Spicy Wife
" Kau adalah istri sahnya, tapi kau tidak memiliki cintanya. Aku memang datang terlambat, tapi aku selalu jadi yang pertama baginya. Lakukanlah segala cara yang kau bisa, karena apapun yang terjadi, Arnold hanya akan menjadi milikku. "
Bagaimana, menyakitkan? Tentu saja menyakitkan! Tapi, kata-kata seperti ini adalah kata-kata yang sudah biasa untuk di dengar bagi wanita berusia dua puluh enam tahun yang bernama, Shenina. Istri sah dari Arnold, serta Ibu kandung dari Asha, gadis cantik yang kini berusia empat tahun.
" Kau mana berhak mengatakan itu semua?! Kau harusnya sadar diri, kau adalah perempuan jal*ng yang tidak tahu malu! Aku bersumpah akan membuatmu menyesal telah menginjak-injak harga diriku selama bertahun-tahun ini. " Shenina yang kini tengah berlutut dilantai menggunakan gaun berwarna merah terang, dan make up yang tebal sehingga membuat wajahnya jauh lebih tua dari umur yang sebenarnya. Hari ini adalah hari ulang tahunnya, tapi malah menjadi hari yang menyedihkan seperti tahun sebelumnya saat dia berulang tahun.
Gadis cantik yang bernama Mona itu seakan tak kenal takut, dengan percaya diri dia melangkah maju agar lebih dekat dengan Shenina yang masih bersimpuh sembari menangis pilu dengan tatapan marah.
" Lihatlah dirimu dulu, wanita jelek! Kau yang seperti ini mana pantas untuk Arnold? Hanya bermodalkan janji kakek mu dan kakeknya Arnold, kau pikir cukup untuk dicintai Arnold? " Mona tersenyum mengejek.
" Pergi kau! Jangan muncul lagi di hadapanku, maupun keluargaku! " Shenina berusaha bangkit dari posisinya yang bersimpuh, sungguh sangat sulit hanya untuk bangkit karena berat badannya yang berlebihan. Kakinya bahkan sampai gemetar untuk menopang tubuhnya yang kini sudah bisa berdiri dengan benar.
" Ckck.... " Mona menggeleng dengan maksud mencibir seraya menatap bagaimana sulitnya Shenina untuk berdiri.
" Sudah tahu badan seperti karung beras, tapi masih saja memakai gaun panjang menjuntai seperti itu. Bagaimana rasanya jatuh ke lantai dengan sepatu heels tinggi? Enak? Mau lagi? " Mona terkekeh geli dengan ucapannya sendiri, begitu pula dengan sang adik ipar yang datang bersama Mona tadi.
" Kalian benar-benar keterlaluan! Anya, aku adalah kakak ipar mu, aku adalah keluargamu! Kenapa kau malah ikut menertawakan ku?! " Protes Shenina kepada sang adik ipar. Padahal selama ini yang ia tahu adik iparnya selalu mendengarkan semua curahan hati, dan selalu memberikan solusi, lalu bagaimana bisa dia terlihat dekat dengan Mona, dan mencibirnya melalui tawa dan tatapannya?
" Aduh, kakak ipar ya? Sayang sekali sebentar lagi kau bukan kakak ipar ku lagi. Kau tahu kenapa? Karena kakak akan segera menceraikan mu, dan menikah dengan Mona. Kalau ingin marah, marah saja dengan dirimu sendiri. Sudah jelek, gendut, tidak berpendidikan, berani-beraninya menjadi kakak ipar ku! "
Shenina terperangah kaget dengan ucapan sang adik ipar yang begitu menyakitkan. Sungguh dia bisa menerima bagaimana sakitnya hinaan dari Mona, tapi dia mana bisa menerima hinaan itu dari sang adik ipar yang selama ini berperan sebagai pelindungnya? Shenina memberanikan diri menatap kembali sepasang bola mata Anya yang begitu jelas menunjukkan betapa tidak sudi nya dia menjadi adik ipar.
" Anya, apakah semua kebaikan mu selama ini adalah palsu? "
Anya tersenyum dengan percaya diri.
" Kau pikir saja pakai otak bodoh mu itu! Memang siapa yang mau memiliki kakak ipar sepertimu? Tapi setidaknya aku ingin mengucapkan terimakasih padamu, karena selama lima tahun ini sudah menjadi badut mainan ku yang menyenangkan. "
Badut mainan? Shenina mengepalkan kedua tangannya kuat menahan rasa sakit, kecewa, marah, dan tidak terima menjadi satu menyerang pertahannya.
