NovelToon NovelToon
Istri Bar-bar Ustad Tampan

Istri Bar-bar Ustad Tampan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Kehidupan di Kantor / Identitas Tersembunyi
Popularitas:4k
Nilai: 5
Nama Author: fania Mikaila AzZahrah

Aku ingin kebebasan.

Aku ingin hidup di atas keputusanku sendiri. Tapi semua itu lenyap, hancur… hanya karena satu malam yang tak pernah kusangka.

“Kamu akan menikah, Kia,” kata Kakek, dengan suara berat yang tak bisa dibantah. “Besok pagi. Dengan Ustadz Damar.”

Aku tertawa. Sebodoh itu kah lelucon keluarga ini? Tapi tak ada satu pun wajah yang ikut tertawa. Bahkan Mamiku, wanita modern yang biasanya jadi pembelaku, hanya menunduk pasrah.

“Dia putra Kiyai Hisyam,” lanjut Kakek.
“Lulusan Kairo. Anak muda yang bersih namanya. Cermin yang tepat untuk membasuh aib keluargamu.”

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fania Mikaila AzZahrah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 14

Kia berjalan lebih dulu menuju garasi. Suaminya menyusul sambil merapikan jas abu gelap yang dipadukan dengan celana slim hitam dan sepatu kulit. Kemeja putih polos membuatnya tampak bersih dan kalem, tapi tetap saja, di mata Kia ini masih Ustadz. Biarpun tanpa peci, tetap auranya kayak baru keluar dari ruang kajian.

Dalam hati Kia senyum licik mulai tumbuh.

"Oke, Mas Ustadz. Hari ini kita uji mentalmu di dunia nyata. Dunia kerja. Dunia orang kapitalis. Dunia yang bukan tempat biasa kamu dakwah. Kita lihat kamu kuat atau kabur nyari mimbar," gumamnya dalam hati sambil menahan tawa sendiri.

Ia melirik sekilas ke arah Damar yang tampak kalem memeriksa kaca spion mobil. Tampak tenang-tenang saja, padahal Kia sudah menyusun rencana kecil di otaknya.

“Mas, nanti jangan kaget ya, di kantor pasti banyak perempuan cantik, wangi, high heels-nya bunyi tik-tik-tik. Jangan sampai salah fokus,” ucap Kia sambil masuk ke kursi kemudi.

Ustadz Damar masuk dari sisi penumpang. “Nggak apa-apa. Asal nggak sampai ada yang ngajak ngaji bareng di pantry, aku masih kuat iman.”

Kia melirik cepat. “Yakin? Kadang yang godaan itu bukan yang kelihatan.”

Damar nyengir. “Yang godaan justru biasanya satu mobil, duduk di sebelah kanan, rambutnya dikuncir tinggi, dan suka sengaja nginjek gas kalau lagi ngambek.”

Kia pura-pura batuk menahan malu. Tapi dalam hati makin mantap dengan rencananya.

"Dia pikir aku nggak bisa bikin dia kaget? Lihat aja. Hari ini aku ajak dia keliling kantor, ketemu manajer galak, staf reseptif, terus aku tinggal dia di ruang rapat sendirian."

Kia nyengir sendiri. Damar melirik sekilas. “Senyum-senyum sendiri, pasti lagi mikirin cara jahil, ya?”

“Enggak, ini aku lagi bayangin kamu masuk ruang rapat isinya istilah marketing, chart naik turun, presentasi visi misi. Kalau kamu tiba-tiba nyeletuk soal surga neraka, yaudah tamat hidupmu,” jawab Kia dengan nada menggoda.

Damar tertawa lepas. “Tenang aja. Aku udah hafal chart kehidupan. Kalau yang duniawi belum hafal, tinggal improv aja. Kan ustadz jago ngomong.”

Kia menggigit bibir menahan tawa.

"Kita lihat ya nanti, Mas Ustadz. Dunia kantorku bukan panggung ceramah. Tapi jangan kaget juga kalau kamu ternyata lebih siap dari dugaanku."

Gedung Kazehaya Corp menjulang gagah di pusat kota. Kaca-kaca hitam memantulkan cahaya matahari pagi, menciptakan kesan dingin tapi mewah. Mobil Kia meluncur mulus ke parkiran VIP. Begitu turun, beberapa karyawan yang baru datang langsung memberi hormat.

“Selamat pagi, Bu Kia.”

