TRANSMIGRASI KE ZAMAN KUNO

masih di dalam butik.

setelah mengobrol panjang lebar, dan menyepakati segala sesuatunya sebelum menandatangani surat perjanjian, arela terlebih dahulu memberikan dua buah desain baju gaun yang sangat elegan. dan dia juga secara langsung menuntun pemilik toko untuk menjahit pakaian itu.

mereka menghabiskan waktu berjam-jam untuk membuatnya. karena keduanya adalah ahli dalam bidang tersebut, dan juga modelnya masih belum terlalu rumit, akhirnya mereka menyelesaikan beberapa pakaian dengan dua model yang berbeda. tentu saja sesuai banyaknya hasil desain yang diberikan oleh arela.

"akhirnya selesai juga.. punggungku terasa sangat pegal. tapi nyonya.. anda hebat sekali. Anda menjahitnya sangat cepat, dan bahkan terlihat rapi seperti ini." ujarnya.

hal yang membuat adalah, mereka tidak menggunakan mesin jahit injak yang sangat cepat untuk menjahit pakaian. mereka masih menggunakan mesin jahit yang sangat manual, dan hanya orang-orang hebat dan terbiasa yang bisa menggunakannya. bahkan arela sendiri tidak bisa atau tidak mahir menggunakan mesin jahit zaman ini.

"biasa aja nona.. mungkin karena saya sudah terbiasa. tapi nona.. pakaian yang baru kita bikin ini benar-benar sangat cantik sekali. modelnya juga terlihat elegan, dan siapapun perempuan yang mengenakan pakaian ini pasti akan terlihat cantik dan bersinar.." tutur sang pemilik toko dengan penuh kekaguman.

dia tidak bohong. dia jujur mengatakan kalau model baju yang baru saja mereka selesaikan ini sangat cantik. bahkan dia masih belum pernah melihat model seperti ini sebelumnya. model pakaian di zaman ini, masih terlihat monoton dan cukup ribet. tetapi model pakaian yang dikeluarkan oleh arela, tentu saja sudah diperbarui dan penggunaannya pun tidak terlalu meribetkan.

di samping itu, arela juga membuat dua pakaian celana dalam untuk perempuan, dan juga dengan bh-nya. karena jujur saja, dia tidak terbiasa menggunakan pakaian dalam yang ada di zaman ini. walaupun ikatannya cukup kencang, dan tidak akan melorot, tapi tetap saja hampir membuatnya kehabisan nafas dan sesak.

"betul nyonya.. model dan bahan pakaian yang dipilihkan ini sangat premium. jadi Nyonya jangan memberikan harga miring kepada para pembeli. apalagi mereka berasal dari kalangan bangsawan. model pakaian ini baru satu-satunya hadir di tempat anda. dan pastinya Nyonya harus meletakkannya di tempat yang terlihat oleh para pengunjung." ucapnya lagi. sang pemilik toko kembali menganggukkan kepalanya.

"tapi nyonya.. waktu sudah mau gelap, saya dan teman-teman saya pamit undur diri dulu. kami harus kembali. takutnya nanti hari semakin tidak terlihat." ucapnya sambil mengintip keluar. benar saja, di luar sudah terlihat gelap sekali. kalau seperti ini, dia harus mengeluarkan senter dari ruang bayangannya. karena kalau tidak menggunakan senter, jalanan tidak akan terlihat.

sang pemilik toko juga ikut mengintip dan terkejut melihat di luar sudah cukup gelap.

"astaga nona!! kalau begitu bawalah lentera ini. agar perjalanan nona dan teman-teman nona lancar." ujarnya. mendengar itu arela langsung menolak.

"tidak perlu nyonya. karena saya punya ini.."

Crek

arela langsung menghidupkan senter yang ia ambil dari balik bajunya. padahal sebenarnya dia membayangkan senter itu berada di tangannya.

dan mereka yang melihat benda itu tentu saja ikut terkejut. sangat kecil menurut mereka, tetapi cahayanya cukup untuk menyinari jalan mereka di malam hari.

"nona..!! ini apa.?" tanya Mereka semua dengan serentak. bahkan suara mereka mengejutkan arela.

"astaga!! kalian semua heboh sekali. membuat aku langsung terkejut." mereka semua pun terdiam. namun mereka tetap fokus pada benda yang dipegang oleh Arela.

