semoga kalian suka yaww makasihh♥️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jestimjaber, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bagian 14
"Nak, kamu sudah pikirin lagi soal omongan papa kemarin?" Alice melirik papa nya sekilas lalu kembali melanjutkan Makan nya
"Belum pa, aku masih belum mikir sampe situ" jawab nya singkat
" kenapa sayang? Apa kamu punya pacar, kenalin dong ke papa" Alice menghela nafas pelan
" aku engak ada pacar pa, dan aku juga masih pengen fokus kuliah" Mama dan papa nya hanya saling pandang
" kalian tidak harus langsung nikah bisa tunangan dulu sembari mengenal satu sama lain" jelas papa
" segitu nya ya papa pengen aku sama pak vincent, gimana kalo dia jahat papa mau memasukan aku ke kandang singa dong" seketika papa langsung tertawa
" Sayang papa engak mungkin seperti itu, papa Sudah selidiki Vincent dia anak baik kalian juga tidak beda jauh" Alice memutar bola mata malas
" delapan tahun itu lama pa, ibarat nya pak Vincent itu udah kakek kakek dan aku cucu nya" kedua orang tua Alice palah tertawa
" sayang ya engak gitu juga banyak kok suami istri yang beda beberapa tahun bahkan ada yang sampe lima belas tahun" mata Alice membulat sempurna
"Itu mah dia sengaja jadi sugar baby mungkin" mata kedua orang tua Alice langsung melotot
"Alice engak boleh ngomong gitu nak" tegur mama, Alice hanya tersenyum saja
Setelah selesai makan malam Alice langsung pergi ke kamar nya untuk mengerjakan tugas kuliah sembari vidio call dengan Leo. Alice memang sering meminta bantuan Leo ketika ia kesusahan dalam mengerjakan tugas, kebetulan leo selalu juara dulu saat di sekolah jadi bisa dibilang ia adalah murid berprestasi
Pagi hari nya Alice masih terlelap dikasur nya sudah beberapa kali bibi dan mama nya mencoba membangun kan nya namun masih saja tidak mau bangun. Hingga tiba tiba
Ceklek
Alice santai saja karena ia kira pasti mama atau bibi nya lagi, lagian kalo papa nya mana mungkin. Tapi tiba tiba suara ada suara pintu dikunci karena ia penasaran itu siapa ia langsung membalikkan badan nya dan betapa terkejutnya sampai ia reflek langsung duduk
" Pak Vincent ngapain dikamar saya?" ia mencoba menutup wajah nya dengan selimut
" mau bangunin kamu" ia melangkah mendekati Alice
karena saking panik nya Alice Langsung melempar bantal ke arah Vincent dan langsung ditangkap oleh nya
" bapak tau engak si masuk kamar anak gadis itu engak sopan, keluar sekarang!" bentak Alice
" kenapa taku banget si kayak nya, udah sekarang kamu mandi siap siap terus kita keluar" Alice mengerutkan dahi nya
" keluar kemana? Saya engak mau ya keluar sama bapak, udah sana keluar saya telfon papa ya" Ancam Alice, Vincent hanya tersenyum saja
Saat Vincent hendak mendekat ke arah Alice tiba tiba saja ponsel nya berdering Vincent melirik alice sekilas lalu merogoh ponsel nya dan mengangkat telfon tersebut sembari berjalan keluar kamar. Alice langsung bisa bernafas lega. Ia cepat cepat mengunci pintu kamar nya lalu masuk ke kamar mandi
'gila ya itu dosen berani berani nya masuk ke kamar gue'
dengan cepat Alice melepas semua baju nya dan segera mandi setelah selesai ia menuju ke walk in close memakai pakaian lalu merias wajah nya lalu mengambil tas dan heels dan segera turun
" pak Vincent pak" ia berjalan ke dapur ke ruang tamu ke ruang Tv namun tidak menemukan vincent sama sekali. Aneh nya bibi dan mama juga engak ada
Saat alice hendak keluar ia baru saja membuka kenop pintu ia terkejut karena sudah lebih dulu dibuka oleh seseorang
" Alice, kita harus pergi sekarang" ujar Vincent tiba tiba, Alice hanya terdiam ia mencoba mencerna ucapan Vincent
Namun ia terus mengikuti kemana Vincent itu pergi terlihat di luar ada beberapa bodyguard seperti nya itu anak buah Vincent, ia langsung masuk kedalam salah satu mobil disana bersama Vincent dan mobil segera melaju ke suatu tempat yang bahkan Alice tidak mengetahui nya
Saat dijalan pun terlihat Vincent sibuk mengotak atik ponsel nya sedang salah satu anak buah nya di depan juga sibuk mengotak atik macbook nya entah apa yang mereka kerjakan alice juga tidak tau.
