Tidak ada tanggal sial di kalender tetapi yang namanya ujian pasti akan dialami oleh setiap manusia.
Begitupun juga dengan yang dialami oleh Rara,gadis berusia 21 tahun itu harus menerima kenyataan dihari dimana kekasihnya ketahuan berselingkuh dengan sahabatnya sendiri dan di malam itu pula kesucian dan kehormatannya harus terenggut paksa oleh pria yang sama sekali tidak dikenalnya. Kehidupan Rara dalam sehari berubah 180 derajat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fania Mikaila AzZahrah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 9. Kagum Juga
“Kamu sementara waktu mengisi kelasnya Bu Farida dan jika beliau sudah kembali kamu akan bekerjasama dengan Pak Ardi untuk menjadi wali murid kelas 6 B kebetulan Wulan akan pindah tugas ke kampung halamannya setelah menikah nanti, nggak apa-apa kan nak?” Tanyanya Bu Halimah.
Bu Hajjah Halimah sedari dulu memang sangat menyayangi Rara, karena dia tidak memiliki anak perempuan, semua ketiga anaknya adalah lelaki.
Rara tersenyum, “Alhamdulillah malahan aku bersyukur karena dipercaya mengajar di sekolah besar dan sebagus ini. Makasih banyak Tante sudah dibantuin diterima di sekolah ini,” sahutnya Rara.
Bu Haja Halimah mengusap lengan keponakannya yang tertutup lengan panjang dari baju yang dipakainya.
“Masya Allah, kamu memang selalu bisa membuat Tante senang. Ngomong-ngomong gimana dengan toko sembako yang dibangun bapakmu? Kapan-kapan suruh bapakmu ke rumah, sudah lama kita nggak ngumpul bareng bersama,” ujarnya Bu Haja Halimah.
“Tante bisa saja. Insha Allah aku akan sampaikan. Kalau gitu aku pamit ke kelas dulu kayaknya anak-anak sudah menunggu,” pamitnya Rara.
“Hati-hati, tetap semangat yah Nak,” ucapnya Bu Hajah Halimah.
Ia berjalan meninggalkan Tante merangkap kepala sekolah tanpa menunggu balasan Tantenya, ia kemudian berjalan meninggalkan tantenya tepat di depan pintu masuk kantor kepala sekolah.
Rara berjalan ke arah kelas 4 diantar oleh Eka. Mereka berbincang-bincang mengenai kondisi sekolah yang paling padat dan banyak siswanya dibandingkan sekolah lain yang ada di kabupaten Gowa.
Di sekolah SD tersebut, saking banyak siswanya sehingga terbagi beberapa kelas ada A dan B. Kebetulan kelas yang diajar oleh Rara adalah kelas B yang masuk pago hari ini.
Rara berpapasan dengan Bara ketika melewati kelas 5 yang sudah berganti pakaian olahraga sambil membawa sebuah bola kaki. Penampilannya pak guru paling ganteng di sekolah itu, membuat gadis berusia 21 tahun lebih itu sempat terpesona melihatnya.
“Subhanallah, oppa Korea lewat. Setiap hari lihat wajahnya pasti mata nggak sepet,” cicitnya Rara yang malah keceplosan mengagumi ketampanan Bara.
Biasa kaum hawa kalau lihat cowok ganteng dan bening pasti demen terkadang histeris melihatnya dan itu pun yang dialami oleh Rara saat ini.
Bara hanya melirik sepintas lalu kemudian berjalan dengan gaya so coolnya melewati Rara.
“Lumayan cantik juga, bodynya semok juga nih cewek,” gumamnya Bara ketika Rara sudah berlalu dari hadapannya.
Bara tidak menampik kecantikan paras Rara dan bentuk tubuhnya yang aduhai membuat kaum Adam klepek-klepek salting melting melihatnya.
“Lumayanlah setiap hari dipandangi jadi obat buang penat dan jenuh,” cicitnya Bara yang tak henti-hentinya memuji kecantikannya Rara.
