Di dunia kultivasi yang kejam bernama Benua Azure Langit, seorang pemuda desa bernama Lin Feng seumur hidup dianggap “sampah” karena dantian rusak yang membuatnya tak mampu menyerap Qi. Diejek, dikhianati, bahkan tunangannya membatalkan perjodohan demi masa depan yang lebih cerah.
Dari seorang anak desa yang terbuang hingga menjadi legenda yang ditakuti sekaligus dikagumi, Lin Feng berjuang membuktikan bahwa bahkan “daun kering” bisa menjadi pedang abadi yang membelah langit. Bersama Su Ling’er, ia menapaki jalan panjang menuju keabadian—jalan yang dipenuhi darah, air mata, tawa, dan cinta abadi yang tak pernah layu seperti bunga sakura es di puncak gunung suci.
Sebuah kisah epik xianxia klasik penuh aksi kultivasi, balas dendam yang memuaskan, romansa manis yang berkembang perlahan, serta perjalanan menjadi tak terkalahkan sambil melindungi orang yang dicintai.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Michael Nero, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9: Pengkhianatan Zhao Long
Malam menyelimuti Gunung Qingyun dengan kegelapan pekat, hanya diterangi bulan sabit tipis yang menggantung seperti pedang melengkung di langit. Di dalam aula utama, lampu obor berkedip-kedip, menciptakan bayangan panjang di wajah para elder yang berkumpul.
Elder Han berdiri di tengah, tangannya memegang sebuah token darah merah yang masih hangat—bukti tak terbantahkan.
“Ini ditemukan di kamar Zhao Long. Token komunikasi dengan petinggi Sekte Darah Iblis. Ia telah membelot, menjual informasi tentang murid inti baru kepada mereka. Terutama tentang Lin Feng dan warisan yang ia curigai.”
Lin Feng berdiri di samping Su Ling’er, tangan mereka hampir bersentuhan tanpa sengaja. Jantungnya berdegup lebih cepat, bukan karena takut, tapi karena amarah yang membara pelan seperti bara di musim dingin. Kilau logam dari token itu memancar ketika bertemu dengan cahaya obor, mengingatkannya pada pertarungan berdarah di desa sebelumnya.
“Zhao Long sudah melarikan diri ke Hutan Gelap,” lanjut Elder Han. “Di sana ia akan bertemu dengan rekannya dari Sekte Darah Iblis. Kalian berdua yang paling dekat dengan kasus ini. Kejar dan tangkap dia hidup-hidup jika bisa. Bunuh jika terpaksa. Ini perintah langsung dari Sect Master.”
Su Ling’er mengangguk dingin, tapi Lin Feng bisa merasakan getaran halus di tangannya saat jari mereka akhirnya bersentuhan.
“Kami berangkat sekarang,” katanya tegas.
Mereka segera meninggalkan aula dengan langkah cepat. Di luar, angin malam menusuk tulang, membawa suara lolongan binatang jauh dari kedalaman hutan. Lin Feng mengenakan jubah hitam baru, dan pedang kayu persik tergantung di pinggang, sementara Su Ling’er membawa pedang kristal es yang kini memancarkan cahaya biru samar.
Sebelum berangkat, di bawah pohon sakura tua di halaman paviliun, Su Ling’er menarik lengan Lin Feng.
“Berjanjilah lagi. Kali ini kita akan pulang bersama dan selamat.”
Lin Feng memeluknya sebentar, merasakan dingin tubuhnya yang kontras dengan panas dadanya sendiri. “Janji. Dan kalau aku menyelamatkanmu lagi, kau harus membayarnya dengan sebuah ciuman.”
Gadis itu memukul bahunya pelan, tapi senyumnya manis seperti embun pagi. “Mimpi. Tapi, kalau kau yang terluka, aku yang akan menciumu agar lekas sembuh.”
Lin Feng dan Su Ling'er bergerak meninggalkan Sekte Pedang Langit. Mereka berlari menuruni gunung, meninggalkan bayang-bayang sekte dalam kegelapan, menuju ke kedalaman hutan yang menunggu dengan rahasia mematikan.
