NovelToon NovelToon
Hello! Miss Call...

Hello! Miss Call...

Status: tamat
Genre:Tamat / Ketos / Teen School/College / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:130.5k
Nilai: 4.9
Nama Author: age nairie

“Jadi kapan internet saya aktif kembali? Saya tidak akan menutup teleponnya jika internet saya belum aktif!” hardik Peter.
“Mohon maaf Pak, belum ada kepastian jaringan normal kembali. Namun, sedang diusahakan secepatnya,” tutur Disra.
“Saya tidak mau tahu, harus sekarang aktifnya!” ucap Peter masih dengan nada tinggi.
Disra berniat menekan tombol AUX karena ingin memaki Peter. Namun, jarinya tidak sepenuhnya menekan tombol tersebut. “Terserah loe! Sampe bulu hidung loe memanjang, gue ladenin!” tantang Disra.
“Apa kamu bilang? Bisa-bisanya memaki pelanggan! Siapa nama kamu?” tanya Peter emosi.
Disra panik, wajahnya langsung pucat, dia melihat ke PABX-nya, benar saja tombol AUX tidak tertanam kebawah. Sehingga, pelanggan bisa mendengar umpatannya.

Gawat, pelanggan denger makian gue!

***
Novel pengembangan dari cerpen Call Center Cinta 🥰
Ikuti kisah seru Disra, yang terlibat dengan beberapa pria 😁
Happy Reading All 😍
IG : Age_Nairie

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon age nairie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 10 Hari Pertama Kerja

...Jangan takut berjalan sendiri karena singa tidak pernah berjalan bergerombol seperti kambing!...

~Disra Auriestela~

Meskipun hanya menjadi asisten programmer. Namun, itu sudah membuat Disra senang. Tidak hanya akan mendapatkan banyak ilmu. Dirinya pun dibayar dengan gaji yang besar.

Hari pertama kerja, dia tidak perlu memakai pakaian formal seperti kerja kantoran pada umumnya. Perusahaan itu membebaskan dalam berpakaian selama itu sopan.

Disra menyiapkan buku dan modul kuliahnya kedalam tas. Sepulang kerja, dia akan langsung ke kampus.

Disra datang ke gedung tempat kerja barunya. Menampilkan senyum lebar setiap bertemu dengan orang lain meskipun tak mengenal orang tersebut.

Dia ditempatkan di sebuah cubicle, melihat sekeliling. Tidak ada Raska di tempat itu, tidak ada pula orang lain di sana. Dia tak tahu harus berbuat apa. Hanya ada resepsionis yang menunggu di luar ruangan.

Disra memberanikan diri untuk keluar ruangan, dia menghampiri sang resepsionis, membaca pin gold di dada sang resepsionis.

“Mba Ila, maaf kok ruangan sepi ya?” tanya Disra.

“Nanti juga ada Mba,” jawab Ila sang resepsionis.

“Oh! Bukannya masuk kerja jam 8 ya Mba?”

“Iya, tapi biasanya pada datang jam 9,” jelas Ila.

Disra mengangguk dan kembali ke dalam ruangan. Ruangan kosong yang jika dia berbicara akan menggema. Disra membuka ponselnya, sesekali mengecek email dan juga chat. Setelah itu dia melihat sekeliling ruangan. Masih belum tahu apa yang harus dia lakukan.

Jam terus bergulir dan akhirnya Raska datang ke hadapannya. “Wih, dah datang loe?”

“Udah, Kak,” jawab Disra.

“Datang jam berapa?”

“Sampai sini jam 7:30.”

“Pagi banget! Besok-besok datang jam 9 aja.”

“Emang boleh, Kak?”

“Bolehlah.” Raska meletakan tas ranselnya di mejanya. Lalu, pria itu pergi meninggalkan ruangan.

“Kak Raska mau ke mana?” tanya Disra menghentikan langkah Raska.

“Ngopi!” seru Raska.

Disra melihat jam menempel di dinding. Raska melihat kebingungan di mata Disra. “Mau ikut nggak?”

“Nggak suka kopi, Kak.”

“Nggak cuma kopi, di sini ada teh juga.”

“Boleh Kak? Ini udah jam 9.”

“Ya boleh! Udah ikut aja dari pada sendirian!” seru Raska.

“Nanti yang lain nyariin nggak?”