“Pagi, Pak Damar,” sapa resepsionis yang tak tahu siapa pria tinggi di samping Kia, tapi sopan karena auranya cukup ‘berpendidikan’.

Damar hanya mengangguk sambil tersenyum tipis. “Pagi.”

Kia membalas senyum para staf dengan anggukan kepala. Tapi dalam hati...

"Oke, mode usil aktif."

Di lift menuju lantai eksekutif, Kia pura-pura menekan beberapa tombol acak. Lalu menoleh pada Damar sambil berkata ringan, “Oh iya, Mas... aku lupa. Nanti aku langsung meeting sama dewan direksi. Kamu ke ruang HR aja dulu ya, kenalan sama staf. Bilang aja kamu staf baru.”

Damar memiringkan kepala. “Staf baru apaan?”

Kia cengar-cengir. “Yaa... siapa tahu nanti kamu diajak kerja beneran. Kan cocok, ustadz pinter ngomong, cocok jadi PR. Atau... bagian legal. Kan kamu hafal pasal-pasal kehidupan.”

Damar menyipitkan mata. “Kamu ngerjain aku, ya?”

Kia langsung menepuk pundaknya. “Enggaklah. Aku percaya kamu bisa. Tampang kamu tuh kayak bos HRD yang suka senyum tapi diam-diam ngintip absensi.”

Damar menggeleng pelan, tapi senyumnya tak bisa ditahan. “Oke. Hari ini aku ikut alur. Tapi kamu jangan kaget kalau nanti aku malah diangkat jadi penasihat spiritual perusahaan.”

Lift terbuka. Kia langsung menarik tangan suaminya ke arah resepsionis kantor pusat.

“Ini suami saya. Bisa diantar ke ruang HR sebentar? Suruh aja ikut sesi orientasi bareng staf baru,” ucap Kia dengan wajah serius.

Resepsionis mengangguk semangat. “Baik, Bu. Pak Damar, silakan ikut saya.”

Damar hanya sempat menoleh cepat, sebelum Kia berkedip dan berbisik, “Nikmati petualangan, Mas...”

---

Beberapa menit kemudian, di ruang HR:

Damar duduk di antara lima orang pegawai baru yang semuanya tampak gugup. Seorang trainer HRD masuk dengan slide penuh grafik di layar proyektor. “Selamat datang, calon-calon bintang Kazehaya Corp. Hari ini kita mulai dengan pengenalan budaya kerja...”

Damar nyengir. "Astaghfirullah... ini sih ujian keikhlasan jilid dua."

Sementara di ruang rapat lantai atas, Kia diam-diam menyalakan layar CCTV dan melihat suaminya duduk di antara peserta orientasi dengan wajah antara pasrah dan geli.

Kia nyaris tertawa terbahak. Dalam hati dia berkata,

"Nah, Mas Ustadz. Ini baru pemanasan. Besok aku suruh kamu ikut rapat divisi kreatif. Kita lihat seberapa kreatif kamu kabur dari jebakan CEO bar-bar."

Suasana lobi lantai eksekutif Kazehaya Corp pagi itu cukup ramai. Staf berlalu-lalang menyambut hari kerja baru. Tapi perhatian mereka langsung tertuju ke arah seorang perempuan paruh baya berpenampilan mewah dan berwibawa yang melangkah anggun keluar dari lift khusus.

“Bu Silviana datang...” bisik salah satu staf.

Kia yang baru saja selesai mengecek progres tim marketing, langsung mendekat begitu melihat sosok ibunya—Mami Silviana—yang dikenal tegas, visioner, dan hampir tak pernah bercanda kalau sudah menyangkut urusan bisnis.

“Mami?” ucap Kia pelan, setengah kaget.

Bu Silviana langsung memeluk Kia singkat, lalu menepuk pundaknya dua kali. “Kamu masuk kerja hari ini, kan?”

“Iya, baru juga lima belas menit,” jawab Kia sambil tersenyum kaku.

Silviana menoleh ke asisten pribadinya. “Tolong siapkan koper saya. Tiket Singapura siang ini jangan sampai delay.”

Kia langsung menoleh cepat. “Mami ke Singapura? Dadakan banget.”

Silviana mengangguk. “Board meeting internasional. Mungkin akan cukup lama di sana. Selama aku di luar negeri, semua kantor cabang di Indonesia kamu yang tangani.”

Kia membelalak. “Tunggu… apa?”

“Mau tunggu apa lagi? Kamu kan udah pernah magang di HQ Singapura. Kamu hafal sistem. Sekarang waktunya kamu naik level. Pegang penuh,” tegas Silviana sambil melirik arlojinya.

