Bukan Istri Yang Dinginkan

Entah apa yang dilakukan Safira pada motor Endru, sehingga membuat wajah Safira tersenyum puas.Ia benar benar puas sudah memberi pelajaran pada Endru .

"Udah yok cabut". Safira mengajak Laila segera pergi dari lokasi kampus.

"Lho apain tu motor Endru?" Tanya sila penasaran.

"Gue buat tu motor gak bisa jalan lagi." jawab nya tertawa, kemudian sila ikut tertawa membayangkan wajah kesal Endru.

Saat ini para mahasiswa dan mahasiswi universitas X berhamburan pulang, Endru dan temannya berjalan menuju parkiran dimana motornya berada, dan betapa kagetnya ia saat melihat keadaan motornya.

Matanya membola melihat motor yang baru saja dia beli sebagai pengganti motornya yang dimenangkan Safira. Ban depan nya tidak ada, bahkan bensin dan oli nya dibocorin hingga membasahi tanah.Nafasnya naik turun emosi melihatnya.

"Wah, bro, parah. Siapa yang berani ngelakuin ini sama lho." Ucap Riko temannya Endru.

"Ck,Gue juga gak tau".

Endru menelisik mencari roda ban motor nya disetiap sudut parkiran.

"Ndru, lihat." Riko menunjuk dimana ban motor Endru, Endru membolakan matanya, nafas nya tambah memburu melihat ban roda motornya digantung diatas pohon mangga yang ada didekat parkiran itu, tidak hanya itu, ban nya pun sudah disayat sayat.

"Waaahh... Parah bro,parah banget tau gak. Gak bisa dibiarin ini." Riko menggeleng dengan apa yang dia lihat. "Disini apa gak ada CCTV apa?" sambung nya lagi.

"Coba kamu cek, ada CCTV gak di sekitar sini? gue harus dapetin tu orang." Endru benar benar marah,dia tidak akan melepaskan jika dia mendapatkan orang yang merusak motornya.Saat kakinya hendak melangkah matanya teralihkan pada benda yang tergeletak didekat motornya. Ia mengambil benda tersebut dan menelitinya.

"Bros?" Tanyanya dalam hati dan memasukkannya dalam saku celana nya.

***

Mobil mewah Lamborghini Aventador SVJ Roadster Grigio Telesto memasuki dan berhenti didepan loby gedung pencakar langit itu,sebuah perusahaan elit dan ternama. Turun seseorang pria tampan mengenakan stelan jas berwarna navy dan sepatu pantofel hitam mengkilap membuat pria tampan itu berkali kali lipat tampan, banyak pasang mata wanita yang memuja dan terpesona olehnya.

"Uhhh...ganteng banget sih pak bos".

"Jodoh siapa sih?"

"Udah punya calon belum yah?"

"Mau donk jadi istrinya, jadi pacar nya juga boleh."

"Kalo gue,jadi simpanan pak boss juga rela."

Begitulah bisik bisik para karyawan yang menjadi pengagum nya, namun tak dipedulikan oleh Alvian, dia terus berjalan dan memasuki lift dan menekan nomer menuju ruang kerjanya.

"Al tunggu Al". Teriak Aluna mengejar Alvian namun lift sudah tertutup.

"Aarrghh..." Aluna menghentakkan kaki nya kelantai.

tawa para karyawan yang berada disekitar pecah melihat Aluna.

"Hey, mau deketin pak boss? Gak akan mampu lho." Ejek wanita yang bernama Ririn dengan tangan bersedekah didada.

"Lho belum tau aja siapa gue, gue bisa naklukin boss tampan itu." seringai Aluna percaya diri.

"Jangan mimpi lho, Gue yang cantik begini aja gak dilirik sama boss,apalagi elu." Ririn menunjuk dada Aluna dengan jari telunjuknya.

"Cantik dari mana, Kaya ondel ondel gini dibilang cantik.Gak ada kaca dirumah lho? ngaca dulu biar lho sadar." Balas Aluna mendorong Ririn."Awas aja lho,kalo gue jadi nyonya Alvian Atmaja nanti, lho orang pertama yang gue pecat." sambung Aluna

" Hahah... Ngehalu lho, jangan mimpi ketinggian. bangun, ntar sakit jatoh." Ucap Ririn melangkahkan kaki dan menubruk Aluna dengan bahunya membuat aluna terhuyung. Tidak terima atas perlakuan Ririn,Aluna menjambak rambut Ririn.