“Ya lain siapa? Pak Bagas? Dia juga lagi ngopi!”

“Bukan, karyawan lainnya?” tanya Disra semakin bingung.

Dia biasa kerja dalam lingkup ruang Call Center yang biasanya berisi 50 orang dalam satu ruangan. Ke samping kanan dan kiri, depan dan belakang, dia akan melihat para rekan kerjanya. Namun, di tempat dia bekerja saat ini sudah jam 9, dia baru bertemu dengan dua orang. Ila dan juga Raska, sangat berbanding terbalik dengan dunia kerjanya dulu.

“Karyawan lainnya lagi ke Singapura, ada yang Malaysia, Thailand, Vietnam dan Australia, sedang presentasi program ke klien,” tutur Raska. “Mau ikut nggak?” tanyanya lagi.

“Mau,” jelas Disra bangkit dari duduknya dan mengejar Raska yang sudah berjalan ke ambang pintu. “Emang berapa orang perwakilan ke setiap negara?” tanyanya yang sudah berdiri di samping Raska.

“Empat orang,” jawab Raska.

“Apa? Empat orang? Lalu, karyawan lainnya kemana?” tanya Disra.

Jika dihitung kepergian para karyawan setiap kelompok 4 orang maka, dari yang dikunjungi 5 negara total hanya 20 karyawan. Sangat berbanding terbalik dari tempat ia bekerja di Terabig Net yang total semua agent bisa lebih dari 200 karyawan. Bukankah jumlah karyawan terlalu sedikit?

“Karyawan lain yang mana?” tanya Raska.

“Karyawan lain,” ujar Disra.

Mereka melewati meja resepsionis, dan tak ada Ila di sana. Namun, Disra tidak mempermasalahkannya. Semua orang punya kepentingan masing-masing. Mungkin saja gadis itu sedang ke toilet.

“Oh, mungkin si Fredi lagi bersihin kaca.”

“Bersihin kaca?”

“Iya, dia ‘kan OB,” terang Raska.

Disra hanya menggigit bibirnya pelan. Bukan itu maksudnya. “Maksud aku, programmer, data analys, product owner, project manager, dan lainnya?”

“Ya, sebagian di rumah!” ujar Raska.

“Ha? Di rumah?” tanya Disra tak percaya.

“Loe pikir ini perusahaan apa?”

“Software house,” jawab Disra.

“Pemimpin Melgalaxy Technologies tidak mempermasalahkan karyawannya bekerja di rumah. Apa yang kita kerjakan tidak harus berkumpul dalam satu titik. Bekerja secara virtual sangat memungkinkan selama semua pekerjaan berjalan sebagaimana semestinya. Kita hanya perlu bertemu dengan klien saat mempresentasikan hasil dari project kita,” papar Raska.

Disra hanya mengangguk, yang dikatakan Raska benar adanya. Tidak perlu ke kantor, yang namanya programmer bisa dikerjakan di mana saja. Terlebih sudah didukung oleh jaringan internet yang memudahkan segalanya.

“Kak Raska nggak ke klien?”

“Masih mengerjakan project dengan tim. Kemarin, gue di minta datang karena ada loe yang harus gue uji! Kalau nggak mah, gua di rumah!”

“Terus, kenapa sekarang ke kantor?”

“Soalnya loe tandem sama gua!” ketus Raska.

Mereka tiba di rooftop yang sudah di sulap bagaikan sebuah café. Ternyata tidak sedikit karyawan yang datang ke sana. “Semua programmer?” bisik Disra.

Raska duduk di salah satu meja, dia memesan minuman terlebih dahulu sebelum menjawab pertanyaan Disra. Memesan kopi dan pastry. Tidak lupa memesankan Disra lemon tea.

“Bukan, gedung ini nggak cuma berisi Melgalaxy Technologies. Ada perusahaan lain lagi. Orang-orang yang datang ke rooftop adalah orang-orang yang pekerjaannya mobile, nggak harus di dalam ruangan. Dari lantai 2 sampai lantai 23 paling jarang ke rooftop. Pekerjaan mereka tak memungkinkan keluar ruangan,” jelas Raska.

“Emang, ada perusahaan apa lagi di Barvia Tower ini?”

“Banyak. Ada perusahaan asuransi, alat kecantikan, PT Outsourcing juga ada.”

“Terus apa lagi?”

