Arnetha Julia Richardo adalah seorang putri tunggal dari pengusaha kaya. Hidupnya sempurna, ayahnya seorang pengusaha kaya dan ibunya adalah seorang kepala rumah sakit besar. Hidupnya tak ada kekurangan apapun baik materi ataupun kasih sayang.
Arnetha biasa dipanggil Arne oleh teman-temannya. Arne juga memiliki sahabat bernama Aini, mereka adalah teman sekelas yg cukup akrab. Disisi lain, Arne juga memiliki kekasih tampan dan populer bernama Boy. Mereka sudah berpacaran sejak bangku SMA.
Suatu hari, Boy memutuskan hubungannya dengan Arne dan malah melamar Aini. Bukan hanya itu pula, saat pulang ke rumah, ada Aini dan ibunya Marta yg ternyata adalah simpanan ayahnya. Sejak hari itu, Arne dan mamanya Jeny pergi dari rumah karena diusir oleh ayahnya Arne, Richardo.
Bukan hanya hati Arne yg terluka tapi juga keluarganya hancur karena ayahnya yg mengkhianati mereka. Bagaimana Arne melewati kehidupannya yg pilu?? Dapatkah Arne menemukan belahan jiwanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hunny24, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab.10 Pertunangan
Arne pun mempersiapkan diri untuk hadir dalam pertunangan Aini dan Boy. Meski sakit hatinya masih terasa, tapi Arne tak boleh takut dan kalah oleh rasa sakit tersebut. Arne sudah bertekad untuk menghadapinya dengan berani.
Kenzi pun menemaninya memilih gaun di butik, sementara Nino hanya duduk dan mengantar mereka di butik.
"Bagaimana dengan yg ini?" tanya Kenzi.
"Ken itu terlalu terbuka, nanti aku dinilai murahan." ucap Arne.
"Hmm.. yasudah ayo cari lagi." ucap Kenzi.
"Ken, bagaimana kalau yg merah ini?" tanya Arne.
"Wow.. kau yakin mau pakai ini?" tanya Kenzi.
"Ya.. agar semua melihatku.. itu tujuanku." ucap Arne.
"Nampaknya kau sudah punya rencana, dan gaun ini cukup elegant." ucap Kenzi.
"Cobalah." ucap Kenzi.
"Oke.." ucap Arne lalu pergi ke fitting room.
Tak lama Arne pun keluar dengan gaun merah tersebut.
"Daebak..! kau luar biasa Arne." ucap Kenzi.
"Pilihanku tak salah bukan?" tanya Arne.
"Ya, kau memilih gaun dengan berani." ucap Kenzi.
Nino pun yg melihatnya hanya mengacungkan jempolnya saja. Dimatanya semua gaun sama saja.
Lalu Arne pun membayar gaun tersebut, dan mencari beberapa aksesoris yg cocok untuknya. Dibantu oleh Kenzi yg memilihnya, Arne pun jadi tambah semangat dan bahagia.
Kemudian mereka istirahat di sebuah cafe karena lelah. Kenzi dan Arne pun masih bersemangat, sementara Nino dirinya sudah menyerah mengikuti dua gadis itu.
"Apakah kalian masih ingin jalan lagi? aku lelah."ucap Nino.
"Nino, wanita itu memang begini kalau belanja." ucap Kenzi.
"Makanya aku bertanya karena aku bukan wanita." ucap Nino.
"Ken, lebih baik kita membiarkan Nino pulang saja." ucap Arne.
"Yasudah, kalau kau lelah.. kau bisa pulang." ucap Kenzi.
"Oke.. aku setuju, setelah minumanku habis aku akan pulang." ucap Nino.
"Nanti aku yg akan mengantarmu pulang Ken." ucap Arne.
"Oke, aku setuju." ucap Kenzi.
Setelah mempersiapkan semuanya dengan rapi, Arne pun hanya tinggal menunggu hari H. Ketika hari H, Arne pun mempersiapkan diri dan pergi ke salon yg sudah dipesan oleh Kenzi, Arne pun ingin membuktikan pada Aini dan Boy kalau dirinya bisa bangkit. Dan juga pada papanya kalau tanpa papanya Arne akan baik-baik saja.