"ah. ini namanya senter. ini bisa dimanfaatkan di malam hari seperti ini. baiklah kalau begitu.. berhubung ini sudah sangat malam sekali, kalau begitu kami pamit pulang dulu." tutur arela lagi.

"ah baiklah kalau begitu nona.. kalian berhati-hatilah di jalan." akhirnya setelah itu, arela dan kedua abdinya pun meninggalkan butik tersebut. beberapa butik yang ada di sekitar bukit tersebut juga sudah pada tutup. karena ini memang sudah malam hari.

biasanya, setelah matahari terbenam semua tokoh dan kegiatan di desa ini akan berhenti. dan para warga yang ada di sini akan mengurung diri di rumah masing-masing. dan aktivitas di luar pun tidak akan terlihat lagi.

wajar, hari yang gelap tentu saja membatasi penglihatan mereka untuk beraktivitas. sehingga di malam hari mereka semua akan lebih memilih untuk beristirahat dan berkumpul dengan keluarga mereka.

tapi malam ini, arela dan kedua abdinya kemalaman di luar. wajar, mereka tentu harus mencari peluang untuk mendapatkan uang.

"maafkan aku ya maya, Mario. gara-gara terlalu asik membuat pakaian dengan Nyonya pemilik butik, aku sampai melupakan waktu, sehingga membuat kita kemalaman seperti ini." tuturnya. Mario dan Maya tersenyum.

"jangan meminta maaf nyonya.. lagi pula kami juga tidak keberatan menemani anda." ujar Mario.

"betul nona.. daripada nona harus pergi sendiri tanpa kami, dan membuat kami cemas serta mengkhawatirkan keberadaan anda. lebih baik seperti ini, kita sama-sama perginya, dan pulang juga bersama-sama." arela pun langsung tersenyum senang mendengar penuturan mereka.

ketiganya tentu pulang melalui hutan yang memang tidak lebat. namun aktivitas penduduk di sana tidak terlalu banyak. mereka harus melewati jalan itu, karena mereka harus memutar untuk menuju istana dingin yang berada di ujung komplek istana kekaisaran.

saat mereka sedang berjalan, tiba-tiba cahaya senter adalah langsung menangkap sosok yang tampak berlumuran darah, dan sedang tergeletak di tengah jalan yang akan mereka lewati. hal itu tentu saja membuat mereka terkejut.

"astaga!! apakah itu mayat..?" seru arella dengan keterkejutannya itu. Maya dan Mario juga ikut melihat. melihat itu Mario langsung melindungi mereka berdua dan bersiaga.

"hati-hati nona.. mungkin terjadi sesuatu di tempat ini." ucapnya sambil mengedarkan pandangannya. namun mereka terus melangkah maju dengan waspada. tapi setelah beberapa waktu, tak ada tanda-tanda akan terjadi sesuatu. sampai akhirnya mereka bertiga telah cukup dekat dengan mayat yang tergeletak di tengah jalan mereka.

"sebentar, aku periksa dulu.." tutur arela bersiap memeriksanya. namun kembali Dia langsung dihentikan oleh Mario.

"tunggu nona!! biar saya yang melakukannya." dengan gerakan cepat, dan didukung oleh cahaya senter yang diarahkan Maya ke arah Mario dan jasad yang tergeletak itu. Mario langsung memegangi tangan mayat tersebut untuk mencari denyut nadinya.

seketika itu, Mario mendapati kalau orang ini masih hidup. hanya saja mungkin kehabisan banyak tenaga dan darah sehingga pingsan di tengah jalan mereka.

"nona.. orangnya masih hidup. apa yang harus kita lakukan nona..?" tanya Mario dengan suara yang pelan.

"kalau begitu tunggu apa lagi Mario. kita bawa saja dia ke istana dingin. tubuhnya juga penuh dengan luka sayatan. kalau dilihat dari pakaiannya, sepertinya Dia adalah anak bangsawan. ayo kita bawa.." tutur arela tampak serius. melihat keseriusan itu, Mario tentu saja tidak bisa membantah. akhirnya dengan kekuatan dan tenaga full yang Mario miliki, dia pun langsung menggendong orang tersebut di atas punggungnya. sementara barang bawaan kini di bawah oleh arela dan juga Maya.