NovelToon NovelToon
BERTUKAR NASIB

BERTUKAR NASIB

Status: sedang berlangsung
Genre:Matabatin / Mengubah Takdir / Si Mujur
Popularitas:88.4k
Nilai: 5
Nama Author: Reny Rizky Aryati, SE.

Kisah ini bercerita tantang dua orang gadis yang memiliki kehidupan jauh berbeda sekali satu sama lainnya.

Valeria dan Gisela yang merupakan anggota academy musik di Soleram Internasional dan sama-sama menimba ilmu sebagai seorang murid disana untuk menjadi penyanyi terkenal.

Sayangnya nasib mujur bukan berpihak pada Gisela namun pada Valeria karena karya lagunya menjadi viral dan hits hingga mancanegara dan mengantarkannya sebagai penyanyi populer.

Penasaran mengikuti kelanjutan serial dua gadis yang berseteru itu !

Mari ikuti setiap serialnya, ya... 😉

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 25 KELAS DIMULAI HARI INI

Gisela berjalan cepat memasuki ruangan kelasnya. Dia duduk di bangku biasanya tanpa memperdulikan pandangan siswi lainnya.

Terdengar suara berbisik diantara para siswi yang sedang memperhatikan Gisela.

"Siapa dia ?" tanya suara seorang siswi.

"Entahlah, aku tidak mengenalnya karena aku juga baru melihatnya sekarang", sahut siswi lainnya.

"Kenapa dia duduk di bangku Valeria, tidakkah dia tahu bahwa itu adalah bangku biasanya Valeria duduk disana ???" tanya siswi berkepang dua.

"Aku tidak tahu apa-apa", sahut siswi berkaca mata.

"Rupanya siswi baru itu ingin mencari gara-gara dengan Valeria, apa dia tidak tahu perangai Valeria sekarang ini", kata siswi berpita merah.

"Ya, mana aku tahu, biarkan Valeria saja yang berbicara dengannya", kata siswi berkacamata.

"Suruh dia pindah ke bangku Gisela yang terletak di pojok kanan sana daripada cari masalah di kelas, bisa-bisa satu kelas ini dihukum karena ulahnya", kata siswi berkepang dua.

"Memangnya kita punya hak untuk menyuruhnya pindah, itukan bangku Valeria, biar dia saja yang memintanya pindah", sahut siswi berkacamata.

"Kenapa sih, semua orang tidak berani menyapa gadis itu, bukankah dia siswi baru di akademi Soleram ini", kata siswi berpita merah.

"Bukan tidak berani bicara dengannya tapi segan", sahut siswi lainnya.

Siswi berpita merah langsung menolehkan pandangannya ke arah siswi berambut merah seraya berkata.

"Kenapa ?" tanyanya.

"Ya, kau tahu saja kalau dia berbeda", sahut siswi itu.

"Ah, kau bisa saja menilai orang lain", kata siswi berpita merah sewot.

"Coba kau saja yang menegurnya, mungkin saja dia mau mendengarkanmu", kata siswi berambut merah.

"Apa sih kau ini ?!" sahut gadis berkepang dua terlihat kesal.

Gadis berpita merah itu memalingkan muka ke arah Gisela yang sedari tadi diam menyimak pembicaraan siswi-siswi di kelas ini.

Seulas senyuman lalu menghias sudut bibir Gisela.

"Tap... ! Tap... ! Tap... !"

Suara langkah kaki terdengar keras dari luar kelas.

"Selamat pagi semua !" sapa seorang wanita berkemeja rapi ketika dia melangkah masuk ke ruangan kelas.

Serentak seluruh siswi menjawab sapaan wanita itu.

"Selamat pagi, Mrs. Patricia !" sahut mereka bersama-sama.

"Terimakasih buat siswi-siswi cantikku. Bagaimana kabar kalian setelah liburan weekend ?" tanya Mrs. Patricia.

"Baik, Mrs, Patricia", sahut seluruh siswi kompak.

"Baiklah, baiklah, kalau begitu kita lanjutkan saja kegiatan belajar mengajar kita hari ini dengan pelajaran bab selanjutnya", ucap Mrs. Patricia seraya tertawa pelan.