Ustadz Damar yang baru saja kembali dari ruang HR dengan wajah separuh bingung, separuh pasrah, tiba-tiba melihat Kia sedang bicara serius dengan seorang wanita dewasa elegan yang ternyata maminya Kia sang mertua.

Kia menoleh ke suaminya, matanya langsung bersinar jahil Ini kesempatan.

Ustadz Damar tersenyum kalem. “Alhamdulillah, langsung loncat ke top level.”

Kia menyeringai, lalu menyilangkan tangan di dada. “Yaa emang ada bakat sih. Lagian mami udah percaya, berarti aku memang layak.”

Damar mengangguk masih santai. “Aku percaya kamu bisa. Cuma ini hari pertama dan kamu belum baca SOP harian, udah ngegas kayak masuk lintasan drag race.”

Kia mencibir kecil. “CEO tuh nggak perlu baca SOP. CEO tuh bikin SOP.”

Bu Silviana tertawa kecil. “Suami kamu ini sepertinya bakal jadi penyeimbang energi kamu yang yah, kamu tahu sendiri.”

Kia pura-pura angkat dagu. “Tenang Mami, Mas Ustadz siap digeret masuk dunia korporat.”

Damar tersenyum sambil berbisik, “Aku sih siap. Cuma jangan heran kalau nanti ruang meeting kamu jadi ruang kajian tiap Jumat.”

Kia melotot kecil. “Mas, aku serius nih beneran kerja.”

“Tapi kamu juga serius ngerjain aku dari tadi, kan?” balas Damar dengan lirikan jeli.

Kia berpura-pura polos. “Aku? Mana berani…”

1
Purnama Pasedu
ustadz bisa ae
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: pintar gombal yah 🤭🤣
total 1 replies
Purnama Pasedu
iya kia
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: hehehe 🤭
total 1 replies
Purnama Pasedu
tapi kadang tempat kerja ngelarang pakai hijab ya
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: iya kakak tergantung dari peraturan perusahaan
total 1 replies
Purnama Pasedu
bisa ae pak ustadz
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: pak ustadz gaul 😂
total 1 replies
Purnama Pasedu
masih galau ya kia
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: hehehe 🤭
total 1 replies
Purnama Pasedu
aamiin
Purnama Pasedu
pasangan yg kocak
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: makasih banyak masih setia baca 🙏🏻🥰
total 1 replies
Purnama Pasedu
kia terlalu keras ya
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: sabar kak ujian sang ustadz tapi nanti dapat hidayah kok 🤣🤭
total 1 replies
Purnama Pasedu
si kakek
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: ulah kakeknya akhirnya gol 🤭🤣
total 1 replies
Purnama Pasedu
kia jadi diri sendiri aj,perlahan aj
Eva Karmita
semangat otor 🔥💪🥰
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: Alhamdulillah makasih banyak kakak
total 1 replies
Eva Karmita
semangat ustadz... yakinlah Allah selalu ada untuk umatnya
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: betul kak
total 1 replies
Purnama Pasedu
nyimak
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: semoga suka
total 1 replies
Purnama Pasedu
koq sedih ya
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: jangan sedih kak 🤭🙏🏻
total 1 replies
Eva Karmita
Thor bisa ngk bahasa kia kalau ngomong sama yg lebih tua sopan sedikit jgn pakai bahasa Lo gue , maaf sebelumnya bukan mengkritik otor cuma gak ngk enak aja di baca bahasanya bisa diganti aku atau apalah ... sebelum mohon maaf ya ,, ceritanya bagus tetapi semangat Otor 🙏😊
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: belum saatnya kak kan gadis bar-bar tomboy liar dan pembangkang 🤭🙏🏻
total 1 replies
Eva Karmita
keren pak ustadz 😍😍😍
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: ustadz idaman yah kakak 🤭
total 1 replies
Eva Karmita
langsung kena mental si Kia 😩👻🙈
kia ni ustadz bukan kaleng" kia jdi ngk udah banyak drama 🤣🤣🤣🤣
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: hehehe 🤭🤣
total 1 replies
Eva Karmita
❤️
Eva Karmita
lanjut thoooorr 🔥💪🥰
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: insha Allah besok kakak... karena aku di tetangga juga nulis di sana ☺️🥰
total 1 replies
Eva Karmita
mampir otor 🙏😊
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: makasih banyak kakak 🙏🏻🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!