NovelToon NovelToon
Ipar Yang Jahat

Ipar Yang Jahat

Status: sedang berlangsung
Genre:Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:3.3k
Nilai: 5
Nama Author: Ismi Sasmi

Aluna seorang gadis manis yang terpaksa harus menerima perjodohan dengan pria pilihan keluarganya.Umurnya yang sudah memasuki 25 tahun dan masih lajang membuat keluarganya menjodohkannya.
Bukan harta bukan rupa yang membuat keluarganya menjodohkannya dengan Firman. Karena nyatanya Firman B aja dari segala sisi.
Menikah dengan pria tak dikenal dan HARUS tinggal seatap dengan ipar yang kelewat bar-bar.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ismi Sasmi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 23 TUKANG RUSUH

"Mbak, udah belum ?" ketuk Ika di pintu toilet.

"Belum, sebentar lagi." jawabku dengan tergesa-gesa mencuci pembalut kemudian memasukkannya ke kresek hitam dan membawanya keluar untuk di buang di tempat sampah.

"Kamu kebelet ?" tanyaku melihat Ika yang pucat pasi.

"Gak, Mbak. Itu...di depan ada orang marah-marah. Perempuan. Kayaknya seumuran Mbak." lapor Ika.

Segera ku buang bekas pembalut ke tempat sampah, kemudian mencuci tangan dan segera ke depan dengan Ika yang mengekor di belakang.

Langkahku tersendat ketika melihat siapa yang sudah membuat keributan. Begitupun dengan Sindi yang melihatku dengan mata melotot seperti melihat hantu di siang bolong.

"Heh ! Aku nyuruh manggil bos kamu buat komplen. Kenapa malah bawa Upik abu kesini ?" semburnya pada Ika.

Ika yang ingin bersuara, ku tahan dengan gelengan kepala. Menyuruhnya untuk tutup Mulut.

"Ada apa ini ?" tanyaku berusaha tenang.

"Aku pengen ketemu bos kamu, bukan sama babunya". Sarkasnya.

"Gak ada. Beliau tidak kesini hari ini". Dustaku.

"Bilangin deh sama bos kamu, kalau jualan itu yang jujur jangan nipu orang ". Omelnya.

"Maksud kamu apa sih ?" tanyaku bingung.

"Masa 1 kotak donat kayak gini harganya 18 ribu. Mana isinya cuma 6 biji lagi. Kalau di warung harganya cuma seribu 1 biji. Kalian itu jualan apa meras orang sih ? Kira-kira dong kalau mau ambil untung".

"Ada apa nih Mbak ribut-ribut ?" seru Fika yang baru saja datang membeli makan siang.

"Wah ternyata ada bocah ingusan juga disini". Sindir Sindi pada Fika.

"Mbak itu protes soal harga." beritahu Ika pada Fika.

Fika pun memberikan senyum mengejek pada Sindi.

"Denger ya Mbak ! Kalau gak mampu beli, gak usah marah-marah. Ada harga ada kualitas ya Mbak ! Jadi gak usah protes soal harga. Kalau merasa disini mahal, gak usah dibeli. Silahkan beli di tempat lain yang lebih murah. Lagian kami gak pernah maksa orang buat beli jualan kami". Ucap Fika telak.

"Sombong ! Donatnya aja gak enak gitu mau ngasih harga mahal. Cih ! pantes aja dari tadi gak ada yang beli." cibir Sindi.

"Emang pernah nyoba ?" selidik Fika.

"Gak pernah sih. tapi kan tampilannya aja gak menarik gitu. Gimna rasanya bisa enak coba ? Orang bakal mikir seribu kali buat beli donat disini." ejek Sindi.

"Kalau gak enak, ngapain tadi mau beli ? Pakai nawar segala lagi. Bilang aja lagi boke, tapi pengen makan enak." sembur Fika yang ikut geram dengan tingkah Sindi.

"Ya...kasihan aja sama kalian. Dari tadi gak ada yang beli." jawabnya enteng.

"Kalau kamu gak niat beli, silahkan pergi ! Jangan buat keributan disini !" usirku.

"Siapa kamu berani usir aku ?" tantang Sindi dengan berkacak pinggang.

"Ini toko aku. Sekarang kamu pergi dari sini !"

Mulut Sindi terganga mendengar pengakuanku. Tak lama kemudian dia tertawa seolah ada sesuatu yang lucu.

"Kenapa dia, Fik ?" tanya Ika takut.

"Kesambet kali". Jawab Fika asal.

Setelah tawanya reda barulah dia mengusap sudut matanya yang berair.

"Luna...Luna..ini masih siang bolong. Bangun woy ! Jangan mimpi ! Mimpi kamu ketinggian, takutnya nanti jatuh, kan sakit". Ucapnya dengan nada mengejek.

"Terserah anggapan kamu apa. Yang jelas aku mau kamu pergi SEKARANG !" ucapku gusar.

"Kalau aku gak mau pergi, gimana ?" tantangnya.

"Kami bakal seret kamu keluar dari sini". Jawab Fika emosi.

