NovelToon NovelToon
Married By Mistake (Terpaksa Menikahi Sahabat)

Married By Mistake (Terpaksa Menikahi Sahabat)

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintamanis / Konflik etika / Pernikahan Kilat / Persahabatan / Romansa
Popularitas:954
Nilai: 5
Nama Author: Moira Ninochka Margo

"Aku hamil, Fir, tapi Daniel tidak menginginkannya,"

Saat sahabatnya itu mengungkapkan alasannya yang menghindarinya bahkan telah mengisolasikan dirinya selama dua bulan belakangan ini, membuatnya terpukul. Namun respon Firhan bahkan mengejutkan Nesya. Firhan, Mahasiswa S2, tampan, mapan dan berdarah konglomerat, bersedia menikahi Nesya, seorang mahasiswi miskin dan yatim-piatu yang harus berhenti kuliah karena kehamilannya. Nesya hamil di luar nikah setelah sekelompok preman yang memperkosanya secara bergiliran di hadapan pacarnya, Daniel, saat mereka pulang dari kuliah malam.

Di tengah keputus-asaan Nesya karena masalah yang dihadapinya itu, Firhan tetap menikahinya meski gadis itu terpaksa menikah dan tidak mencintai sahabatnya itu, namun keputusan gegabah Firhan malah membawa masalah yang lebih besar. Dari mulai masalah dengan ayahnya, dengan Dian, sahabat Nesya, bahkan dengan Daniel, mantan kekasih Nesya yang menolak keras untuk mempertahankan janin gadis itu.

Apa yang terjadi?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Moira Ninochka Margo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

TIGABELAS Permintaan—Firhan

"Jadi, kapan kita berangkat?" Nesya bertanya dengan penasaran sembari sibuk memasak makanan untuk aku tentunya.

Sore ini dia memasak Martabak Sayur, sesuai permintaanku dan aku hanya memerhatikan sembari menunggunya dengan sabar di meja bar dapur. Entah mengapa, aku ingin makan-makanan khas yang berasal dari India itu, bahkan Nesya meledek mengatakan bahwa aku ikut mengidam juga. Terserah dia, apa saja! Asal bisa melihat istriku itu tertawa lepas seperti tadi.

"Hei, di tanya, kok, melamun? Sambil senyum-senyum lihatin lagi!" goda Nesya yang membuat aku tersentak dan tersenyum lebar.

"Berangkat, ya? Surprise, bukan?" Aku menimpali mengingatkan yang membuat dia mendesah pasrah.

"Resiko punya suami penuh kejutan!" sungut Nesya dengan nada suara yang nyaris berbisik, sembari menyimpan sejenak adonan yang telah dia uleni dan telah jadi. Dan itu membuatku tersenyum sembari menggeleng dan tetap memerhatikannya.

"Ada apa, Sayang?"

"Tidak ada apa-apa!"

Nesya memaksakan senyum lebarnya dan yang terlihat hanya senyuman konyol dan lucu, membuat aku terkekeh dan ia membalas dengan mengerucutkan bibir setelah menjulurkan lidahnya. Kemudian, ia melanjutkan dengan mengiris bawang, sayuran, kornet, sosis dan semua bahan-bahan, lalu mencampurkan dalam kocokan telur yang lagi-lagi di kocok oleh tangan indah-lihai itu.

"Kalau kita tiba di Makassar, aku ingin pergi—"

"Rencana ketiga dan seterusnya itu kejutan! Dan aku tahu apa yang kulakukan dan yang kamu mau, Sayang," istriku itu cemberut dengan kesal dan itu menghibur yang membuat senyum ini diam-diam merekah.

"Apa mereka tidak ikut?" tanya Nesya di sela-sela memasaknya

Oh, aku tahu apa yang dia maksud, adalah keluarga kami!

"Tidak! Sudah kubilang, honeymoon kita, jadi itu hari spesial kita!"

Senyuman malu-malu yang berusaha di sembunyikan dalam pandangan menunduk dan fokus di masakannya, samar-samar tampak kulihat. Tidak membutuhkan waktu lama, Martabak spesial ala istri tersayang telah jadi dan dia menyajikan dihadapanku seketika.

"Aku mau mandi dulu, lalu menemanimu jalan!" Seru Nesya yang seketika mencondongkan tubuhnya mengecup pipi, setelah melepas celemek dan menghampiriku.

