Aku diasingkan layaknya debu tak berarti. Siapa pun yang mencoba mendekati ku, maka mereka ikut terkutuk. Akulah gadis berkacamata empat dengan segala kekuranganku, dan mereka semua menikmati menonton ku yang terkena bully tanpa peri kemanusiaan.
"Hey, Cupu! Tempatmu dibawah sana, bukan di atas bersama kami." seru Sarah di depan seluruh anak kampus.
Penghinaan dan kekejian para pembully sudah melewati batasnya.
"Don't touch Me!" seru Rose.
Tak ada lagi hati manusia. Semua hanyalah jiwa kosong dengan pikiran dangkal. Buta, tuli, dan bisu. Yah, itulah kalian. ~ Rose Qiara Salsabila.
Wanita berkacamata empat dengan julukan cupu sejak menapaki universitas Regal Academy itu berjuang mencari ketulusan seorang teman. Hingga pembullyan para teman seuniversitas membangkitkan jati dirinya.
Siapa sangka si cupu memiliki dunia lain di balik kepolosannya. Bagaimana cara Rose menghukum para pembully dirinya? Apakah ada kata ampun dan maaf dalam kamus hidup Rose?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Asma Khan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10: PAPA - CERAMAH
Kepergian rombongan itu, membuat langkah seorang pria dengan penampilan modis tubuh yang terbalut kaos polo tipis, dengan celana jeans hitam, sepatu sneakers hitam, jam tangan hitam ditangan kanannya keluar dari balik pohon di tepi jalan. Wajah tampan yang terpapar sinar matahari semakin menambah kilau cool.
"KELUAR!" ucapnya tegas seraya menyilangkan kedua tangannya di dada menanti gadis yang bersembunyi di belakangnya.
"....,"
Rose keluar dari tempat persembunyiannya dengan pandangan ke bawah. Mana mungkin ia menatap sang pelindung? Terlebih setelah ketahuan berbuat nekat. Sudah pasti telinganya harus bersiap menerima wangsit tujuh turunan.
"Apa kamu tidak sayang mommy mu? Sikap macam apa ini, Rose? Baik Queen ataupun yang lain tidak mengajarimu bertindak tanpa rencana. Aku tidak akan meragukan kepintaran apalagi taktik darimu. Namun, bukan berarti nekat seperti yang kamu lakukan." Vans melepaskan kedua tangannya, lalu memegang bahu gadis yang selalu menjadi cinta kedua dalam hidupnya dengan tatapan khawatir.
"Papa, please jangan kasih tahu mommy." Pinta Rose menahan tangan Vans, membuat pria itu mengusap kepala putri rajanya.
Vans menggandeng tangan Rose, "Your mother is a queen, while I am only her servant. Come on, her every step is inviolable." (Ibumu seorang Ratu, sedangkan aku hanya pelayannya. Ayolah, setiap langkahnya tidak bisa diganggu gugat.)
"Papa ataupun Mommy, sama aja. Rose hanya bisa menerima tanpa harus menolak. Apa papa tega lihat aku diceramahi mommy?" Rose mengeluarkan jurus terbaiknya yaitu puppy eyes yang menggemaskan. Terlebih netra biru laut menenangkan itu benar-benar memancarkan keimutan yang manis.
"Papa akan selalu mendukung mommy, dan juga putri rajaku. Bagiku kalian tidak tergantikan, tapi satu hal yang tidak akan berubah. Tindakan kalian haruslah disertai tanggung jawab. Apa kamu paham, Rose?" jelas Vans melunturkan puppy eyes gadis di depannya.
"Iya, Papaku sayang. Apapun yang Rose pelajari semua berkat kalian. Tunggu dulu, kenapa papa ada disini?" tanya Rose penuh selidik.
Vans tersenyum simpul, membuat putrinya penasaran. Sudah jelas pasti ada hal yang tidak biasa. "Apa semua yang terjadi rencana mommy?"
"Apa kamu meragukan ibu yang melahirkanmu? Sejak kapan ada pertanyaan akan keputusan seorang Queen? Lagipula, siapapun yang mengusik keluarga Phoenix. Sudah seharusnya mendapatkan peringatan. Bukankah mommy mu hanya berjanji memberikan waktu? Itu artinya, dia tidak terikat harus bersikap baik pada pelaku yang berani menyentuh putri tercinta....,"
"I know, kalau papa yang bertindak sudah pasti seluruh kota kena imbasnya." celetuk Rose langsung membungkam bibirnya, sedangkan Vans menggelengkan kepalanya akan ucapan sang putri.
"Rose, tidak selamanya papa bisa melindungimu atau mommy mu. Semua yang papa lakukan hanya agar kalian tetap aman dan bahagia. Satu pinta papa, jangan bantah mommy mu karena dia ibu terhebat yang sanggup menyatukan bumi dan langit agar kamu tetap bernafas hingga detik ini. Jangan pernah ragukan cintanya karena seluruh hidupnya hanyalah ada Rose Qiara Salsabila Luxifer. Understand princess?" Ucap Vans seraya mengusap kepala putrinya yang terdiam mendengarkan ceramahnya.
Rose hanya bisa menunduk menghamburkan diri menelusup masuk ke dalam dekapan dada bidang Vans. Hanya pelukan yang mampu ia berikan. Sepanjang apapun nasehat sang papa, tetap saja tidak mengurangi rasa sayang dihatinya. Dunia hanya tahu Vans sebagai papa pengganti, tapi tidak untuk Rose karena Vans adalah pelindung sekaligus papa terbaik di dunia.
Beberapa saat keduanya menikmati pelukan seorang ayah dan anak. Tanpa memperdulikan panas terik matahari yang membakar. Setelah merasa lebih baik dan tenang. Barulah Vans melepaskan pelukan, lalu menggandeng tangan Rose. Keduanya berjalan meninggalkan tempat penculikan menuju ke arah belakang. Dimana sebuah mobil sport putih terparkir sejak tiga jam yang lalu.
"Masuklah princess! Mommy mu berpesan, fasilitas mobilmu dicabut hingga satu bulan ke depan." Vans membukakan pintu samping agar gadis bermata biru masuk ke dalam mobil.
Rose menahan pintu mobil dengan tatapan tak berkedip. "Are you serious, Dad? Papa tahu 'kan kalau aku jarang gunakan mobil kecuali....,"
"I know, protes saja pada mommy mu. Sekarang masuk ke dalam Rose!" titah Vans dengan kode mata keras.
Helaan nafas panjang tak membuat sang papa mengalah. Tak ada lagi yang bisa dilakukan selain menjadi putri yang penurut. Akhirnya Vans ikut masuk ke dalam mobil, tapi bukan menyalakan mesin. Justru pria itu mengambil laptop yang tersimpan di belakang kursi.
"What happen, Dad?" tanya Rose tak mengerti dengan tindakan papanya.
Vans tidak menjawab, tapi menunjukkan sesuatu setelah laptop dibuka dan dioperasikan beberapa detik. Sontak membuat gadis bermata biru itu mengerjapkan mata tak percaya dengan apa yang ia lihat.
"Pa, itu Sarah. Kenapa bisa masuk ke CCTV?" tanya Rose dengan nada tak suka.
Vans mengambil ponselnya, lalu mendial sebuah nomor. Setelah panggilan terhubung dan ada sapaan dari seberang, "Jangan sentuh gadis itu! Cukup sekap hingga Queen memberikan perintah selanjutnya!"
aku baca ulang lagi deh
maaf saya pembaca pendatang baru 🙏
dan akhirnya aku susah memahami....
sadis banget sampai memakan korban jiwa 😢😢