NovelToon NovelToon
Twelves Trials Of Fate (Myth Vs Human)

Twelves Trials Of Fate (Myth Vs Human)

Status: sedang berlangsung
Genre:Kultivasi Modern / Akademi Sihir / Perperangan / Action / Mengubah sejarah / Iblis
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: See You Soon

Pada tahun 2086, umat manusia berdiri di puncak kejayaan teknologi. Negara-negara besar bersatu di bawah Proyek Helios — percobaan menciptakan sumber energi tak terbatas dengan memanipulasi ruang dan materi gelap.

Namun pada malam ketika Helios Reactor diaktifkan untuk pertama kalinya, sesuatu terjadi. Langit di atas Samudra Pasifik retak seperti kaca yang dilempar batu. Membentuk celah raksasa bercahaya ungu, berdenyut seperti nadi dunia yang terluka.

Seekor makhluk bersisik emas, bersayap seperti petir, mengaum di atas laut. Lalu menyusul bayangan-bayangan lain: raksasa dari batu, wanita bersayap burung gagak, binatang bertanduk dari legenda kuno.

Nuklir ditembakkan, senjata diluncurkan. Sebuah kedatangan para makhluk mitologi yang mengancam ras manusia berdatangan dan membawa pesan,

“Kalian membuka pintu tanpa izin. Dunia kami hancur karenanya. Kini, keseimbangan harus ditegakkan.”

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon See You Soon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ilusi yang Mampu Merobek Jiwa

Tawa lirih Elaina perlahan berubah menjadi jeritan yang memecah langit Colosseum.

Antara tangis dan tawa, suara itu menggema seperti raungan jiwa yang retak.

Matanya liar.

Air mata mengalir di pipinya, namun bibirnya terus tersungging dalam tawa histeris yang menusuk hati setiap penonton.

Tubuhnya berguncang — bukan karena lemah, melainkan karena sesuatu yang dalam dirinya telah pecah dan tak bisa diperbaiki lagi.

“Peduli apa aku dengan kalian semua, manusia!”

Suara itu menggema keras, mengguncang seluruh tribun.

Para penonton manusia tertegun, sementara dari kubu mitologi, sorak kemenangan mulai bergemuruh.

Elaina berbalik arah menatap tajam ke arah para tahanan, koruptor, dan para penjahat yang dulu pernah ia adili — yang kini duduk di barisan tribun manusia.

Mereka membeku, ngeri melihat perubahan drastis dalam diri wanita yang dulu begitu mereka takuti.

“Membusuklah kalian semua di neraka orang-orang berdosa!”

“Aku tidak menyesal memenjarakan kalian semua!”

Tawanya menggila.

Histeris, bergetar, dan nyaring seperti dentingan kaca yang pecah di dalam dada.

“Hahaha! Hahahaha!”

Setiap suku kata terasa seperti luka lama yang selama ini dipendam dalam profesionalitasnya yang dingin kini meledak keluar tanpa kendali.

Segala dendam terhadap sistem, tekanan jabatan, kesendirian, dan kehilangan anaknya — semuanya meletus bersamaan di tengah panggung megah di atas awan itu.

Dari sebalik cermin yang masih menampakkan ilusi semu, Huli Jing menatap dengan tatapan puas.

Matanya bersinar halus, menandakan kemenangan yang bukan sekadar fisik — melainkan kemenangan atas jiwa manusia itu sendiri.

Ia perlahan keluar dari cermin dan membungkuk kecil ke arah Virgo, seolah ingin menunjukkan hasil karyanya.

“Manusia adalah makhluk rapuh, Pengadil Agung. Kebenaran bagi mereka hanyalah topeng — yang mudah lepas ketika hati mereka disentuh sedikit saja.”

Kubu mitologi bersorak hebat.

Sorakan itu seperti badai, bergemuruh hingga membuat awan di atas Colosseum bergetar. Mereka berdiri, melambaikan tangan dan mengeluarkan seruan kemenangan.

“Elaina kalah!”

“Manusia telah runtuh di hadapan ilusi!”

Namun di kubu manusia, suasana justru terbelah.

Sebagian tetap berteriak menyemangati, berharap Elaina masih bisa diselamatkan.