"Oke, Sayang. Trim’s atas Martabak enaknya."

"Terima kasih kembali. Selamat makan!" Seru dia lagi, lalu meninggalkan aku sendiri yang makan di bar dapur.

Baru suapan ketiga, suara bel pintu terdengar yang membuatku terpaksa membuka pintu.

Entah siapa bertamu di senja ini.

"Kau Firhan?" suara kasar itu terdengar yang membuat senyuman ramah di wajah ini, saat membuka pintu dan melihatnya berdiri di hadapanku—seketika merasa suasananya berubah jelek.

"Ya. Maaf, anda siapa dan cari siapa?” tanyaku bingung dan heran yang masih ramah pada lelaki tinggi dengan rambut jabrik hitamnya. Sorotan mata dia tajam dengan kilatan amarah dan defensive.

"Kau! Kau yang aku cari!" tukas lelaki berwajah oriental itu sambil menekan kosakatanya dan membuat alisku mengernyit.

Ada apa? Siapa dia?

"Maaf, Bung, tapi aku benar-benar tidak mengerti. Ada apa ini?"

"Kau yang ada masalah apa? Kau apakan Dian hingga membuatnya menangis sampai saat ini, setelah bertemu denganmu di resto?"

Dian? Dian siapa yang di maksudnya? Dian sahabat Nesya, kah? Apa dia tunangannya Juan?

Lalu, tunggu. Dian menangis? Oh, astaga! Aku ingat saat perdebatanku dengan Dian di Resto waktu itu.

"Kamu Juan?"

Lelaki tegap yang sejajar dengan posturku terdengar mendengus dan tersenyum licik. "Aku bertanya padamu! Bodoh! Asal kau tahu, aku sangat tidak suka melihat cintaku menangis, dan aku yakin kau bisa pahami itu," ringis lelaki jabrik itu yang rupanya Juan, tunangan Dian dan memutar matanya sembari menatapku tajam dengan sorotan kebencian dan geram di mata itu, pada akhir kalimat yang terdengar secercah ancaman dalam nada suaranya

Ia masih memandang tajam dan defensive dengan raut wajah geram sembari berlalu pergi, yang hanya aku pandang sampai naik ke mobil Van black white-nya dan perlahan hilang yang berlalu.

Saat aku baru melangkah beberapa meter untuk kembali masuk melanjutkan makan, suara bel lagi-lagi terdengar dan membuat aku mendesah seraya memejamkan mata.

Ada apa lagi Juan kembali?

Aku berputar dan melangkah kembali ke pintu utama tadi, lalu membukanya. Lelaki jangkung dengan wajah tirus penuh letih dan lesunya yang sekaligus pucat dengan sorotan mata penuh pengharapan namun hampa, kini berdiri dihadapanku dengan mata lebar terkejut.

Dia lagi! Ini dia, lelaki yang membuat gadisku menderita!

"Ada apa?" suara dingin yang keluar dari mulutku membuat wajahnya berubah memohon.

"Aku perlu bicara denganmu, Firhan. Please?"

Desahan yang berusaha sabar dan menekan amarahku terdengar saat ini, lalu seketika berontak dan bergemuruh di dadaku, saat sepasang mata ini melihat dia. "Mau menjelaskan apa lagi, Daniel?"

"Aku mohon, izinkan aku bicara dengan Nesya?"

Heh, yang benar saja! Setelah apa yang telah kau lakukan padanya?

Rahangku mengeras dan mengatupkan mulutku, mataku sejenak memandang dingin lelaki tidak tahu malu ini.

"Aku tidak ingin ribut denganmu. Jadi kumohon, Daniel, please, mengertilah! Aku rasa kamu lebih tahu Nesya dari pada aku," sahutku berusaha bersabar dan mencoba bicara baik-baik dengannya, berharap ia bisa mengerti jikalau telah seperti ini, kemudian hendak menutup pintu, tapi dicegat dengan menahan pintu itu agar tidak tertutup. "Aku mohon, Firhan? Dan dia juga masih pacarku, sampai saat ini!"

Pernyataan itu, seolah-olah membuat darahku yang berusaha membuat tenang, naik ke otak dan mendidih. Dadaku serasa mengaum keras dan terasa muak mendengar kata-kata itu. Aku benar-benar tidak menyukainya terdeteksi di indera pendengarku.

