone nenek " Pinta nenek kepada bi Minah.

Dengan segera bi Minah mengambil ponsel nenek dan segera memberikan pada nenek.

"Halo nak, kamu dimana? " Rupanya Nenek menghubungi Aditya.

"Dikantor nek, sebentar lagi aku pulang, ada apa nek?" Tanya Aditya dari ujung telepon.

"Cepatlah pulang nak, Zahra sedikit demam"

"Apa nek? Zahra sakit? Adit segera pulang nek " Aditya terdengar sangat cemas.

"Hati hati nak, jangan terburu-buru, Zahra hanya demam biasa " Kata nenek berusaha menenangkan Aditya yang terdengar sangat panik.

Selama dalam perjalanan, Aditya beberapa kali menarik rambutnya sambil menyetir dengan kencangnya.

"Sial, ini semua gara gara aku." kata Aditya menyesali diri.

Dia teringat kembali kejadian tadi siang, dimana dengan kasarnya dia mengambil Zahra dari pangkuan pria itu, bahkan dengan suara keras dia membentak dan memarahi Zahra.

Aditya sangat menyesal telah meluapkan emosinya pada saat itu kepada putrinya.

Aditya juga menyesal karena setelah kejadian itu kenapa dia tidak langsung meminta maaf kepada Zahra, malah kembali ke kantor, dan menyibukkan diri lagi dengan pekerjaannya.

Aditya menginjak pedal gas dengan kencang, berharap segera sampai dirumah.

Sesampainya di rumah.

Aditya membuka pintu kamar Zahra dengan tergesa-gesa, dilihatnya ada nenek dan beberapa orang pembantu dan tentu saja Fatimah yang duduk disamping Zahra.

Semua orang menyambut kedatangan Aditya, termasuk nenek dan mempersilahkan Aditya untuk mendekat ke arah Zahra, terkecuali Fatimah, dia tidak memperdulikan kedatangan tuannya, dia hanya fokus terus mengompres Zahra di sisi lain tempat tidurnya

Aditya mendekati Zahra di sisi lainnya. langsung dipegangnya kening dan leher Zahra.

"Apa sudah diberi obat?" Tanya Aditya kepada Fatimah yang berada tepat di depannya, hanya terhalang oleh Zahra yang sedang tertidur.

"Sudah " Jawab Fatimah tanpa melihat ke arah Aditya.

Fatimah kemudian mengambil termometer yang dia simpan di ketiak Zahra.

"37.6, panasnya sudah turun " Fatimah melihat nenek.

Mendengar hal itu tentu saja nenek dan semua orang merasa senang.

"Alhamdulillah ya Allah, nenek tadi takut demamnya tidak turun"

Aditya kemudian menyuruh nenek dan yang lainnya untuk kembali beristirahat, karena demam Zahra sudah turun dan jam sudah menunjukkan pukul 22.30.

Aditya juga menyuruh Fatimah untuk kembali ke kamarnya. Aditya berkata bahwa kini dia yang akan menjaga Zahra.

"Maaf tuan kalau boleh biar saya malam ini tidur disini menemani nona Zahra" Pinta Fatimah kepada Aditya.

Tiba tiba Zahra terbangun.

"Mbak Fatim jangan kemana mana, bobo disini sama Ara" kata Zahra dengan suara yang pelan.

"Sayang ini papah, Maafin papah ya nak, tadi papah marah sama Zahra" Kata Aditya sambil menatap Zahra.

Zahra menganggukan kepalanya.

"Papah, juga bobo disini ya pah" Pinta Zahra.

Fatimah kaget mendengar permintaan Zahra karena tidak mungkin baginya menghabiskan malam sekamar dengan seorang laki-laki yang bukan mahramnya.

Adity melihat kekhawatiran Fatimah.

"Iya sayang, malam ini Papah dan Mba Fatimah akan tidur disini sama Zahra, kamu cepat bobo lagi ya " Kata Aditya dengan lembutnya sambil mengusap rambut Zahra.

Fatimah duduk di tepi kasur membelakangi mereka berdua.

Fatimah tidak mau menghabiskan malam dengan seorang lelaki walaupun ada Zahra, tapi dia tak kuasa menolak permintaan Zahra.

Setelah diyakininya Zahra telah kembali terlelap tidur, Aditya berhenti mengusapnya.

"Kamu tidur di kasur, disamping Zahra dan saya akan tidur di kursi itu " Kata Aditya memecah lamunan Fatimah sambil menunjuk ke arah kursi yang berada di dekat jendela.

Fatimah tidak menjawab, dia kembali melihat ke arah Zahra menatap wajah kecil nonanya dan perlahan mengusap rambutnya. Fatimah tidak melepaskan pandangannya dari Zahra

Aditya sadar kalau Fatimah marah kepadanya, mungkin karena kejadian tadi siang.

Aditya melepaskan jasnya kemudian dia membungkuk melepas sepatunya, disimpannya sepatu di samping kursi, direbahkannya badannya menyandar ke kursi.

Dilihatnya Fatimah yang duduk membelakanginya dan menghadap ke arah Zahra masih terus mengusap kepala putrinya.

Aditya tidak merasa nyaman dengan pakaian yang dia kenakan, dia berdiri dan keluar dari kamar putrinya menuju ke arah kamarnya.