Dengan serentak seluruh siswi mengeluarkan buku pelajaran mereka dan menaruhnya di atas meja mereka masing-masing.

"Pemahaman teknik vokal pada bab ini", kata Mrs. Patricia di depan meja mengajarnya.

Mrs. Patricia membuka halaman buku yang ada di depannya.

"Oh,iya, sebelum kita melanjutkan pelajaran berikutnya, aku akan mengabsen nama-nama kalian sebagai laporan harian kelas", ucapnya.

Seluruh siswi menyimak serius setiap perkataan Mrs. Patricia tanpa membuka suara mereka.

"Kita mulai dari urutan nomer absen pertama, Amanda !" ucap Mrs. Patricia mulai mengabsen.

"Hadir... !" sahut siswi berjambul seraya mengangkat tangannya.

"Lalu Emilia !" lanjut Mrs. Patricia.

"Hadir, Mrs. Patricia !" sahut siswi berkacamata sambil mengulurkan tangannya ke atas.

"Yolanda... !" panggil Mrs. Patricia seraya mengedarkan pandangannya ke ruangan kelas.

"Ada, Mrs. Patricia !" sahut siswi berpita merah dengan mengangkat tangannya ke atas.

"Kalau begitu selanjutnya Valeria !" panggil Mrs. Patricia lalu menoleh ke arah bangku kelas.

Mrs. Patricia terlihat terkejut kaget karena dia tidak melihat Valeria di bangkunya duduk namun dia melihat Gisela yang berubah penampilannya dari sebelumnya berada dibangku itu.

"Kemana Valeria. Dia tidak masuk sekolah hari ini ?" tanya Mrs. Patricia.

"Kami tidak melihat Valeria sejak tadi, Mrs. Patricia", sahut Yolanda.

"Memangnya kemana dia. Apa ada surat ijinnya kalau dia tidak masuk kelas hari ini ?" tanya Mrs. Patricia.

"Tidak ada surat ijin yang terkirim di keranjang depan, mungkin Valeria memang tidak masuk sekolah hari ini", sahut Emilia.

"Oh, begitu, ya. Bagaimana dia tidak ijin masuk kelas tanpa surat berarti dia membolos", ucap Mrs. Patricia.

"Mungkin, Mrs. Patricia", kata Yolanda.

"Ah, bisa-bisanya artis tidak mematuhi peraturan sekolah seharusnya dia lebih memberi contoh yang baik kepada teman-temannya", kata Mrs. Patricia.

Tidak satupun siswi yang menjawab ucapan guru mereka dan mereka lebih memilih diam sembari menunggu perintah Mrs. Patricia.

"Kalau begitu aku akan menanyakan hal itu pada manager Liam, mungkin saja dia tahu penyebab Valeria tidak masuk sekolah hari ini", kata Mrs. Patricia.

Mrs. Patricia melirik ke arah Gisela yang duduk di bangku milik Valeria lalu dia berkata padanya.

"Kamu siapa ?" tanyanya seraya menunjukkan jari telunjuknya kepada Gisela.

Gisela hanya bereaksi datar sembari membalas tatapan Mrs. Patricia.

"Saya siswi baru dikelas ini dan saya baru masuk hari ini, mohon bimbingannya", ucap Gisela seraya beranjak berdiri dari bangku belajarnya lalu setengah membungkukkan badannya, memberi hormat.

"Oh, manisnya, dia siswi yang baik sekali", puji Mrs. Patricia terharu.

Gisela tersenyum manis kepada Mrs. Patricia.

"Siapa namamu ?" tanya Mrs. Patricia.

"Gisela...", sahut Gisela datar.

Suara ribut mulai terdengar dari arah seluruh siswi-siswi kelas ini yang terlihat kebingungan dengan jawaban Gisela.

"Gisela ???" ucap mereka.

"Mana mungkin dia adalah Gisela yang gendut dan jelek itu ???" ucap beberapa siswi tak percaya.