Namun sebagian lainnya mulai mencemooh — suara ejekan muncul di antara rasa malu dan kecewa yang menyesakkan dada.

“Dia sudah gila…”

“Dia memalukan umat manusia…”

Di tengah hiruk-pikuk itu, Presiden hanya terduduk di singgasananya.

Bahunya merosot, napasnya berat, matanya kehilangan cahaya harapan.

Tangannya mengepal di atas lutut, namun tubuhnya tak bergerak.

Ia tahu — Elaina telah pergi.

Bukan tubuhnya, tapi jiwanya.

Wanita yang dahulu berani membongkar kebohongan siapa pun, kini justru tenggelam dalam kebohongan ciptaan seekor siluman rubah.

Sementara itu, di seberang, The Ancient One bersandar santai di kursinya yang menjulang.

Sayap emasnya bergetar ringan, matanya menatap ke bawah dengan sorot penuh kepuasan.

Ia menyilangkan kakinya, lalu berkata dengan suara rendah, namun menggema hingga ke langit:

“Lihatlah, Presiden manusia… Beginilah akhir dari keangkuhan ras kalian.

Tidak ada kebenaran yang mutlak. Hanya keyakinan yang paling mudah dihancurkan.”

Virgo menunduk perlahan. Cahaya lembut dari rambut bintangnya meredup.

Bibirnya bergetar, matanya menatap Elaina yang kini berlutut — tertawa dan menangis sekaligus di tengah api ilusi yang tak lagi bisa dibedakan dari kenyataan.

...****************...

FLASHBACK — Masa Lalu Elaina Voss

Malam itu, hujan turun tanpa ampun. Petir menyambar seolah menertawakan kesedihan yang menimpa satu jiwa di tengah jalanan sepi kota.

Di sana, di bawah cahaya redup lampu jalan, Elaina berlutut memeluk tubuh kecil putrinya — Chloe. Mata anak itu tertutup, bibirnya membiru, dan boneka kelincinya tergeletak di sisi genangan air yang semakin meluas.

Tangisan Elaina tak terdengar, karena hujan menelan semuanya.

Beberapa jam sebelumnya, ia baru saja menandatangani laporan terakhir hasil investigasinya — laporan yang akan menyingkap jaringan penyelundupan narkoba internasional yang sudah bertahun-tahun bercokol di bawah sistem hukum negaranya.

Ia tahu, taruhannya nyawa. Tapi setelah kematian suaminya yang juga gugur karena kasus serupa, Elaina menolak diam. Ia bersumpah melanjutkan apa yang telah mereka mulai bersama.

Dan malam itu, balasan datang.

Tak berupa ancaman, tapi hukuman—dalam bentuk keji: penculikan dan pembunuhan anaknya sendiri.

“Chloe!” seruannya berulang kali bergema di koridor markas kepolisian ketika ia membawa tubuh anaknya. Tapi tidak ada satu pun yang berani menatap matanya lama-lama.

Polisi, jaksa, bahkan orang-orang yang dulu memujanya karena keberaniannya kini memilih menunduk.

“Maaf, Bu Elaina,” kata seorang perwira senior dengan suara bergetar, “Mereka... terlalu berkuasa. Kami tidak bisa bergerak tanpa perintah atasan.”

Sejak malam itu, Elaina berhenti percaya pada hukum, berhenti percaya pada sistem.

Ia mengunci diri di rumah selama berbulan-bulan, hanya ditemani suara hujan yang terus menetes di luar jendela. Namun bukannya tenggelam dalam kesedihan, Elaina memilih jalan lain:

Belajar.

Ia menelan buku-buku psikologi, hukum pidana, komunikasi nonverbal, bahkan seni hipnosis dan trik sulap panggung — semua yang bisa membantunya memahami manusia, terutama kebohongan di balik wajah mereka.

Tahun demi tahun berlalu.

Ia berubah.

Yang dulu seorang pengacara idealis kini menjelma menjadi ahli mikro-ekspresi, mentalist, dan manipulator ulung yang bisa membaca ketakutan di balik sekedip mata.

Namun di balik seluruh prestasi itu, tetap ada satu ruang kosong di dalam dirinya — ruang yang hanya bisa diisi oleh tawa kecil Chloe.

