NovelToon NovelToon
Spicy Wife

Spicy Wife

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat / perjodohan / nikahmuda
Popularitas:2.5M
Nilai: 5
Nama Author: dewi wahyuningsih

Bagaimana rasanya menjadi istri yang diselingkuhi? Terlebih wanita itu adalah wanita yang sangat cantik, memiliki bentuk tubuh ideal, berprestasi, dan juga lemah lembut?

Iya! Disana lah posisiku sebagai seorang istri yang menyedihkan. Penampilan berantakan, bentuk tubuh tambun tak terurus, setiap hari yang aku kenalan hanyalah daster tanpa polesan make up sedikitpun, dan sekalinya aku berdandan, orang hanya akan mengaggapku sebagai badut.

Benar, aku adalah putri dari orang berada yang dijodohkan karena bisnis orang tua. Tapi menjadi putri dari pasangan berada juga tak membuatku menjadi manja. Aku melakukan segala yang aku bisa untuk menyenangkan anak, mertua, dan terutama suami. Tapi apa yang aku dapat? Adik ipar yang sama sekali tidak menyukaiku malah membuatku semakin dibenci oleh suamiku. Dengan bodohnya aku mengikuti segala yang dia katakan. Mulai dari menggunakan gaun berwarna merah terang,kuning, bahkan juga hijau stabilo.

Aku tidak rela! Aku tidak ingin kehilangan suamiku, aku tidak ingin kehilangan statusku sebagai istri yang sah, aku juga tidak ingin anakku kehilangan Ayahnya.

Bagaiamana caranya aku bisa mempertahankan rumah tanggaku?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewi wahyuningsih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 10

" Asha, kenapa belum tidur? Ayah kan sudah menceritakan dua dongeng sampai selesai? "

Asha masih terdiam dengan mata yang terus berkedip. Biasanya dia juga akan cepat tertidur jika berada dipeluk kan Ayahnya seperti sekarang ini, apalagi Ayahnya sedari tadi terus mengusap punggungnya. Tapi entahlah, Asha masih saja belum terlihat mengantuk.

" Ayah, kira-kira apa yang sedang Ibu lakukan? "

Arnold terdiam sesaat memikirkan pertanyaan Asha. Sejujurnya dia juga penasaran apa yang sedang dilakukan Shen, tapi dia kan juga tidak mungkin menghubungi Shen karena selain tidak memiliki nomor ponsel barunya, Arnold juga tidak ingin mengganggu Shen.

" Ibu pasti sedang tidur, jadi kau juga harus segera tidur. " Jawab Arnold sekenanya.

" Tapi aku tidak bisa tidur, Ayah. "

" Apa mau Ayah ceritakan dongeng lagi? "

" Tidak mau! Ayah, bagaimana kalau kita tidur di kamar Ibu? "

" Ya sudah, Ayo! "

Arnold menggendong Asha berjalan menuju kamar Shen. Perlahan Arnold membuka pintu kamar yang sudah empat tahun lebih tidak ia masuki. Masih sama seperti dulu, itulah yang ada di batin Arnold. Hanya saja, ada beberapa kardus berukuran besar yang tertumpuk di sudut ruangan entah apa itu isinya.

" Asha, kita langsung tidur saja ya? " Ajak Arnold karena ini sudah pukul sepuluh, dan dia tidak ingin Asha jadi memiliki jadwal tidur yang berantakan.

" Baik, Ayah. "

Benar saja, baru sekitar sepuluh menit berbaring disana, Asha sudah tertidur nyenyak. Mungkin, ini semua karena aroma ibunya yang masih tertinggal di kamar itu, dan membuat Asha menjadi tenang karena seperti merasakan kehadiran Ibunya. Setelah memastikan bahwa Asha tidak akan bangun, Arnold perlahan bangkit untuk melihat lebih detail kamar yang selama ini Shen tinggali. Fokusnya langsung tertuju dengan photo pernikahan mereka yang bertengger di dinding dengan ukuran yang besar. Rasanya sudah lama sekali tidak melihat photo pernikahan itu, dan kalau dilihat dari keadaan photo itu, Shen pasti merawat photo itu dengan sangat baik.

" Shen? " Panggil Arnold lirih seraya menyentuh wajah Shen di photo pernikahan itu. Sudah lima tahun, dan dia baru menyadari jika Shen selama itu bertahan dengan sikapnya yang dingin. Bukan tidak peka kalau selama ini dia merasakan bagaimana Shen begitu peduli padanya, meski selalu melakukan hal yang tidak ia suka, dia juga paham kalau itu semua demi untuk mengambil hatinya.

Kini kakinya melangkah menuju tumpukan kardus berukuran besar yang menumpuk di sudut ruangan. Dia membuka satu yang paling atas karena penasaran apa yang ada di dalamnya. Ternyata, baju aneh yang sering digunakan Shen, tas, sepatu, manik-manik, dan juga aksesoris lain. Sekarang Arnold menuju lemari pakaian, dia membukanya pelan agar tak menimbulkan suara. Dan iya, seperti yang ia duga, ternyata Shen sudah mengganti semua model pakaiannya dengan pakaian sederhana berukuran lebih besar dari tubuhnya. Iya, mungkin agar lebih nyaman saat memakainya.

Arnold kini berpindah ke meja rias milik Shen. Dia sebentar melihat-lihat, lalu membuka lacinya. Dia menemukan note Shen dan mulai membacanya lembar demi lembar. Setelah semuanya terbaca, Arnold kini mengusap wajahnya dengan kasar. Note itu bersisi tentang ungkapan cintanya untuk Asha dan juga dirinya.

" Shen, laki-laki sepertiku mana pantas dengan wanita sebaik dirimu? "

Ke esokan harinya.