"Bagaimana mungkin kau berubah selangsing ini, tidak mungkin jika kau Gisela. Jangan mengada-ada !" hardik Emilia.

Mrs. Patricia langsung melirik cepat ke arah Emilia.

"Emilia, dilarang berkata kasar pada siswi lainnya", tegur Mrs. Patricia.

"Ta-tapi, Mrs. Patricia. Ini tidak mungkin. Dia pasti mengarang cerita bohong, siswi baru ini pastilah bukan Gisela yang gendut itu", sahut Emilia tak terima.

"Gisela ?" tanya Yolanda. "Benar, Mrs. Patricia. Yang dikatakan oleh Emilia benar bahwa siswi baru ini pastinya mengarang cerita bohong !"

"Benarkah itu ?" sahut Mrs. Patricia seraya menaikkan kedua alisnya ke atas.

"Benar, Mrs. Patricia", ucap Yolanda.

"Jangan berkata keras, Yolanda, tidak baik", tegur guru kelas itu.

"Ta-tapi yang kami katakan benar", sahut Yolanda membela diri.

"Biarkan aku yang menanyakan pada Gisela. Dan kalian lebih baik diam saja, mengerti !" kata Mrs. Patricia.

"Baik, Mrs. Paticia...", sahut Yolanda dan Emilia berbarengan lalu menundukkan wajah mereka.

Mrs. Patricia mengamati buku absen kelas ini yang ada di tangannya seraya mengawasi Gisela yang masih berdiri di dekat meja belajarnya.

"Dan kau...", lanjutnya kepada Gisela.

"Saya, Mrs. Patricia ?" sahut Gisela.

"Ya, kau Gisela, duduklah kembali !" perintah Mrs. Patricia.

"Baik, Mrs. Patricia", sahut Gisela duduk dengan patuh.

"Apa kau benar bernama Gisela ?" tanya Mrs. Patricia mengulang ucapannya.

"Benar, saya bernama Gisela", sahut Gisela seraya menganggukkan kepalanya.

"Apa kau murid baru ?" tanya Mrs. Patricia seraya menatap serius ke arah Gisela.

"Tidak, saya bukan siswi baru dikelas ini", jawab Gisela lalu menggelengkan kepalanya.

"Baiklah, kalau begitu pelajaran akan aku lanjutkan karena tidak ada lagi yang kita bahas mengenai Gisela", kata Mrs. Patricia.

Mrs. Patricia mengedarkan pandangannya ke arah seluruh siswi-siswi kelas ini.

"Kita mulai pelajaran notasi musiknya, kita akan memulai dengan membuat lirik", ucapnya. "Dimulai dari Gisela...", sambungnya.

Seluruh siswi dikelas ini langsung tersentak kaget ketika mereka mendengar jawaban Mrs. Patricia.

Mereka menoleh kepada Gisela dengan sorot mata serius dan tampak sekali jika siswi-siswi itu kebingungan dengan ucapan guru mereka karena meminta Gisela membuat lirik.

Tatapan mereka terlihat ragu-ragu terhadap kemampuan Gisela.

"Ayo, Gisela mulai membuat liriknya !" perintah Mrs. Patricia.

Gisela segera mengangguk cepat seraya beranjak berdiri dari bangkunya.

"Baik...", sahutnya.

Gisela menarik nafas panjang berusaha berkonsentrasi dengan tugasnya membuat sebuah lirik.

Berbagai rangkaian kalimat melintas silih berganti dalam benak pikiran Gisela ketika dia ditunjuk oleh gurunya untuk memulai tugas pertamanya di kelas ini.

Tanpa ragu-ragu, Gisela memulai mengerjakan tugasnya.

Terdengar suaranya mulai merangkaikan kata demi kata menjadi sebuah baris bait lirik yang indah.

Mendengar lirik ciptaan Gisela, sontak seluruh siswi dikelas ini terhenyak kaget serta terkesima dengan kemampuan Gisela yang begitu hebatnya membuat sebuah lirik.

1
Reny Rizky Aryati, SE.
💞💞💞
Tina Andara
hadir...
Anonymous
lanjut thor...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!