Kadang, ketika ia duduk sendiri menatap berkas-berkas kasus, ia mendengar suara anak itu memanggil, “Mama, aku di sini…”

Dan setiap kali ia mendengarnya, Elaina hanya tersenyum pahit.

Karena ia tahu, semua keadilan yang ia perjuangkan tak akan pernah mengembalikan peluk hangat yang hilang malam itu.

Sejak saat itu, ia berhenti berjuang demi dunia.

Ia berjuang demi satu hal — keadilan yang tidak bergantung pada siapa pun.

Jika dunia tak bisa memberi keadilan, maka ia sendiri akan menjadi keadilan itu.

1
Mizuki
Gak betah ama em dashnya
Ni mungkin lebih alami dan baik kalo dirimu gak maksa make gpt buat proofreading paksa
Mizuki
Emdash sebanyak ini pasti perkara dirimu langsung maksa di proofreading ama gpt.

Jangan dipaksa, manual aja, suruh dia koreksi/nyari typo, habis tuh benerin sendiri manual, kelihatan entar kemampuanmu yang asli ama kagak
Chimpanzini Banananini: iya mas. nanti kurevisi lagi perkara em dashnya. untuk bab² tinggi udh kuperbaiki kok
total 1 replies
Mizuki
Ini pasti referensinya dari Record of Ragnarok
Chimpanzini Banananini: bener wkwk
total 1 replies
Mizuki
pagi-pagi banget udah high-telling kek gini. Yang kek gini biasanya di showing di tengah atau di akhir, dan itu lewat plot, atau prespektif sisi satunya, potensi kehilangan hook gede banget
Chimpanzini Banananini: oke mas. nanti kurevisi yang bab2 awal.
total 3 replies
🌹Widianingsih,💐♥️
hai hai kak ...!
mampir nih .
peperangan di abad serba canggih yah !
Chimpanzini Banananini: bener kak. thanks udh mampir
total 1 replies
Anul (PPSRS)
ini mirip alur valkyrie ga sih👍
Anul (PPSRS): itulah pokoknya 🤣
total 2 replies
Anul (PPSRS)
lambang Amerika kah?
Chimpanzini Banananini: bukan heh
total 1 replies
Anul (PPSRS)
ancient one ini apa sih🤣
Anul (PPSRS): okee😍
total 2 replies
@🌹..AIS....🌹🍭
aku udah mampir kak han
@🌹..AIS....🌹🍭: sama sama kk cantik
total 2 replies
Anul (PPSRS)
ancient one ga tuh🤣
Anul (PPSRS)
widih, jadi paradoks berarti... makhluk mitologi ternyata ga punah, tapi kebawa ke masa depan🤣
Anul (PPSRS)
kasih santen, gula merah, air, gula pasir, daun pandan, rebus sampai mendidih... jadi deh bubur goblin hijau👍
Chimpanzini Banananini: ape bende ni woi?
total 1 replies
ꜱᴀʀɪꜰᴀʜ ᴀɪɴɪ
Gila, ini bapaknya udah pasang badan banget demi keluarga🔥 Tapi shotgunnya nggak ada peluru? Aduh, semoga aja ada cara lain buat ngalahin goblin-goblin itu! 😭
Chimpanzini Banananini: duhh gimana ya bilangnya? mereka semua meninggoy dan damai sebagai npc hiks
total 1 replies
ꜱᴀʀɪꜰᴀʜ ᴀɪɴɪ
serem banget! 😱 Udah goblinnya nyeremin, kelakuannya lebih nyeremin lagi.
Cesium-136
Cek komentar buat detailnya
Chimpanzini Banananini: baik. akan dikembangkan lebih baik dan lebih baik lagi. aku juga berusaha untuk membuat setiap judul diawal bab, foreshadowing, cliffhanger, pasti tidak akan mudah ditebak oleh para pembaca. btw thanks udh mau repot² baca ceritakuu❤❤
total 5 replies
Sang_Imajinasi
pertarungan nya bab selanjutnya
Chimpanzini Banananini: iya kaka. tapi aku bakalan crazy up dan bab selanjutnya bakalan up malam ini.
total 1 replies
Ai'zana
semangat thor
Fitur AI
ada kata kata mutiara nih
Fitur AI
wah bagus , ini keknya dia di palak pereman kah?!/Slight/
DF. aldo syarudin
keren
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!