Cukup! Kau sudah membangunkan singa tidur, Bung!

Seketika, melompatinya dengan tatapan tajam penuh amarah dan kepalan tangan itu mendarat beberapa kali di wajahnya yang membuat berulang kali terjungkal ke tanah tanpa memberinya ampun dan kesempatan untuk bicara. Lagi dan lagi yang entah mengapa, tangan itu terus saja mengaum dan melayang di wajah Daniel dengan kasar dan keras tanpa ada perlawanan dari dia yang memang seperti membiarkan dirinya seperti itu. Bahkan ia tidak membalas untuk memukulku.

"AKU MEMOHON UNTUK HIDUP YANG TERAKHIR KALINYA?" teriak Daniel disela-sela tarikan napas dan ringisan kesakitannya saat aku hendak meninju wajah dia kembali. Dan itu, membuat aku berhasil menghentikan pukulan amarah ini.

Pandanganku masih memandangnya tajam, namun benakku kini berubah terkejut dan bingung dengan kata-katanya. Ada rasa aneh dan penuh arti dalam kalimat itu, tapi aku tahu apa, seolah-olah menjelaskan sesuatu yang…

"Please, untuk hidup yang terakhir kalinya?" ulang Daniel lagi, namun dalam intonasi yang nyaris berbisik dan di sela-sela batuknya sembari memegang dada.

Wajah tirus itu sangat pucat dengan beberapa lebam dan memar di pinggir bibir dan di pipi putih Daniel. Sebercak darah menempel di tepi bibir itu dan tak dihiraukannya.

Ada apa dengan dia?

Secercah kilatan hampa dan tidak ada kehidupan di sana terlihat memandangiku yang begitu berharap dan penuh memohon. Lagi-lagi kalimat itu terputar ulang di otakku dengan jelas, seperti ada sesuatu dalam kalimat itu.

Tanpa sadar, tangan ini terulur untuk membantunya berdiri. Dia meraihnya dan tersenyum tipis dalam ringisan saat bangkit berdiri.

"Datanglah besok. Aku butuh waktu untuk merayunya dulu,"

Entah apa yang akan kukatakan nanti pada istriku. Oh, Tuhan!

"Terima kasih, itu tidak akan aku lupa." Desah Daniel dalam ringisan dan wajah babak-belur nan pucat itu kini tampak berubah berseri, bagai kehidupan setetes telah menyentuh hidupnya. Rasa iba dan bersalah seketika merasuk dalam syarafku. "Terima kasih juga telah merawatnya, Sahabat." Lanjutnya lagi. Nada suara itu terdengar begitu tulus dengan raut wajah masih berseri dan tersenyum bahagia sembari menatap dan memelukku yang masih terdiam bingung, lalu menepuk pelan pundak ini berulang kali.

"Jaga dirimu!"

Entah mengapa, kata-kata mengandung cemas itu keluar begitu saja dari mulutku, meski terdengar datar. Entah apa yang terjadi, tapi benakku hanya ingin mengatakan ini pada dia. Daniel tersenyum, lalu menunduk.

Daniel lalu pergi berlalu yang perlahan menjauh dari rumah ini—dengan berjalan kaki. Ada secercah harapan di dalam mata kelamnya, raut wajahnya berseri riang meski pucat. Dia bahkan tak hentinya tersenyum sebelum berlalu di hadapanku. Seolah aku baru saja memberikan oksigen untuknya. Aku menghela napas berat. Kepalaku mulai berdenyut ketika menyadari, aku harus berpikir keras untuk membujuk dan memberikan alasan pada Nesya tentang permintaan Daniel.

 

...* * *...

1
Noveria_MawarViani
mampir juga ya ke novelku
Noveria_MawarViani
romantis banget
Noveria_MawarViani
bagus ceritanya
tasha angin
Gak sabar nunggu kelanjutannya!
Moira Ninochka Margo: halo kak, makasih udah baca, udah di up ya sampai bab 10
total 1 replies
Sky blue
Salah satu cerita terbaik yang pernah aku baca, mantap!
Moira Ninochka Margo: halo, makasih udah mampir dan support. Moga betah, hehe
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!