Melihat kepergian tuannya, Fatimah sedikit lega, kemudian dia membaringkan badannya yang sudah terasa sangat lelah.

Setelah selesai mandi dan berganti pakaian, Aditya kembali ke kamar putrinya.

Aditya melihat Fatimah sudah terlelap disamping putrinya.

Melihat Fatimah tertidur, Aditya merasa ini adalah kesempatannya untuk puas memandangi wajah cantiknya tanpa harus curi curi pandang dan takut ketahuan.

Selama apapun Aditya memandang Fatimah, dia tidak merasa bosan sama sekali, semakin dia menatapnya semakin berdegup kencang hatinya.

Apalagi dilihatnya Fatimah tertidur sambil memeluk putri kesayangannya, sungguh pemandangan yang luar biasa membuat Aditya semakin yakin akan kasih sayang tulus Fatimah kepada Zahra.

Andai saja bisa, Aditya ingin sekali berada bersama mereka, tidur diatas kasur yang sama.

Aditya duduk di atas kursi sambil terus memperhatikan keduanya.

Aditya kembali meyakinkan hatinya, apa yang sebenarnya dirasakannya kepada Fatimah.

Kalau ini disebut jatuh cinta, kenapa rasanya berbeda seperti kepada Sherly.

Seingat Aditya, ketika dia merasa mencintai Sherly, dia selalu ingin menyentuh dan bahkan mencumbui kekasihnya.

Tapi berbeda kepada Fatimah, melihat Fatimah saja sudah membuatnya senang, tanpa harus memegang dan menyentuhnya.

Aditya semakin larut dengan perasaan yang tidak menentu. Tanpa disadari dia pun terlelap tidur.

Tengah malam.

Fatimah membuka matanya, dilihatnya Zahra terlelap tidur dalam pelukannya, dia memegang kening Zahra, demamnya sudah benar-benar turun.

Dengan hati hati Fatimah bangun dari tempat tidur, kemudian diliriknya jam di sampingnya sudah pukul setengah dua dini hari, Fatimah teringat kalau dia belum melaksanakan shalat Isya.

Ketika dia membenahi kerudungnya, dia kaget ternyata ada tuannya yang sedang tertidur pulas di atas kursi, tanpa memakai selimut.

Merasa kasihan tuannya akan kedinginan, Fatimah mengambil salah satu selimut di dalam lemari Zahra, kemudian mencoba menyelimuti Tuannya dengan hati hati.

Setelah selimut itu menutupi badannya Fatimah berbalik arah menuju ke arah pintu keluar, menuju mushala untuk melaksanakan shalat Isya.

Tiba tiba suara tuannya terdengar memanggil.

"Fatimah.."

1
Elington Ginting Sukha
Luar biasa
EXXO-MART Perlengkapan Laundry
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Amanah Sutrisno
Luar biasa
Capricorn 🦄
j
Mamahnya Rayhan
Luar biasa
Mamahnya Rayhan
Biasa
Itayah Iwan
Luar biasa
Sisca Dewi
🤣🤣🤣
🖤❣ DeffaSha ❣🖤
zahra jangan tumbuh jadi anak yg goblog ya nak....
🖤❣ DeffaSha ❣🖤
eng ing eeeeng munculkan dia 😄😄😄
🖤❣ DeffaSha ❣🖤
kayak terpaksa banget ini si author menjodohkan clara sama angga 😄😄 emangny td mau d jodohin ma siapa thor??
🖤❣ DeffaSha ❣🖤
akhirnya babang angga nongol 😁😁😁
🖤❣ DeffaSha ❣🖤
serius lu lisa ikhlas bgitu aja....kita liat deh ntar ketika perbuatan bejat kalian itu membuahkan hasil, masih ikhlas gak lu d tinggal si kevin 😏😏😏
🖤❣ DeffaSha ❣🖤
yg hidupny kayak si romi dulu seblum nikah sama ayu berarti waktu lahir gak d adzani 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
🖤❣ DeffaSha ❣🖤
hahahahahaaa bikin deg2an aja ini si romlah 🤣🤣🤣🤣🤣
🖤❣ DeffaSha ❣🖤
hahahha sukuriiiiiinnnn kau nadya....itulah akibatny kalau tamak, gak bersyukur sama harta yg ada saat ini....
🖤❣ DeffaSha ❣🖤
sherly nih kayakny adik tiriny fatimah 😄.. makany zahra dan fatimah masih ada ikatan itulah kenapa mereka bisa cepet akrab....
🖤❣ DeffaSha ❣🖤
gak mau seneng dulu deh sama clara takotny nanti2 malah berbalik jadi musuh juga 🤭🤭🤭🤭
🖤❣ DeffaSha ❣🖤
tetep aja sih alasanny masih gk d terima....pak handoko kan kaya....masak gk bisa berusaha utk mengambil fatimah...atau setidakny tau lah kabar fatimah seperti apa....ini koq malah gk tau sama sekali....tapi ya namany sebuah cerita ya kan ada aja masalahny biar jadi sebuah cerita 😁😁😁😁
🖤❣ DeffaSha ❣🖤
bejat sih emang itu si anisa dan handoko giliran udah sekarat baru nyari fatimah...waktu sehat gk pernah sedikitpun mencari tau keadaan fatimah...semoga ginjal fatimah pun gk cocok utk anisa 😤😤😤
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!