👍 Like
⭐️ Rate
🔔 Subscribe
👑 Vote
Bagaimana jika seorang putri calon ratu masa depan dari era moderen, berpindah keraga bayi merah yang baru lahir dizaman kuno...?
Apakah ia akan bisa menyesuailan diri..? karena keluarga barunya dizaman kuno ini hanya orangtua yang sederhana...?
Apakah ia bisa memenuhi tanggung jawab dalam membawa perubahan untuk zaman ini...?
Akankah kehidupannya akan jauh lebih menyenangkan atau malah sebaliknya...?
Jadilah orang yang menjadi skasi kisah perjalanan calon ratu masa depan yang kembali kemasa lalu, dalam novel ini....!!!
TERIMA KASIH.....!!!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Datu Zahra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pembangunan Jalan
Pada akhirnya semua penduduk desa Zi-tong mengikuti apa yang dilakukan keluarga Duan.
Dengan bimbingan Yu Shu juga Duan Lei, penduduk desa bergotong royong membuat batu bata, genteng, lalu merombak rumah mereka secara bergantian.
Dalam kurun waktu sepuluh bulan, semua rumah didesa Zi-tong berubah. Bukan hanya bahan bakunya saja yang sama, tapi bentuknya juga sama. Hanya ukurannya yang berbeda, ada yang besar dan kecil, menyesuaikan kebutuhan juga luas tanah yang dimiliki.
Rumah yang dibangun dengan bahan dasar tanah liat dan batu, akan jauh lebih hangat jika musim dingin tiba. Dan akan memberikan kesan sejuk jika musim panas datang. Bangunannya juga jauh lebih kokoh, dan aman dari angin kencang atau pun badai.
Setelah selesai dengan urusan rumah, sekarang warga desa Zi-tong disibukkan dalam pembangunan jalan.
Materialnya sudah pasti diambil dari gunung Gora. Setiap hari selepas penduduk menyelesaikan aktifitas bekerja. Mereka bersama-sama mengangkut material yang dibutuhkan dengan gerobak.
Pasir, batu, kerikil, semen, diletakkan disepanjang jalan desa. Setelah dirasa cukup, proses pembuatan jalan dimulai.
Para lelaki, baik tua, muda atau anak-anak. Turun kelapangan. Sementara para wanita sibuk didapur menyiapkan makanan dan minuman.
Satu bulan waktu yang dibutuhkan dalam pembangunan jalan yang lebarnya lima meter. Bukan hanya jalan-jalan utama saja yang diperbaharui, jalan kecil menuju keladang dan gunung juga dibuat bagus.
Dulu jalan berdebu jika musim kemarau dan akan becek, licin berlumpur jika musim hujan, kini sudah tidak ada lagi. Yang ada sekarang adalah jalan aspal hitam berbatu yang keras dan halus.
Meski dilalui ribuan kuda juga ratusan kereta, jalan itu tak akan rusak atau pun retak. Jika dizaman moderen, jalan itu sudah seperti jalan beton yang dicor.
Pembuatan pot bunga, cobek, penggilingan tangan yang diputar, lumpang tumbuk, batu bata, batu paving dan genteng juga diproduksi.
Selain untuk dipakai pribadi, ada sebagian penduduk yang menjualnya. Akhirnya ada alternatif lain untuk penduduk mendapatkan tambahan uang.
Sektor kerajinan juga bertambah, jika tadinya hanya ada kerajian membuat keranjang, topi caping, sekarang kerajian membuat rak bumbu, rak piring, meja, kursi, lemari, mulai digalakkan.
Yu Shu dan para anak sebayanya pun belajar membuat gerabah dari tanah liat. Bermula dari yang kecil dulu, seperti cangkir, teko, mangkuk, piring.
Saat mereka sudah mahir, hasil yang dibuat juga bagus, cantik tanpa cacat. Mereka belajar membuat yang berukuran besar dan dengan aneka macam varian jenis.
Bak penampungan air juga dimiliki setiap rumah sekarang. Semuanya sama dibuat dari pasir dan semen.
Empat toko besar yang menjual hasil kerajian berbahan kayu dan batu semen, gerabah, sekarang berdiri rapi didepan gerbang desa.
Toko-toko itu dikelola bersama warga desa dan hasil penjualan nantinya akan dibagi rata setiap bulan pada orang-orang yang memasok barang yang ada ditoko itu.
Untuk batu bata dan genteng yang sudah siap jual, tetap berada ditempat pembuatan dan pembakaran yaitu dikaki gunung Lushan.
Desa Zi-tong kini mulai menjadi perhatian. Perbedaan rumah yang ada didesa itu saja sudah membuat gempar, terlebih sekarang jalan yang berubah. Jelas langsung mengundang minat dari banyak orang.
Semua bermula dari para pemburu dan pedagang yang singgah atau melewati desa itu. Gosip dari mulut kemulut langsung menyebar hingga keistana kekaisaran.
Kaisar Song Wu Tian, langsung mengutus bawahannya untuk melihat keadaan desa Zi-tong. Sementara para pejabat korup, mulai memutar otak untuk mencari keuntungan dari desa itu.
Banyak masyarakat dari berbagai kota datang kesana. Selain untuk melihat-lihat saja, membeli hasil kerajinan, mereka juga mencari tau tata cara membuat rumah yang ada perapian dan oven masak.
Desa yang cantik dan asri dengan rumah berderet rapi, jalan yang bagus, bersih, aneka macam bunga dan buah tumbuh subur. Sungguh sangat elok dipandang mata, serta amat nyaman untuk ditinggali.