Reksa pemuda tampan yang berusia 20 tahun,ia memiliki rahasia yg ia sembunyikan yaitu memiliki hobi makeup hingga menjadi vloger beauty/selegram terpopuler,banyak brnd terkenal yang ingin mengendorsnya.shutt...ini kisah Reksa tidak ada yang tau kecuali dirinya sendiri.
no plagiat.
real karya sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fanesya elyin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 32
Semenjak kedatangan Theo di Apartemen.Reksa merasa lebih hangat,lebih lengkap,apalagi celotehan dan tingkah laku Theo yang membuat mereka geleng geleng kepala,Theo adalah Bagas versi mini,sungguh menggemaskan,walaupun Reksa masih kaku tapi ia berusaha untuk menjaga si kecil Bagas,Menyayangi dan merawatnya tumbuh,tentu itu juga dengan campur tangan Bagas ayah kantung Theo.
Semalam mereka tidur bersama dengan Theo ditengah tengah mereka,di pagi buta Theo udah terbangun lalu berceloteh dengan bonekanya,karna bosen Theo beralih menatap papanya lalu menepuk pipinya pelan.puk puk."papa~ "
Bagas ga terusik,Theo kini menatap kesampingnya dimana baju Reksa tersingkap memperlihatkan perut rata yang putih dan mulus,Theo mendekati Reksa,mengangkat bajunya hingga terlihat nipple sang empu,Theo bergumam senang"susuu~pii.mau"senyum senang.
Tanpa pikir panjang Theo melahap nipple satunya milik Reksa.
Tentu saja akibat merasa geli di area sensitifnya Reksa terbangun dan betapa terkejutnya melihat Theo yang melahap haus nipple,walaupun ga nyaman Reksa membiarkan Theo sebentar memperhatikan bagai mana wajah imutnya yang terkantuk kantuk.Hati nya bergetar hangat.
"Anak lo gemes banget Gas.gimana buatnya?"mengelus rambut Theo pelan.
"Pii~ "gumam
"Heum?"
Theo sibuk mengemut.mata terpejam.
Reksa tersenyum lucu.
"Maap ya Theo dada gue ga ngeluarin asi,tapi lo lahap banget sii"gumam tertahan.
5.48 wib.
Bagas terbangun lalu menoleh ke samping,matanya menatap bingung.
"Sa...dada lo ada asinya?"suara khas bangun tidur.
Reksa menoleh,"Asi darimana nya,Gas.tanya anak lo noh,gue aja heran."
Bagas mendekat mengelus kepala Theo,kemudian mengecup bibir Reksa pelan.
Reksa màlu.
"Morning kiss"Bagas tersenyum lalu bangkit dari tidurnya.
"Hari ini gue ada kelas Sa,lo ada juga ga?"
Reksa menggeleng"gue ada tugas,tapi ga ke kampus"
"Tolong jaga Theo,gue ga tau lagi harus minta tolong ke.siapa selain lo...oh yaa.nanti gue pulang mau nitip ga?"
Reksa memandang Bagas lama kemudian menggeleng.
Bagas mengangguk,tak lama ia pergi mandi.
....
“Sa… serius gue tinggal ya?”
Bagas berdiri di ambang pintu, ragu. Sementara di balik tubuhnya, Theo yang baru selesai mandi berdiri dengan rambut setengah basah, baju rumah lucu motif dinosaurus, dan ekspresi polos penuh ekspektasi.
Reksa nyender di sofa sambil main HP. “Ya tinggal aja. Bukannya cuma sejam dua jam?”
“Enam jam. Aku ada kelas maraton.”
Reksa langsung duduk tegak. “Enam jam?!”
Bagas angkat tangan. “Please… aku udah gak ada opsi lain. Daycare penuh, Mama di luar kota, dan kamu—kamu satu-satunya yang kupercaya.”
Reksa menghela napas panjang. Ia melirik Theo yang sekarang sudah nyamperin dia dan nyangkut di lututnya.
“Baiklah. Tapi kalo anak lo rusuh, gue kirim lewat ojek online ya.”
Bagas tertawa kecil. “Jangan tega-tega amat. Theo anak baik kok.”
Dan sebelum Reksa sempat membalas, pintu sudah tertutup. Bagas pergi.
07.45 WIB
Reksa dan Theo saling pandang.
“Ngapain kita sekarang?” tanya Reksa sambil garuk kepala.
Theo mengangkat mainan mobilnya. “Balapan…”
“Boleh.”
Tapi lima menit kemudian, mobil-mobilan terbang ke arah sofa.
“Theo… itu mobil, bukan frisbee.”
“Crashed, Pii!” jawab Theo semangat.
“Jangan panggil gue Pii…”
“Pii… balapan lagiii…”
Reksa cuma bisa nyengir pasrah.
08.30 WIB
Saat Reksa coba duduk depan laptop untuk tugas, Theo naik ke pangkuan, membawa satu buku bergambar.
“Baca ini…”
Reksa mengerang pelan. “Itu cerita tidur…”
“Aku belum tidur.”
Dan entah kenapa, lima menit kemudian, mereka sudah tergeletak bareng di karpet. Theo minta dibacain ulang buku yang sama tiga kali. Dengan suara ekspresif. Plus efek suara harimau.
“lo tahu, gue bisa ngonten 3 video makeup dalam waktu baca ulang satu cerita ini?” gerutu Reksa pelan.
Tapi saat ia menoleh, Theo sudah tertidur dengan tangan mungilnya melingkar di lengannya.
