Sebagai anak perempuan tertua di keluarganya, Ayesha di tuntut untuk segera mencari pasangan hidup. Namun, trauma di masa lalunya, membuat Ayesha tidak jua mencari jodoh di saat umurnya yang sudah mencapai 30 tahun.
Begitu pula dengan Azlan yang merupakan anak tunggal dari keluarga terkaya yang sampai saat ini masih melajang di karenakan sebuah penyakit yang di deritanya.
Bagaimana jadinya, jika kedua insan tersebut bertemu dan melakukan kesepakatan untuk menikah. Akan kah Ayesha menerimanya? atau malah tidak menyetujuinya, karena ia hanya ingin menikah satu kali seumur hidup dan tentunya ingin memiliki keturunan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rafasya Alfindra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kecewa
"Ayesha ...!" Terdengar suara menggelegar dari sang Ayah. Tangan yang tadinya hendak menampar Kinanti dengan terpaksa Ayesha turunkan.
Ayesha berbalik dan menatap ke arah sang Ayah yang sudah berada di belakangnya.
Ayesha tersenyum dengan penuh keyakinan lalu mendekati Ayah Bahri dan memeluknya. Ayesha yakin, sang Ayah bakal berada di pihaknya. Tamat sudah kau Kinanti, itulah yang di pikirkan Ayesha.
Sreet ...
Tanpa diduga tangan Ayesha di tarik paksa dan langsung di dorong kuat hingga kepala Ayesha membentur dinding. Cukup lama Ayesha terpana, akan apa yang telah dilakukan Bahri barusan.
Ayesha seperti mimpi mendapatkan perlakuan kasar dari Bahri. Tidak sampai disitu, Kinanti mendekati Ayesha dengan menggeret koper milik Ayesha.
Ayesha menatap pada orang yang selama ini di panggil Ayah. Namun sang Ayah seperti enggan menatap ke arahnya.
Dengan sisa tenaga yang dipunya, Ayesha mencoba berdiri.
"Apa maksudnya ini Ayah?" Ayesha bertanya seperti orang bodoh, padahal sudah jelas bahwa sang Ayah dan orang yang Ayesha panggil dengan sebutan tante tidak menginginkan kehadiran Ayesha di rumah peninggalan orang tuanya.
"Mulai detik ini dan untuk selamanya pergilah dari rumahku." Suara berat itu bagaikan tusukan pisau tajam yang menembus ke jantung hati. Sakit, perih begitu menyayat sampai ke relung hati Ayesha.
Ayesha tersentak, tubuhnya terdorong ke belakang saking terkejutnya dengan ucapan sang Ayah.
"Apa maksudnya ini Ayah, Ayesha salah apa?" Ayesha seakan tidak percaya dengan perubahan sikap sang Ayah secara tiba-tiba.
"Ayah tidak membutuhkan kau lagi. Jadi, jangan pernah muncul di hadapanku lagi!" Dengan tatapan tajam dan senyuman seringai yang terlihat merendahkan membuat Ayesha tertunduk lesu.
"Tapi kenapa Ayah seperti ini?" Ayesha butuh kepastian, ia tidak ingin di usir dari rumah tanpa tahu sebabnya.
Kinanti melempar sebuah map cokelat ke hadapan Ayesha.
"Kau bacalah isi di dalamnya, biar kau tahu siapa kau sebenarnya!" Kinanti tersenyum sinis, akhirnya hari yang di tunggu-tunggu datang juga. Sudah lama ia menantikan kehancuran Ayesha.
Ayesha perlahan mengambil map cokelat yang terjatuh tepat di kakinya. Dengan tangan bergetar, perlahan Ayesha mengeluarkan satu kertas dan selembar foto di dalamnya.
Ayesha menatap nanar, ia menggelengkan kepalanya. Ini seperti sebuah mimpi bagi Ayesha, bertahun-tahun Ayesha tinggal bersama dengan Bahri. Tidak ada yang mencurigakan bagi Ayesha. Bahkan kasih sayang yang di berikan Bahri terhadap Ayesha begitu nyata tanpa di buat-buat.
"Ini tidak mungkin." Ayesha tidak mempercayainya dan langsung merobek kertas tersebut.
"Tapi itu lah kenyataannya Ayesha, karena orang yang berada tepat di hadapanmu sekarang, bukanlah Ayah kandungmu." Kinanti tersenyum puas dan penuh kemenangan.
~
Ayesha berjalan tidak tentu arah. Hatinya sudah hancur berkeping-keping, kebenaran yang selama ini di sembunyikan Bahri terbongkar sudah.
Ya, Ayesha bukanlah putri kandung dari pria itu. Ayesha hanya di jadikan alat untuk di suruh bekerja keras untuk membiayai hidupnya.
Puncak kemarahan Bahri saat ia menolak lamaran Azlan. Pria itu ingin hidup Ayesha bahagia, tapi ternyata bukanlah itu niat yang sebenarnya. Ternyata Ayesha di suruh menikahi orang kaya, agar bisa merampas harta milik Azlan. Namun, kenyataan itu baru Ayesha ketahui dari mulut Kinanti.
Awalnya Ayesha tidak mempercayai ucapan Kinanti. Namun setelah di pikir-pikir ucapan Kinanti ada benarnya juga.
"Sial ... semua gajiku sudah ditangan pria tua itu." Ayesha merutuki kebodohannya.
siapa itu pengamen ?
semogga Marco menemukan Ayesha