Hutan Gelap hidup dengan caranya sendiri di malam hari. Pohon-pohon raksasa menjulang seperti pilar hitam, akar-akarnya meliuk di tanah seperti ular hidup. Kabut tebal menutupi tanah, membuat setiap langkah terasa seperti melangkah di atas awan basah yang dingin dan licin.
Lin Feng dan Su Ling’er melesat seperti bayangan, menggunakan teknik langkah ringan dari sekte. Setiap hembusan napas mereka membentuk kabut putih kecil dan menghilang cepat di udara lembab. Mereka mengikuti jejak Qi darah yang tipis— jejak Zhao Long yang ia tinggalkan dengan ceroboh karena panik.
Tiba-tiba, Su Ling’er menghentikan langkahnya. Tangan dinginnya menyentuh lengan Lin Feng, membuat bulu kuduknya berdiri karena kontras suhu.
“Di depan. Tiga aura Foundation Establishment. Salah satunya… Zhao Long.”
Mereka mendekat perlahan, bersembunyi di balik semak belukar berduri yang menusuk kulit meski hanya tersentuh sedikit. Di sebuah lapangan kecil yang diterangi api unggun, Zhao Long berdiri dengan jubah berwarna merah gelap. Di depannya berdiri dua kultivator Sekte Darah Iblis—satu bertubuh besar dengan tato ular darah di leher, yang lain kurus dengan mata seperti lubang hitam.
“Kau terlambat, Zhao Long,” kata yang bertato dengan suara serak seperti kerikil bergesek.
“Warisan itu sudah menjadi milik kami. Sekarang serahkan informasi lengkap itu, atau kau mau mati di sini.”
Zhao Long tertawa gugup, keringat dingin mengalir di dahinya meski udara malam dingin.
“Aku sudah bilang—Lin Feng punya cincin warisan kuno. Teknik pedangnya tak tertandingi di level yang sama. Kalau kalian mampu menangkap dia hidup-hidup, esensi darahnya pasti lebih murni!”
Lin Feng merasakan darahnya mendidih. Su Ling’er segera menggenggam tangannya lebih erat, jarinya dingin tapi menenangkan. “Sabar,” bisiknya, napasnya hangat di telinga Lin Feng.
“Kita serang mereka bersamaan.” Mereka berdua menunggu momen yang tepat.
Saat Zhao Long menyerahkan gulungan peta sekte, Lin Feng segera bergerak lebih dulu. Ia melompat dari semak seperti angin musim gugur, pedang kayunya menebas ke arah kultivator kurus.
Tebasan itu tak terlihat, tapi intent pedang lapisan keempat membuat udara terbelah. Kultivator kurus itu hanya sempat membelalak sebelum lengannya terpisah dari bahu—potongannya rapi, darah segera menyembur seperti air mancur merah panas yang menguap di udara dingin.
Pertarungan meledak seperti badai.
Kultivator bertato meraung, tubuhnya bertransformasi menjadi jauh lebih besar, sekitar tiga kali lipat dari Lin Feng dengan bantuan Qi darah. Vena-vena merah menonjol seperti akar pohon, kulitnya memerah seperti daging mentah.
Ia berlari dan menerjang Lin Feng dengan tinju sebesar kepala, disertai teknik Darah Iblis Menggelegak—setiap pukulan meninggalkan jejak darah beracun yang menggerogoti udara.
Dengan cerdik Lin Feng menghindar dengan teknik langkah musim semi miliknya, kemudian berbalik dan menebasnya balik dengan Angin Musim Gugur yang Mengiris Daun.
Garis biru tak kasat mata memotong tinju musuh itu dengan cepat—tapi regenerasi darah langsung menutup luka, daging baru tumbuh dengan suara basah mengerikan seperti lumpur hidup.
Sementara itu, Su Ling’er menghadapi Zhao Long bersama kultivator kurus yang kini menggila karena kehilangan lengannya.
Zhao Long mengangkat pedangnya dan menebas dengan pedang api keluarganya, tapi Su Ling’er lebih cepat. Domain esnya meledak yang mengubah permukaan tanah di sekitar menjadi lapisan es licin.
Zhao Long tergelincir, dan pedang kristal Su Ling’er menusuk bahunya dalam—darah hangat mengalir di atas es dingin, menciptakan uap merah yang naik seperti asap neraka.
