Johanna Kate seorang gadis cerdas yang kehilangan ibunya pada usia muda. Yohanna sama sekali tidak mengetahui keberadaan ayahnya dan mengharuskannya tinggal bersama bibinya dan Nara. Selama tinggal bersama bibinya, Yohanna kerap mendapatkan perlakuan tidak baik.
Setelah lulus SMA, Yohanna diusir. Lima tahun kemudian, Bibi Yohanna berulah lagi. Demi membayar utangnya Hanna di paksa harus menikah dengan lelaki yang sama sekali tidak dikenalnya.
Bagaimana kisah selanjutnya. Apakah Johanna harus menikahi lelaki yang sama sekali tidak dikenalnya.
ikutin terus yuk....
Novel ke sebelas ☺️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ani.hendra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ACARA PENTAS SENI
💌 MUST GET MARRIED 💌
🍀 HAPPY READING 🍀
.
.
Hari berlalu begitu cepat, setelah berlatih selama dua minggu, akhirnya acara pentas seni berlangsung hari ini. Acara diadakan di halaman sekolah. Suara musik sudah terdengar di sana. Ada dua panggung pada acara yang dilakukan, yakni panggung pertunjukan hasil karya setiap kelas dan panggung lain untuk menjadi tempat suguhan musik yang menampilkan penyanyi dari band dan DJ yang diundang khusus untuk memeriahkan acara itu. Para tamu undangan sudah memenuhi kursi yang sudah disiapkan. Sebelumnya pihak sekolah sudah melakukan seleksi dengan penampilan setiap perwakilan kelas dari setiap angkatan. Bagi nilai yang tinggi merekalah yang akan mengisi acara untuk hari ini. Lapangan sekolah mulai ramai seiring dengan orang-orang berdatangan ingin menyaksikan pentas seni. Acara pembukaan berjalan dengan sukses. Apalagi dengan adanya pertunjukan musik band membuat antusias para penonton.
Sebagai puncak acara, akhirnya band Lava menampilkan lagu-lagu mereka dan diakhiri oleh penampilan dari DJ flower. Rasa lelah yang semula ada perlahan hilang. Semangat Levi kembali dalam sekejap ketika mengetahui setelah penampilan dua guest star yang telah diundang, acara akan segera mencapai akhir. Acara berlangsung sangat meriah dan menjadi suatu kesuksesan untuk semua panitia yang memberikan waktunya dengan baik. Waktu terasa berjalan begitu cepat. Senyuman dan gurat bahagia yang terpatri di setiap wajah tamu undangan terlihat begitu enak dilihat. Suara gelak tawa terdengar begitu jelas, tanda mereka puas dengan hasil pertunjukan.
Semua guru mengucapkan terima kasih atas kerja keras para panitia hari ini. Mereka puas atas kinerja panitia cukup hebat dalam acara besar. Levi sebagai panitia acara ini ikut merasa senang dan tersanjung. Kerja keras mereka dihargai banyak orang. Akhirnya setelah berdiri cukup lama dari pagi hingga sore, Levi bisa mengistirahatkan kakinya.
Setelah istirahat sebentar, Levi melakukan sedikit evaluasi mengenai acara hari ini dan memutuskan untuk melanjutkannya kembali besok saat di sekolah. Evaluasi pun ditutup oleh ketua pelaksana acara. Mungkin hari ini terasa begitu panjang dan melelahkan, tapi karena mereka menjalaninya bersama semua terasa sangat menyenangkan. Levi dan beberapa tim lainnya cukup senang menjadi bagian dari kepanitiaan acara pentas seni. Mereka sudah seperti keluarga bagi Levi.
Sejak acara dimulai, Levi tak melihat Yohanna. Apakah karena terlalu sibuk dengan persiapan acara ini, sehingga tidak terlalu memperhatikan keadaan sekitar.
"Apa jangan-jangan Yohanna tidak masuk ya?" batin Levi.
Ia melangkah menuju parkiran mobil dan saat itu juga Levi melihat Nara berjalan dari arah lab yang saat ini dalam tahap renovasi.
"Nara?" batinnya. Tidak ingin menunggu, Levi pun menghampiri Nara. "Nara, tunggu!" panggil Levi saat melihat Nara menaiki motornya.
Nara berdecak saat mengetahui lelaki yang menolaknya beberapa hari yang lalu terlihat biasa saja dan tidak merasa bersalah. Nara mengembuskan napas kesal.
"Untuk apa kau menemuiku lagi?" Tanya Nara dengan nada ketus. Seakan menunjukkan bahwa ia masih sakit atas penolakan Levi yang sama sekali tidak memikirkan perasaannya.
"Kau lihat Yohanna?" Awal kata yang dia ucapkan.
"Cih...."
"Sejak tadi aku tidak melihatnya. Apa Yohanna baik-baik saja?"
Nara memutar bola matanya, jengah melihat sikap lelaki yang tidak bisa menjaga perasaannya itu. Hatinya masih sakit atas penolakan Levi. Eh tiba-tiba dia nanya Yohanna, wanita yang sangat dibencinya.
"Apa kau pikir aku bodyguard Hanna? Semua orang menanyakan Hanna, Hanna dan Hanna lagi. Cari sendiri dimana Hanna." Kata Nara dengan wajah kesal disertai tarikan napas yang panjang dan membuangnya dengan kasar.