Setelah pulang kerja lebih cepat, Arnold segera menuju kamar putrinya untuk segera mengajaknya pergi ke acara ulang tahun Anya yang digelar di salah satu hotel tak jauh dari rumahnya.

" Asha? Sudah siap? " Asha mengangguk dan tersenyum. Untunglah pelayan sudah membantu Asha untuk bersiap,... batin Arnold.

Segera Arnold meraih tubuh anaknya, dan menggendongnya menuju ke teras depan rumah, dan langsung masuk kedalam mobil.

" Sayang, maaf sudah menunggu lama. Ayah ada meeting penting barusan. " Asha mengangguk.

Tak lama kemudian sampailah mereka di hotel tempat Anya merayakan ulang tahunnya. Selain ada teman-teman Anya, disana juga sudah ada Mona yang bergabung.

" Sa- " Ucapan Mona tertahan saat Arnold menatapnya tajam. Iya, di depan Asha Arnold tidak mau membuat contoh yang tidak baik, ditambah juga Asha yang ia tahu adalah Asha yang tidak menyukai Mona.

" Arnold? Kalian sudah datang? " Mona menatap Arnold dan Asha bergantian dengan senyum yang begitu cerah.

" Iya. " Jawab Arnold singkat.

Acara berjalan lancar, selama acara berjalan juga Mona terus mengancam Asha selagi Arnold menitipkan padanya agar Asha tersenyum saat dekat dengannya. Mona benar-benar bertingkah layaknya calon Ibu tiri yang baik, sedangkan Asha terus mencoba tersenyum meski dia ketakutan dengan ancaman Mona yang akan mencekiknya kalau sampai membuat kesalahan, terlebih kalau sampai dia mengadukannya kepada Arnold.

" Anya, kak Mona cocok sekali dengan kakak mu ya? Keponakanmu juga sangat cantik, mereka bertiga sangat serasi kalau menjadi keluarga. " Ujar salah satu teman Anya yang mendapati anggukan setuju dari teman yang lainya.

" Iya tentu saja. " Anya tersenyum dengan bahagia, lalu dia diam-diam mengambil photo Arnold, Mona dan Asha yang nampak seperti keluarga kecil yang bahagia.

" Arnold, semua orang benar-benar mengatakan kalau kau dan Mona cocok sekali. Kalau kalian menjadi keluarga, pasti akan sangat bagus ya? "

Arnold terdiam, berbeda dengan Mona yang tersenyum malu-malu. Iya, dia memang memiliki rasa kepada Mona, tapi dia juga tidak pernah memikirkan sampai sejauh itu. Ditambah lagi, sekarang hatinya tengah dilema karena Shen tiba-tiba saja begitu sering muncul di kepalanya.

***

Shen menutup wajahnya karena tak kuasa menahan tangis. Sakit! Benar-benar sangat sakit melihat betapa bahagianya Arnold, Asha dan Mona di dalam photo yang diunggah Anya beberapa menit lalu dengan keterangan little famili. Hancur, tapi tak bisa menunjukkan seberapa hancur, marah, tapi juga tidak bisa melampiaskannya kepada siapapun selain kepada dirinya sendiri. Jika saja dia berada disana, dia pasti akan datang ke acara itu, mengamuk dan memaki sesuka hati. Tapi untunglah, jarak jauh itu menyelamatkan dia dari perbuatan gila yang mungkin saja akan membuat orang semakin membencinya, dan merendahkannya seperti biasa.

" Mona, aku benar-benar akan mengingat bagaimana kau memperlakukan ku, merebut suamiku, dan aku juga ingat bahwa kau sedang mencoba merebut hati anakku. Sumpah demi Tuhan, langit, dan hidupku, aku tidak akan melepaskan mu sampai kau menjadi mayat sekalipun. Aku bukan orag jahat, tapi kau sendirilah yang membuatku menjadi jahat, dan memiliki hasrat yang menakutkan. "

Shen kembali melihat bagiamana Mona tersenyum bahagia sembari memeluk lengan suaminya. Karena tak tahan lagi, Shen melemparkan ponsel itu hingga membentur tembok, dan jatuh berhamburan.

" Shen?! Kau baik- baik saja? " Tanya Zera yang dikejutkan dengan suara benda jatuh saat dia baru masuk ke kamar Shen sembari membawa sepiring buah yang sudah di potong-potong.

Bersambung....

1
Arieee
👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍
ayu irfan
🥰🥰🥰
mommy Rini
Lumayan
Risna Wati
meweeeek thooor
Suci Handayani
/Good/
Norma Koelima
wuahah wuahah. .. sepanjang sumbu lilin...kocak Thor.
Norma Koelima
ibu gila..mau rumah tangga mu jg seperti itu?
Norma Koelima
kata2 mu shen...keeerreeennn
Norma Koelima
sungguh sedih..
N Wage
makanya arnold jd laki2 itu yg tegas,punya pendirian.jangann gampang goyah dan bingung2.
N Wage
wuahahaahaha😂😂😂😂😂😂😂😂sumbu lilin?
N Wage
kerja apa sih si mona ini?
prestasi apa yg telah diraihnya?
prestasi jd pelakor paling TERtidak tau malu?pelakor paling murahan?
dr td ceritanya dia perempuan cerdas dan berprestasi tp tidak ada diceritakan dia kerjaannya apa.
N Wage
sebagai anak orang kaya shenina mmg bodoh atw apa ya...masa gak tau fashion?
kok bisa sj dibodoh2i si anya?
N Wage
lanjuuuut
N Wage
ayo bangun shen...ayo berubah .
N Wage
mewek 😭😭😭😭😭😭😭aku...
N Wage
lanjut...cukup menarik.
Rat Miyati
Luar biasa
awesome moment
banjir3x😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭
yuni ati
Keren/Good/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!