Arne pun di make over di salon dan mengenakan gaun yg ia pilih bersama Kenzi. Setelah semuanya rapi, Arne pun melihat dirinya di depan cermin. Semua orang pun memujinya cantik dan luar biasa dengan gaun merah yg berani tersebut.
"Tak semua orang bisa memakai gaun merah.." ucap penata riasnya.
"Terimakasih." ucap Arne tersenyum.
"Kau akan jadi pusat perhatian kalau terlalu cantik begini." ucapnya lagi.
Arne pun hanya tersenyum karena memang itulah tujuannya. Dirinya ingin menjadi pusat perhatian bagi Aini dan Boy, serta papanya yg tega membuangnya demi wanita lain.
"Lihat saja, aku akan menunjukkan taringku pada kalian." gumam Arne dalam hati.
Arne pun pergi ke pesta Aini dan Boy dengan menggunakan mobil baru yg diberikan oleh Jakson. Dirinya sengaja memilih gaun merah agar senada dengan mobilnya dan tampak berani dengan warna tersebut.
Arne pun memasuki rumahnya tempat dirinya tumbuh dulu. Banyak kenangan tentang rumah tersebut yg membuat Arne sedih jika menyadari apa yg terjadi saat ini. Tapi bersedih takkan mengubah keadaan karena papanya tetap memilih selingkuhannya dan Aini.
Arne pun memarkirkan mobil dan membuka atap mobilnya membuat semua perhatian tertuju padanya. Beberapa pelayan pun menyapanya karena sudah lama tak melihatnya.
"Selamat datang nona.."
"Aku senang bertemu nona lagi."
"Terimakasih, apa aku terlambat?" tanya Arne.
"Tidak juga, karena acaranya baru dimulai 5 menit lalu." ucap pelayan itu.
"Oke.. aku akan masuk." ucap Arne tersenyum pada mereka.
Arne pun sengaja datang agak terlambat agar bisa melihat mereka langsung tanpa perlu menunggu. Dan Jakson langsung mengenali cucunya serta memintanya ada di dekatnya.
"Arne, akhirnya kau datang juga." ucap Jakson.
"Tentu kek." ucap Arne.
Sementara beberapa pasang mata menatap pada Arne yg menggunakan gaun merah yg membuat dirinya jadi pusat perhatian.
"Jangan jauh dariku.. nanti mereka bisa menyakitimu." ucap Jakson.
"Baik kek." ucap Arne.
Arne pun duduk di dekat kakeknya dan menyaksikan acara tersebut dimulai. Richard pun dari kejauhan melihat Arne bersama ayahnya Jakson. Rasa rindunya terhadap putrinya pun sedikit terobati, walau Arne tetap memilih ibunya.
Setelah itu, acara demi acara pun dimulai termasuk acara memasangkan cincin di jari pasangan. Arne pun melihatnya untuk kedua kalinya dan rasanya dirinya ingin muntah melihatnya.
"Arne kau baik-baik saja?" tanya Jakson.
"Aku hanya mual kek. Rasanya aku harus ke toilet" ucap Arne.
"Pergilah ke toilet dulu.. dan kabari jika terjadi sesuatu." ucap Jakson.
"Baik kek, aku permisi." ucap Arne menuju ke toilet.
Rasa mual pun menghampirinya tatkala melihat Aini dan Boy saling memasangkan cincin mereka. Saat kondisinya sudah agak tenang, beberapa pelayan pun menghampirinya dan memberinya segelas air.
"Terimakasih." ucap Arne.
Lalu Arne pun ingin kembali ke tempat duduknya. Disana nampak Jakson sedang berbincang dengan seseorang. Saat Arne mendekat Arne mengenali pria tersebut.
"Arne, kemarilah.. kakek akan memperkenalkanmu pada Anderson." ucap Jakson.
"Anda yg di hotel waktu itu kan?" tanya Arne.
"Iya.. kita bertemu di Bali kemarin. Namaku Anderson." ucapnya.
"Arne, salam kenal." ucap Arne.
"Baguslah jika kalian sudah pernah bertemu." ucap Jakson.
"Dia cucuku, dia juga baru akan menjadi dokter. Semoga dia bisa menjadi sepertimu." ucap Jakson.
"Ya.. asalkan dia berusaha pasti dia bisa." ucap Anderson.