“Traitor!” teriak Su Ling’er, suaranya dingin tapi penuh amarah. Ia memutar pedang, merobek otot hingga tulangnya terlihat, putih berkilau di bawah cahaya api unggun.
Di sisi lain kultivator bertato akhirnya mendaratkan pukulan di perut Lin Feng. Tulang rusuk retak lagi—suara "krak" keras disertai rasa sakit seperti palu godam menghantam. Darah mengalir dari mulut Lin Feng, asin dan hangat di lidahnya. Ia sampai terhempas ke pohon, dan punggungnya menghantam batang pohon kokoh itu hingga robek oleh kulit kayu yang kasar.
Tapi Lin Feng segera bangkit, matanya merah karena darah dan amarah. Ia menyalurkan Qi tribulasi yang baru diserap, intent pedangnya naik ke level baru. Pedang kayunya mengeluarkan cahaya biru tua, dan dengan satu kali hentakan ia menebas secara horizontal dengan kekuatan penuh.
Pedang Abadi Langit – Gerakan Kelima: Angin Musim Dingin yang Membekukan Waktu.
Waktu seolah melambat. Garis biru es muncul, membelah tubuh kultivator bertato dari bahu ke pinggul tanpa bisa mengelak. Darahnya membeku sebelum menyembur, tubuhnya terbelah dua dengan potongan nyaris sempurna—organ dalam terlihat jelas, masih berdenyut sebentar sebelum jatuh ke tanah dengan bunyi basah berat.
Zhao Long memucat melihat itu. Ia mencoba kabur, tapi Su Ling’er sudah di depannya. Satu tebasan es memisahkan tangan kanannya dari badan membuat tangan itu jatuh ke tanah sambil masih menggenggam pedang.
Zhao Long jatuh berlutut di tanah berlumur darah, wajahnya pucat seperti mayat.
“Lin… Lin Feng… aku salah… ampuni aku…”
Lin Feng mendekat pelan, pedang kayunya masih meneteskan darah musuh. Bau amis menyeruak memenuhi hidungnya, tapi ia tak bergeming.
“Kau jual sekte kami demi kekuatan? Dan kau mengincar warisanku sejak ujian?”
Zhao Long mengangguk gemetar. “Aku iri. Kau dulu hanyalah sampah, tapi sekarang kau lebih tinggi dariku.”
Su Ling’er berdiri di samping Lin Feng, tangannya menyentuh lengan pemuda itu lagi.
“Kita bawa dia kembali hidup-hidup untuk diadili.”
Tapi saat mereka mengikat Zhao Long, aura gelap tiba-tiba muncul dari kegelapan hutan. Seorang elder Sekte Darah Iblis tingkat Golden Core muncul, auranya seperti lautan darah.
“Bocah... beraninya kalian membunuh anak buahku. Tapi sudahlah, sekarang serahkan warisan itu dan kalian akan mati tanpa rasa sakit.”
Lin Feng dan Su Ling’er saling pandang. Luka mereka berat, Qi hampir habis. Tapi tangan mereka tetap bergandeng walau ada getaran-getaran kecil karena kelelahan.
Api unggun meredup, angin malam semakin kencang, dan pertarungan hidup-mati akan segera dimulai.
jika berkenan mampir juga keceritaku PENJELAJAH WAKTU HIDUP DIZAMAN AJAIB
saya suka...saya suka.../Drool//Drool/
Terima kasih banyak atas dukungan dan kesetiaan kalian dalam mengikuti novel ini.
Saat ini, novel sedang dalam proses revisi, khususnya pada segi kepenulisan dan ejaan, agar alur cerita menjadi lebih rapi, nyaman dibaca, dan sesuai dengan kualitas yang diharapkan. Selain itu, terdapat beberapa adegan yang perlu dipotong, diperbaiki, atau diganti, demi memperkuat cerita serta menjaga konsistensi plot.
Proses ini dilakukan agar pengalaman membaca kalian menjadi jauh lebih baik ke depannya. Mohon pengertiannya apabila ada perubahan pada beberapa bagian cerita.
Sekali lagi, terima kasih atas kesabaran dan dukungan kalian. Semoga versi revisi nanti bisa memberikan kesan yang lebih mendalam dan memuaskan. 🙏✨