Pelayan meletakan pesanan Raska ke atas meja. Raska mengambil pastry dan melahapnya. “Ada perusahaan pialang juga.”

Dari lantai 2 hingga lantai 23, setiap lantai di tempati oleh perusahaan yang berbeda. Seharusnya, jumlah perusahaan yang di sebutkan oleh Raska masih banyak lagi. Namun, pria itu hanya menyebutkan beberapa.

“Kakak baru menyebutkan 4 perusahaan, seharusnya masih ada beberapa nama perusahaan lagi. Apa lagi, Kak?” tanya Disra penasaran.

Raska baru akan memasukan pastry ke dalam mulutnya. “Pergilah ke lantai 35. Di sana pusat pengelola gedung. Loe bisa bertanya berapa banyak perusahaan yang menempati Barvia Tower ini!” ujar Raska dengan meninggikan suaranya. “Loe pikir gua pengelola ha …? Lagi pula, saat di lobby sudah ada layar besar yang menunjukan nama-nama perusahaan di setiap lantainya.”

Disra tertawa seraya mengambil lemon tea-nya dan menyedotnya. “Namanya juga anak baru, Kak.”

“Baru hari pertama kerja udah bikin snewen aja!” ketus Raska.

Disra mengambil satu pastry dan mulai memakannya. Dia melihat Ila yang sedang mengobrol dengan seorang pria.

Resepsionis saja bisa santai seperti itu. Kayanya bakal betah gua kerja di sini.

Dia melihat di meja lain, ada Bagas yang sedang berbincang dengan seseorang. Namun, Disra tak bisa melihat lawan bicara Bagas karena orang itu membelakanginya.

“Itu Pak Bagas ya, Ka?” tanya Disra menunjuk Bagas dengan dagunya.

“Iya, ‘kan gua udah bilang, dia juga di sini palingan.”

“Terus, siapa yang lagi bicara dengan Pak Bagas?”

Raska melihat orang yang ditunjuk oleh Disra. “Itu Bos kita,” terangnya.

“Bos,” gumam Disra memiringkan kepalanya, mencoba melihat orang yang sedang berbincang dengan Bagas. Dia mengerutkan dahinya saat melihat dari sisi samping orang yang dipanggil bos tersebut oleh Raska.

1
Ika Maimunah
Baguuis cerita smuany.. Toooppp
Age Nairie: Makasih, Kak 🥰
total 1 replies
Dwi Laras Anggreni
Luar biasa
Age Nairie: Terima kasih 🙏🥰
total 1 replies
D_wiwied
SAH juga akhirnya ya Vin /Joyful/
D_wiwied
coba kamu ceritakan sj kejadian penculikan itu ke Disra, Vin.. biar tau klo kamu udah suka sm dia sejaj lama
D_wiwied
nahloo.. ketahuan kan
D_wiwied
ooh i see.. jd gitu awal mulanya, mung krn wkt itu Disra msh kecil dan polos jd dia melupakan kejadian itu ya
D_wiwied
ga usah bikin aturan kek gitulah pak, ntar di balik loh, situ kan jg pacaran ma Disra 😆🤪
D_wiwied
masih penasaran sama awal mula pertemuan pertama mereka, kalo Melvin bisa ingat ma Disra kenapa Disra enggak.. apakah ada sesuatu di masa lalu 🤔
D_wiwied
aah.. jd keinget lagunya Rossa, nada-nada cinta 🎶
D_wiwied
ampun dah pak Melvin, jangan terlalu overthinking lagian kalian tu blm jadian kan jangan smpe disra makin ilfil ke kamu
D_wiwied
turuti aja dulu dis, ntar melvin ngreog bisa bahaya kamu 😆
jen
masa sih Melvin secupu itu /Facepalm/
jen
tp kan IT pasti kaitan internet. edukasi gtuan banyak kan
jen
belah duren Thor /Determined/
jen
segitu peseknya apa yaaa
jen
asik dapat undangan nih....

dandan yg cantik, pake baju kosidahan buat Dateng kondangan Marvin /Facepalm/
jen
manis bgt sih Marvin
jen
sedihhhh pasti nih... ada gag Malvin yaaa sesungguhnya /Cry/
jen
malu" mau... siapa yg bisa nolak dih.... jgn jual mahal sih... /Facepalm/
jen
owh itu rahasianya /Grimace//Cry/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!