"Bukankah kalian satu rumah. Setidaknya kau tahu dimana Hanna. Aku tidak mungkin tanya sama pak kepala sekolah atau guru-guru yang ada di sini. Sejak tadi aku tidak melihatnya, apakah dia tidak masuk sekolah?" Kata Levi.
Nara merasa jengah mendengar pertanyaan yang sama setiap hari dan itu membuat telinganya sakit. "Aku tidak tahu Levi, lebih baik kau cari di seluruh sekolah ini. Siapa tahu saja dia berbuat mesum dengan Albert. Sejak tadi aku melihatnya ngobrol dengan Albert. Kau puas?" Nara tersenyum sinis. Wajahnya benar-benar tanpa ekspresi.
"Apa? Jadi Yohanna ada?"
Alis Nara menukik tajam. "Bukankah aku sudah katakan, Yohanna ada bersama Albert." Ucapnya tanpa ekspresi. Setelah mengatakan itu, Nara langsung menghidupkan mesin motornya lalu membawa motornya meninggalkan Levi yang diam mematung di sana.
Levi hanya bisa mengembuskan napasnya. Ia melangkah menuju parkiran mobil. Ia tidak mungkin mengganggu Albert dan Yohanna. Jadi Levi memutuskan pulang. Sekolah sudah tampak sepi dan beberapa guru juga sudah pulang.
🔹🔹🔹🔹🔹
Dalam perjalanan tiba-tiba ponsel Levi berdering. Ia melihat nama panggilan masuk dari handphonenya ternyata itu dari Albert. Levi langsung menekan on dari earphone wireless yang terpasang di telinganya.
"Hai dude, maaf aku tiba-tiba menghilang di acara pentas seni kita." Ucap Albert di ujung telepon dengan nada menyesal.
"Ah...tidak apa-apa Albert. Teman-teman yang lain masih banyak kok yang membantu. Kau tidak perlu merasa bersalah."
"Dude, aku ingin mengabari Hanna tadi dilarikan ke UKS. Badannya panas sekali. Apa dia masih di sana. Tadi saat aku meninggalkannya dia masih tertidur. Apa dia sudah pulang?"
Mendengar kata-kata itu, Levi mendadak mengerem mobilnya sampai membuatnya terhuyung ke depan. Kepalanya hampir mengenai setir mobil. Ekspresi wajahnya tiba-tiba berubah, wajahnya terlihat menegang. Tiba-tiba ia teringat, perkataan Nara, bahwa Yohanna sedang bersama Albert.
"Bukankah Yohanna bersamamu?" Tanya Levi memastikan kembali.
"Iya, tadi Hanna memang bersamaku. Tapi aku meninggalkannya di UKS. Mommy menghubungiku karena ada urusan keluarga yang tidak bisa aku tinggalkan."
Telinga Levi seakan berdengung saat mendengar perkataan Albert. "Berarti Hanna masih di sekolah?"
"Dude, apa kau masih disana?"
" ......" tidak ada suara.
"Levi!" panggil Albert di ujung telepon.
Tanpa perduli dengan panggilan Albert. Levi memutuskan panggilan ponselnya dengan sepihak. Ia memutar mobilnya dengan cepat, pedal gasnya diinjak terburu-buru hingga menghasilkan decitan ban yang menggesek aspal. Wajahnya benar-benar panik. Ia semakin menancap mobilnya dengan kecepatan penuh menuju sekolah. Berharap Hanna masih di UKS. Levi melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya sudah pukul 18.15 wib.
Tidak butuh lama Levi sudah sampai di depan sekolah. Ia menarik rem tangan dan keluar dari mobilnya dengan terburu-buru. Gerbang utama sudah di tutup. Jelas saja, ini sudah pukul berapa. Kebaikan masih berpihak kepadanya. Ia melihat security yang berjaga sedang keliling.
"Pak!" teriak Levi memanggil pak Tomas. Berharap lelaki itu mendengar panggilannya dari luar gerbang utama. Tomas membalikkan tubuhnya dan mencari ke sumber suara.
"Pak, saya disini!" panggil Levi.
Dengan sedikit berlari, Tomas mendekati gerbang utama yang lumayan jauh.
"Eh... Ternyata si anak bule. Ada apa nak Levi? apa ada yang tertinggal? " tanya Tomas dengan sopan.
"Aku ingin masuk, katanya Hanna masih di UKS pak."
Dahi Tomas mengernyit. "Yohanna si anak pintar itu?"
"Ya... ya...benar pak. Aku mau ke UKS memeriksa apakah Yohanna masih di sana?"
"Silakan nak!" Pak Tomas membuka pagar dengan sedikit terburu-buru dan pagar utama sudah terbuka.
"Terima kasih pak." Ucap Levi tersenyum. Kemudian ia berlari menuju UKS yang lumayan jauh. Ia berharap Yohanna masih ada di sana.
.
.
BERSAMBUNG
^_^
Tolong dukung ya my readers tersayang. Ini novel ke sebelas aku 😍
Salam sehat selalu, dari author yang cantik buat my readers yang paling cantik.
^_^
dulunya hanya coretan baju doang...eh pulang pulang ke rumah kena marah enyak gue.... pokoknya paling suka jaman jaman sekolah dulu 😍