"Aaa..." Teriak Ririn menahan rambutnya yang ditarik Aluna. Tidak terima Luna menjambak ya ia membalas dengan menarik rambut Aluna juga,Akhirnya terjadilah Jambak menjambak antara mereka berdua, tidak ada yang melerai mereka, malahan para karyawan lain tertawa melihat aksi mereka hingga Azka datang menghentikan.

"Hey, apa apaan ini?" Namun tidak mengusik Aluna dan Ririn.

"HENTIKAN" teriak Azka membuat perkelahian Aluna dan Ririn berhenti.Mereka mematung melihat Azka didepan mereka dengan sorotan tajam.

Apa apaan kalian? Disini bukan arena perkelahian, cepat kembali ketempat masing masing." bentak Azka sambil berlalu meninggalkan mereka berdua.

Aluna dan Ririn masih mematung melihat kepergian Azka. "Awas lho." Aluna mendorong Ririn dengan jari nya dan berlalu pergi sambil memperbaiki rambut nya yang berantakan.

"Awas aja tuh orang, gue depak dari sini sesegera mungkin, Gue harus bisa dapetin cintanya Alvian lagi, gue yakin Alvian akan mencintai gue lagi." Ucapnya tersenyum percaya diri.

"Waaahh ternyata bos idola para wanita sedang tersenyum bahagia disini. Ledek Azka namun tak dihiraukan Leh Alvian.

"Oh ya Al ,Minggu depan kita ada pertemuan dengan investor di Jepang."

Alvian menatap Azka dan mengerutkan kening nya. "Berapa lama kita kesana".

"Satu Minggu gue kira cukup".

"Lho saja yang pergi ya, lho pasti bisa ngehendle semuanya, gue gak mau lama lama ninggalin Nafisah." Ucap nya santai tanpa beban.

Azka membolakan mata. "Hello...lho kira cuma lho doank yang punya istri! Gue juga punya."

"Ck..." Alvian menggusar wajah nya.

"Gimana kalo kita bawa aja istri istri kita, sekalian honeymoon. secara lho kan belum ada honeymoon, dan gue juga gak pernah pergi honeymoon.

"Lho benar, Lho siapkan semua nya." perintah Alvian. Uda jam pulang belom sih? " sambungnya sambil melihat jam di pergelangan tangannya.

"Ck..Hey,,nyadar,Lho baru aja datang,Masih pagi. Udah mau pulang, kenapa? kurang jatah lho tadi malam?"

Satu buah buku melayang mengenai dada Azka,Alvian melempar nya dan menatap nya kesal.

"Hahahaha...Bucin banget sih lho, Baru rasa kan lho kalo sudah Bucin." Azka tertawa terbahak melihat Alvian yang sangat Bucin dengan istrinya.

"Apa kau tidak ada kerjaan sehingga kau mengganggu ku terus? Sana kerjakan tugas mu."

"Baiklah,gue keruangan gue dulu, Lho selesaikan cepat sebelum kita berangkat kejepang." Azka memberikan setumpuk berkas pada Alvian.

Tok tok tok, suara pintu diketok dari luar membuat Alvian dan Azka saking pandang.

"lho ada tamu?" tanya Azka.

"Tidak". Coba lho liat.

Azka membuka pintu ia mengernyitkan dahinya melihat Aluna datang dengan secangkir kopi ditangannya.

"Ngapain kamu kesini?" Tanya Azka datar.

"Saya mau ngasih kopi ini untuk Alvian." ucapnya tersenyum manis.

"Pak Alvian, ingat pak Alvian. Dia itu boss kamu, jadi jangan lancang bicara."

"M..maaf pak, saya mau ngasih kopi ini untuk pak Alvian." Ralat Aluna kembali, wajahnya sedikit jelouse melihat Azka.

"Awas kamu, kamu juga akan aku pecat jika aku sudah menjadi nyonya Alvian Atmaja nanti." gerutu nya dalam hati.

"Kenapa kamu yang mengantar? apa kamu sekarang berganti profesi jadi OB?"

"Ti..tidak pak." Jawabnya terbata.

"Sekarang kembali kemeja kamu."

"I..iya pak." Aluna berbalik dan melangkahkan kakinya pergi.

Azka kembali masuk ke ruangan Alvian dan nenutup kembali pintunya.

"Siapa?" tanya Alvian penasaran karena tadi mendengar suara Azka membentak.

"Mantan lho."

Alvian menaikkan sebelah alis mata nya. "Lho cari tau informasi tentang nya dan apa motif dia bekerja disini Ka.

.

.

.

Bersambung.

Jangan lupa tinggalkan jejak ya🥰

like, coment dan vote nya ya 🥰😘