" pak seperti nya Orang kita kehilangan jejak nya" Ujar Anak buah tersebut
" bodoh sekali! Saya tidak mau tau mereka tidak boleh meloloskan nya" Bentak Vincent sedikit keras. Membuat nyali Alice sedikit menciut padahal bukan dia yang dibentak
'kenapa galak bener ini dosen, ngeri juga diem aja ah daripada dimarahi'
tak lama mobil berhenti tepat di depan sebuah gedung tinggi yang Alice tau itu kantor Vincent karena papa nya pernah bercerita kepada nya
"kamu tunggu dimobil sebentar ya saya masuk dulu. Jangan keluar di luar banyak wartawan" Ucap Vincent lembut. Alice hanya mengangguk saja
Lalu Vincent dan kedua anak buah nya Turun, sebenarnya ia sangat binggung kenapa tiba tiba banyak wartawan dan Vincent juga keliatan tegang sekali apakah ada masalah? Tanya nya kepada diri sendiri
Alice sampai mengantuk dimobil karena Vincent tidak kunjung datang, ia juga melihat suasana di depan kantor nya perlahan semakin sepi seperti nya orang orang itu sudah pergi pikir nya
Tak lama ia melihat Vincent dan salah seorang anak buah nya berjalan keluar gedung, ia tidak lagi melihat wajah ketegangan diantara mereka berdua.
Ketika Vincent hendak masuk mobil Alice berpura pura sibuk dengan ponsel nya
" Langsung ke restoran jek" Ucap Vincent kepada asisten nya. Alice langsung menoleh
" mau ngapain pak ke restoran?" tanya Alice
" Mau jualan sapi saya disana" jawab Vincent ngaco, Alice langsung mengerutkan dahi nya
" ih serius, ngapain ke Restauran si pak saya kan engak laper kita pulang aja" Vincent langsung menghela nafas ia memang harus lebih sabar menghadapi Alice
" kamu memang tidak lapar tapi saya lapar Alice" Alice hanya mengangguk saja
" kenapa tadi engak beli aja si pak di kantin, kan di dalam pasti ada kantin nya" Vincent langsung menoleh
" ya terserah saya dong mau beli dimana" Alice langsung mendengus kesal mendengar jawaban Vincent
" ya santai dong pak saya kan cuma tanya" Vincent langsung sadar kalo Alice marah, namun ia hanya diam saja
Tak lama mobil berhenti di depan sebuah Restaurant mewah, karena ia masih merasa kesal dengan Vincent ia langsung membuka pintu mobil dan hendak turun namun tiba tiba tangan nya ditarik oleh Vincent
" Apalagi si pak kata nya mau makan, ya udah ayo turun" Vincent masih terdiam sembari menatap Alice
Vincent langsung membuka sebuah Kotak yang diberikan oleh anak buah nya
" kamu pakai ini" Alice kembali menutup pintu mobil nya dan menatap isi kotak tersebut
" ini apa?" ia melihat ada jaket, kacamata, topi, dan masker semuanya serba hitam
" buat apa pak?" ia menatap aneh ke arah Vincent
" kamu pakai ya saya takut di luar ada wartawan saya tidak mau menyeret kamu ke masalah saya saat ini" Alice langsung memiringkan wajah nya
" masalah apa? Kenapa cuma saya yang disuruh nutup diri, kenapa bapak tidak?" Vincent menghela nafas pelan
" kapan kapan saya jelaskan, kali ini tolong kamu nurut ya sama saya. Saya tidak mau kamu terluka karena saya" Seketika jantung Alice berdetak sangat kencang mendengar ucapan Vincent tadi
'Saya tidak mau kamu terluka karena saya?'