"Emang kamu berani sama aku ?" ucapnya meremehkan.

"Siapa takut !" jawab Fika sambil menarik tangan Sindi dan dibantu oleh Ika untuk menyeretnya keluar.

"Pergi sama ! Jangan pernah menginjakkan kaki kamu disini lagi kalau cuma mau buat keributan !" usir Fika.

Sindi yang tak terima diperlakukan seperti itu, langsung mengambil ponselnya dan langsung merekam.

"Rasain ! Tunggu pembalasanku." ancamnya lalu pergi.

"Mbak kok dia bisa kesini sih ?" tanya Fika begitu masuk ke dalam.

"Mbak juga gak tau, Fik. Tadi yang layani dia si Ika. Mbak kebetulan lagi di toilet ". Jawabku.

"Gimana awal mula kejadiannya sih ?" tanya Fika sambil menatap Ika.

"Tadi Mbak itu datang katanya mau beli donat 1 kotak setelah melihat pajangan di etalase. Terus langsung aku ambilin dan sebutkan harganya. Ehh dia malah marah-marah dan ngotot mau harga seribu perbiji. Aku jelasin baik-baik, eh dia tambah marah." ucap Ika dengan kesal.

"What ? Seribu ? Emang dia tinggal dimana sih Mbak ? Sampai gak tau pasaran harga donat disini ." sungut Fika.

Aku menghendikkan bahu tanda tak tau.

"Lain kali, kalau dia kesini lagi langsung usir aja." ucap Fika memperingatkan Ika.

"Siap... laksanakan !" ucap Ika sambil memberikan tanda hormat.

***

Getar ponsel di nakas, menyentakku dari lamunan. Mau tak mau terpaksa aku ambil. Karena aku cukup penasaran, siapa yang mengirim chat malam-malam begini.

Ternyata dari Rita, salah satu teman SMA ku dulu yang juga masih 1 kampung. Hanya beda RT.

"Luna, kamu udah lihat status FB si Sindi ?"

"Aku gak lihat. Karena udah gak temenan di FB. lagian pula dia udah aku blokir. wkwkwk". Balasku.

Aku memang memblokir semua akun medsosnya setelah dia menabuh genderang perang padaku. Tak ada gunanya terus berteman kalau di dunia Maya.

Tak lama Rita mengirimi ku sebuah video.

Video tadi siang di ruko. Di video itu memperlihatkan Fika dan Ika yang sedang berdiri dengan muka jutek. Sindi mengatakan kalau dia diusir ketika ingin membeli kue. Alasan dia diusir karena aku masih dendam padanya perihal kisah cinta masa lalu. Dia juga mengatakan karyawannya sangat judes, jadi dia menghimbau orang lain agar tak usah membeli di tempatku. Selain itu dia juga mengatakan bahwa rasa kuenya sangat sangat tidak layak untuk dimakan dengan harga yang tak masuk akal.

Aku sangat geram menonton video yang dikirim. Bisa-bisanya dia menjelekkan usahaku, padahal sendirinya yang salah. Tak tahu saja dia bagaimana jatuh bangunnya aku merintis usaha ini. Sementara dia seenak jidat ingin menghancurkan. Tidak akan ku biarkan !

"Kejadian gak gitu, Rita. Aku ngusir dia karena dia bikin keributan. Dari pada nanti orang enggan singgah untuk membeli gara-gara dia yang ngamuk gak jelas, lebih baik aku usir. Awalnya dia pengen beli 1 kotak donat, sama Si Ika diambilin. Waktu mau bayar, dia protes karena merasa terlalu mahal. Dan ngotot mau harga SERIBU per biji. Udah dibilangin baik-baik, eh dia malah nyolot. Nuduh mau meras dia lah. Fika yang geram pun akhirnya menyeret dia keluar." balasku pada Rita.

"Sabar ya Luna, si Sindi itu emang muka aja yang sok polos. Padahal aslinya munafik. Heran deh aku, kenapa dulu kamu bisa akrab banget sama dia". Balas Rita.

Ku letakkan ponsel ke atas nakas tanpa membalas lagi chat dari Rita. Pikiranku melanglang buana. Tak mengira Sindi Setega itu memfitnahku.

Jika dulu Siska yang suka mengusik hidupku. Sekarang si Sindi.

Kapan hidupku bisa tenang ?

1
kalea rizuky
q ksih bunga lagi nih biar nulisnya rajin
kalea rizuky
lanjut donk thor bagus lo ceritamu
kalea rizuky
gimana nasib mantan laknat thor
kalea rizuky
firman ttep. goblok biar aja dia jd duda karatan
kalea rizuky
up yg banyak thor q ksih bunga
Lala lala
pernah baca alur yg sama
Fan Compás Chivi Ans
Suka sama gaya penulisnya.
Yajaira Gaona
Gak kepikiran sama sekali kalau cerita ini bakal sekeren ini!
Kakashi Hatake
Keren thor, semoga bisa lanjut sampai ke akhir cerita!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!