" Jadi, gaun merah menyala, dress kuning terang, dan juga hijau stabilo itu juga bohongan? Makanan yang aku masak setiap hari adalah makanan yang sebaliknya, itukah sebabnya aku selalu salah di mata suamiku? "
Mona dan Anya tertawa bersamaan.
" Iya! Bagaimana lucu kan? Selama lima tahun kau selalu menggunakan pakaian seperti ingin pergi sirkus, memasak makanan yang dibenci kakak, bahkan kau juga selalu menggunakan parfum yang membuat mual setiap hari. "
Lucu? Jadi ha yang begitu menyakitkan baginya di anggap lucu? Shenina kini tak kuasa lagi menahan tangisnya yang tak tertahankan.
" Anya, padahal aku menyayangimu seperti menyayangi adik kandungku sendiri. Padahal aku memperlakukan mu dengan begitu tulus, tapi kau membalasnya dengan begitu menyakitkan, bahkan kau juga membohongi serta mempermainkan ku bertahun-tahun ini. Apakah kau tidak berpikir jika kau adalah manusia yang kejam? "
" Kejam? Kau yang kejam! gara-gara kau menjadi kakak ipar ku, aku malu saat bertemu dengan teman-temanku yang mengetahuinya. Kau juga menjijikkan karena setiap hari selalu datang ke kampus dengan penampilan udik untuk mengantar bekal. Kau pikir, kau tidak kejam? Kau lah yang paling kejam! "
Shenina mengusap air matanya. Benar, apapun yang dia katakan sekarang bukanlah hal yang bisa diterima dan membuat adik iparnya sadar.
" Baiklah, kau boleh saja menyakitiku dan menghinaku. Tapi, aku tidak akan pernah membiarkan rumah tanggaku hancur. "
" Pft! " Mona menutup mulutnya karena menahan tawa.
" Ulang tahunmu saja Arnold tidak mengingatnya, jangan terlalu banyak berkhayal. " Ucap Mona.
Shenina menatap Anya dengan dahi yang mengeryit.
" Anya, apa kau tidak menyampaikan pesanku kepada suamiku? "
Anya berpura-pura berpikir.
" Em, sepertinya aku lupa ya? Hihi... "
Shenina menggigit bibir bawahnya karena sudah tidak tahan lagi, dia bergegas menyambar tasnya, lalu berlalu meninggalkan sebuah restauran yang sudah ia siapkan untuk makan malam bersama dengan suaminya. Tapi sayang, semua itu hanyalah rencana semata.
" Arnold, apa kau benar-benar tidak mengingat hari ulang tahunku? Padahal aku ingin menghubungimu, tapi kau sudah memblokir nomorku. Aku benar-benar tidak ingin bercerai denganmu, aku tidak ingin mengalami apa yang Ibuku alami, apapun yang terjadi kita tidak boleh bercerai. Terlebih, Asha sangat menyayangimu. " Ucap Shenina sembari terus berjalan dengan air mata yang terus berjatuhan membasahi pipinya.
Suara dering ponsel, Shen bergegas mengeluarkan ponsel dari dalam tasnya karena ia berharap itu adalah Arnold. Kecewa, itu adalah hal yang biasa saat dia mengharap sesuatu tentang pria itu.
Sudah lima tahun, dan kau masih saja tidak memberi kabar?! Kau ini teman macam apa?!
Shen menjauhkan ponselnya, dilihatnya lagi nomor yang tida memilihi nama kontak di ponselnya.
" Kau siapa? "
Dasar pelupa! Aku Zera! Apa kau ingat sekarang?! Dimana kau? Aku akan menjemputmu!
" Zera? Ini kau sungguhan? "
Iya! Hei hei! kenapa suaramu seperti habis menangis? Apa kau sangat merindukanku sampai terharu?
" Terharu gigimu gondrong! Aku ini sedang sangat sedih. "
Oh ya ampun! Baru aku akan merasa bahagia, apa yang membuatmu sedih? Aku akan menjemputmu sekarang.
" Baiklah, jemput aku di jalan Veteran delapan. "
Ya ampun! kau sedang ngamen atau apa? Kenapa kau dipinggir jalan?
" Cerewet! "
Bersambung.........
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
Lea_Rouzza
mampiir toor
2024-04-05
0
Soraya
permisi numpang duduk dl ya kak
2023-11-10
0
Nabila
ikut nimbrung aku Author ☺️ salam santun 🙏🏼🙏🏼. Shania oh Shania Jagan bersedih ,.. angsplah hinaan itu sebagai cambuk untuk memperbaiki semua kalau perlu kau harus berubah lebih cantik dan menarik untuk menyupal mulut nya Mona dan Anya itu . semagat Shania
2022-10-08
0