Arne pun lebih banyak diam dan mendengarkan obrolan Anderson dan kakeknya. Lalu mereka pergi untuk menyapa Richard dan memberikan selamat.
Saat Arne berjalan semua mata pun menuju padanya, seorang wanita cantik dengan gaun merah yg berani. Bahkan semua orang nampak tersenyum melihat kecantikan Arne. Dari kejauhan, Boy pun memandangnya dan itu membuat Aini sedikit cemburu.
"Boy, kau lihat apa?" tanya Aini.
"Itu ada Arne, dia sangat berani datang kemari." ucap Boy.
"Ck. jangan bohong, dia hanya sedang cari perhatianmu saja.." ucap Aini.
Sementara Arne pun terus berjalan ke arah mereka. Arne pun menyapa ayahnya yg sudah berhari-hari bahkan tak menghubunginya.
"Halo pa.. bagaimana kabarmu? aku terkejut papa memintaku datang kemari." ucap Arne.
"Kelihatannya kau baik-baik saja, karena kakekmu menyayangimu." ucap Richard.
"Begitulah.. sepertinya papa baik-baik saja." ucap Arne.
"Tentu saja aku memperhatikan cucuku satu-satunya.. Kau sudah membuangnya begitu saja." ucap Jakson.
"Ayah." ucap Richard.
"Silahkan papa bicara pada kakek aku mau mengucapkan selamat pada Aini dan Boy." ucap Arne.
Arne pun melangkah menuju ke arah Aini dan Boy. Tanpa sungkan dirinya langsung mengucapkan selamat pada keduanya.
"Selamat untuk kalian berdua.. " ucap Arne.
"Iya terimakasih sudah hadir." ucap Aini.
Sementara Boy terpaku melihat Arne yg terlihat sangat cantik dan anggun malam itu.
"Boy, kau mabuk? " tanya Arne melihatnya terdiam.
"Aa.. terimakasih sudah hadir." ucap Boy.
"Ya.. pokoknya selamat ya.. " ucap Arne lalu pergi.
Aini yg kesal melihat penampilan Arne yg memukau dan bahkan sampai membuat Boy terpaku pun tak tinggal diam. Dirinya bahkan sampai menginjak ekor gaun milik Arne dan membuatnya hampir terjatuh. Beruntung Anderson yg melihatnya segera membantunya agar tak jatuh.
"aah.." ucap Arne terkejut.
Breekk.. Ekor gaunnya pun sobek.
"UPss.. maaf Arne aku tak melihatnya." ucap Aini.
"Sepertinya kau harus memeriksa kedua matamu ke rumah sakit." ucap Anderson yg tahu kalau itu disengaja.
Sementara Arne pun mencoba tenang dengan gaunnya yg sobek di bagian belakang.
"Tak masalah, aku masih bisa membelinya satu lusin jika mau." ucap Arne pada Aini.
"Terimakasih tuan Anderson.. tak usah diladeni ucapannya lebih baik kita kesana." ucap Arne mengajak Anderson pergi.
Anderson pun menemani Arne karena Jakson masih berdebat dengan Richard.
"Wanita tadi sengaja melakukannya." ucap Anderson.
"Aku tahu, dia memang selalu iri padaku dan berusaha merebut semua yg menjadi milikku." ucap Arne.
"Ya aku tak tahu apa masalah kalian, tapi berkatku kau tidak dipermalukan." ucap Anderson.
"Terimakasih atas perhatianmu. Haruskah aku mentraktirmu makan?" ucap Arne.
"Bagaimana kalau minum?" tanya Anderson.
"Aku tidak bisa minum alkohol.. jangan coba ajak aku kesana jika tak ingin berurusan dengan kakekku." ucap Arne.
"Aku hanya bercanda, kau tak perlu mentraktirku untuk berterimakasih." ucap Anderson.
"Ya sesuai keinginanmu tuan." ucap Arne.
Di sudut lain, nampak Boy terus melihat ke arah Arne yg tengah mengobrol bersama pria tadi. Hatinya pun merasa kesal melihatnya, apalagi Arne sangat cantik malam ini.
"Ck.. kenapa setelah putus dia kelihatan cantik sekali? apa aku menyesal telah memilih Aini sekarang?" gumam Boy dalam hati.
kenapa gk sekalian ketiban bom
🤣🤣🤣
hehheeh laki2 didunia halu memang meresahkan