Reksa diam. Senyap.
Hatinya aneh. Lembut.
11.15 WIB
Reksa masuk dapur. Theo duduk di atas meja dengan celemek kain digantung sembarangan.
“Mau makan apa, Bos Kecil?”
“Telor dadar! Sama keju!”
Reksa semangat. “Berarti Om Pii masak dulu ya.”
Theo tersenyum, “Oke Pii!”
Reksa berhenti sejenak.
“…Oke. Kalau kamu maksa, boleh deh manggil Pii.”
13.00 WIB
Bagas menelepon.
“Gimana? Aman?”
Di latar belakang, terdengar suara Theo ketawa cekikikan sambil nyanyi-nyanyi nggak jelas. Reksa menjawab, suara agak lelah tapi nada hangat.
“Aman. Anak lo sih bisa dibilang... jurusannya adalah entertainment 24 jam nonstop. Tapi lucu juga.”
“Lo kuat?” tanya Bagas lagi.
Reksa melihat Theo yang sekarang lagi ngelap pipinya sendiri pakai tisu, lalu melempar tisu itu ke sembarang arah.
Reksa menghela napas. “Nggak yakin. Tapi… dia bikin aku ngerasa hidup.”
14.00 WIB
Theo tertidur lagi. Di pelukan Reksa. Dengan keringat dan remah roti di pipi.
Reksa menatap wajah polos itu lama.
“gue gak ngerti gimana caranya lo bisa bikin orang kayak gue… ngerasa sayang sedalam ini cuma dalam sehari.”
Dan untuk pertama kalinya dalam hidupnya, Reksa sadar—dia bukan cuma bisa dandanin wajah doang.
Tapi… dia juga mulai belajar merawat hati yang mungil. Yang jujur. Yang memanggilnya: Pii.
Malam itu, Reksa sengaja dandan full glam. Brand ternama kirim PR package, dan dia dapat kontrak untuk video tutorial berkonsep “soft fierce look”. Lighting udah pas, kamera udah fokus, dan dia udah siap tampil sempurna sebagai R si selebgram misterius.
“Hey loves, welcome back—today kita bakal create this look, yang bisa kalian pakai buat dinner, party, atau… ngedate.”
Reksa senyum ke kamera. Garis eyeliner-nya on point, lipstik merah bata-nya menggoda. Dia lagi asyik nge-blend highlighter saat—
“PIII!!! Pii cantik banget!”
Kamera goyang. Suara langkah kecil terdengar.
Dan... Theo muncul dari bawah meja rias, nyengir dengan bibir belepotan cokelat, tangan kiri pegang sendok, tangan kanan pegang mainan dinosaurus.
Reksa langsung ngefreeze.
“Adek, plis jangan—”
Terlambat. Theo udah naik ke pangkuan Reksa, lalu menempelkan wajah ke pipi mulus yang baru di-setting glowing.
“Kok Pii wangi? Pii cantik kayak Putri Elsa…”
Reksa nyaris terjungkal.
“Cut… cut—ini belum aku stop rekamannya ya Tuhan…”
Tapi… tentu saja, video itu keunggah.
Dan yang lebih parah Theo masuk ke frame dengan sempurna. Bahkan sempat melihat kamera dan melambai sambil bilang:
“Haiii! Aku anak Pii! Eh, anak Papa juga! Hihihi!”
Beberapa jam kemudian…
Beberapa jam kemudian…
Komentar netizen meledak kayak bom waktu:
“ANAK PII??!?!?!?”
“PAUSE. Ulang. ULANG. Ulang. Itu bocah bilang dia anak siapa barusan?!”
“Reksa punya anak? Hah? Sama siapa? Kok umurnya segede ini?!”
“Kalo ini acting, Oscar harus kasih penghargaan ke bocil itu.”
“Sorry but anak itu wajahnya mirip Bagas gak sih? JANGAN-JANGAN—”
“Plot twist: Reksa/Reina dan cowok yang sering muncul di story itu nikah diam-diam dan anaknya udah 2 tahun 😭😭😭”
Di satu sisi apartemen…
Reksa panik bolak-balik sambil baca komentar. “Gimana bisa gue ngelupain part itu lagi sih?! Gimana bisa dia muncul lagi dan ngomong anak Pii Papa kayak gitu?!”
Bagas yang duduk di sofa cuma ngakak. “Ya salah lo, bikin konten deket bocah aktif.”
“NETIZEN NGIRA KITA ORANG TUA BENERAN NIH,AGASS!”
“Emang enggak?”
Reksa melotot. “Agas!”
Bagas angkat tangan. “Bercanda… ya dikit. Tapi jujur, pas dia manggil kita berdua gitu, aku ngerasa… seneng.”
Reksa menatap Bagas lama. Lalu melihat Theo yang lagi tidur siang sambil memeluk boneka kecil, pipinya merah karena kelelahan.
“Kadang aku takut, tau gak sih…” bisik Reksa.
“Takut kenapa?”
“Takut… jadi terlalu sayang.”
Bagas diam. Senyumnya lembut. “Kalau kita sama-sama sayang, kenapa harus takut?”
Sementara itu di internet…
Satu fanbase diam-diam mengganti nama mereka jadi:
🍼 “TEAM PII-PAPA-THEO”
Dan dari kolom komentar sampai Twitter, satu pertanyaan viral:
“Apakah Reina/Reksa dan cowok yang sering muncul di live itu… sudah jadi orang tua diam-diam??”
...
Tbc