Ia ulangi perkataan Vincent tadi entah kenapa rasanya ia senang sekali mendengar kata seperti itu keluar dari mulut Vincent
" Alice?" Vincent memanggil alice dengan nada lembut
" ah iya pak saya pakai sekarang" ia langsung melepas cardy nya dan segera memakai jaket tersebut. Sontak saja Vincent dan kedua Asisten nya langsung keluar ketika melihat Alice melepas cardy nya
Setelah selesai Alice langsung keluar dan mereka berdua segera masuk kedalam restauran, ia diajak kedalam ruangan VIP tak lama pelayan datang memberikan buku menu
" kamu pilih lah mau pesan apa" Vincent memberikan buku menu nya kepada Alice
" Silky pudding dan Jus mangga saja" Vincent langsung menatap Alice
" kamu engak mau makan?" ia menggeleng
" aku udah kenyang itu aja" Setelah itu Vincent memilih makanan dan minuman serta cemilan nya
Setelah itu Pelayan pun pergi, Alice kembali fokus dengan ponsel nya
" li, mama kamu pernah cerita soal saya engak? Tanya Vincent tiba tiba
" soal bapak? pernah ya paling sebatas bapak anak siapa terus kerjaan bapak apa gitu" Vincent menggeleng
" bukan itu, perasaan saya ke kamu" Alice langsung mendongak menatap mata Vincent, seketika pandangan mereka bertemu
"e.. itu pak" belum sempat Alice jawab tiba tiba pelayan datang, Alice sedikit bisa bernafas lega
" iya mba terimakasih" Vincent masih saja menatap Alice yang seperti nya sengaja mengalihkan pembicaraan
" makan pak kata nya lapar" Vincent langsung menyantap makanan tersebut, ia sebenarnya masih penasaran dengan jawaban Alice namun tidak mungkin ia akan memaksakan nya
Di sela sela makan itu tidak ada obrolan apapun hanya dentingan sendok yang berbunyi, apalagi itu ruang VIP dan kedap suara otomatis ia tidak ada suara apapun
" kamu beneran tidak mau pesan makan?" Alice menggeleng
" tadi saya sudah makan banyak pak, udah kenyang banget" jawab Alice
" apa kamu takut gendut?" seketika Alice mengerutkan dahi nya
" mana ada, aku makan banyak pun tidak gendut" Vincent hanya tersenyum
" kenapa tersenyum bapak tidak percaya?" Vincent menggeleng, Alice langsung merubah wajah nya menjadi marah
" bapak lihat ya sekarang badan saya masih segini coba satu Minggu lagi bapak lihat kalo aku jadi gendut berarti bapak benar tapi kalo aku tetap segini bapak harus beliin makanan saya yang banyak dan enak" ucap nya pd saja, seakan ia lupa siapa Vincent
" oke, tapi tadi saya engak bilang kamu gendut ya, hanya geleng kepala saja" Alice menatap tajam Vincent
" ya tapi gelengan itu kan seakan akan bapak tidak percaya kalo badan saya memang segini" Alice keras kepala juga ternyata gumam Vincent
" Alice gelengan itu bukan berarti harus tidak percaya ja__" belum sempat melanjutkan ucapan nya
" ah sudah tidak usah dibahas" Alice terlihat sangat kesal, ia sampai memotong ucapan Vincent
Vincent sama sekali tidak marah padahal ia paling tidak suka ucapan nya di potong oleh orang siapapun itu, hanya kepada Alice ia tidak bisa marah
" pak, habisin makan nya nanti kalo bapak engak makan terus sakit terus engak ngajar dan tugas saya semakin numpuk" Vincent melirik Alice sekilas
" kamu doain saja sakit?" Alice menggeleng
" mana ada, engak ada kata doain di ucapan saya tadi" Astagfirullah batin Vincent kenapa ia jadi kesal sendiri bicara dengan gadis itu.
pikirannya maen aja sm temen cwo nya