Lelaki semuanya sama saja kalau melihat yang seksi pasti akan ada ketertarikan disana.
Rara memiliki body goals, tapi bagian dada dan bokong sedikit menonjol padahal pakaian seragam mengajarnya Rara tidak ketat.
Rara mulai mengajar, awalnya sedikit gugup dan grogi tapi lama kelamaan karena memang skil dan kemampuannya Rara mengajar cukup baik sehingga Rara bisa melewati hari pertamanya dengan cukup baik dan lancar.
Rara menyelesaikan Jam mengejarnya hari itu dan bersiap-siap untuk pulang, tapi tiba-tiba hpnya berdering. Dia mengambil ponselnya di dalam tasnya.
Sebagian siswanya masih ada yang belum pulang karena masih mengemasi barang-barangnya.
“Yudha, ngapain nelpon jam segini, apa mau bertanya masalah janjian makan malamnya?” Tanyanya pada dirinya sendiri.
Rara mengirimkan pesan chat ke nomor Yudha. Rara dikenal dengan nama Ela dari pria yang bernama Yudha adalah teman chattingannya beberapa hari belakangan ini.
Ela ”maaf saya nggak angkat teleponnya karena saya lagi sibuk.”
Rara segera mengirim chatnya agar pria yang disangka bernama Yudha karena dari profil whatshappnya.
Yudha “Nggak apa-apa, ngomong-ngomong gimana kabarnya?”
Rara duduk di kursinya karena masih ingin berbalas chat dengan Yudha, tanpa keluar dari room chat.
Ela “Alhamdulillah baik, kalau situ gimana, pak Yudha?”
Yudha ” Yudha!?”
Ela ”bukannya namanya Yudha yah? Atau saya salah lagi,” diakhiri dengan emoticon ketawa tipis.
Yudha “Nggak apa-apa panggil dengan Yudha saja, kalau gitu sudah dulu yah. Gue mau balik ke rumah kangen masakan Mama soalnya.”
Ela “Titip salam sama Mairah yah.”
Rara menyangka kalau Yudha adalah sahabat dari anaknya wanita yang pernah ditolongnya tempo hari.
Yudha “insya Allah, gue sampein nanti kalau ketemuan dengannya, Daa!”
Ela “Assalamualaikum,” kemudian keluar dari room aplikasi pengiriman chat berlogo hijau itu.
Rara tidak lagi mengecek ponsel barunya padahal pria yang dikira Yudha itu masih sempat membalas chatnya.
Rara menyimpan ponselnya yang baru dan kembali nomor hpnya yang satunya berbunyi nyaring. Rara memakai dua ponsel sekaligus, padahal hp lamanya sudah sedikit tua, tapi karena banyak kenangan indah dari ponsel lamanya sehingga dia tetap memakainya hingga detik ini.
Ponsel tua itu yang kebanyakan orang-orang ketahui nomornya dan rata-rata teman-temannya mengenal dan mengetahui nomor lama tersebut.
“Kak Dewangga,” cicitnya Rara yang antara enggan untuk mengangkat telponnya dan juga marah sekaligus merindukan sosok pria yang dua tahunan menjadi kekasihnya.
Rara tidak ingin mengangkat telponnya itu dan malah berjalan ke arah parkiran. Tetapi, telponnya tidak berhenti berdering sehingga mau tidak mau Rara mengangkat telponnya.
“Assalamualaikum,” ucapnya Rara datar.
“Waalaikum salam, gimana kabarnya Ra?” Tanyanya Dewa dari seberang telpon.
“Alhamdulillah baik sangat baik setelah melihatmu beradegan panas dengan temanku sendiri!” Ketusnya Rara.
Dewangga tidak terkejut mendengarnya karena memang waktu itu dia melihat dan menyadari kedatangan Rara di dalam kosannya dan itu disengaja agar hubungan mereka segera berakhir.
“Maaf, gue akuin kalau itu gue yang salah bukan Hani ataupun Lo dan siapapun. Gue ingin bertemu denganmu boleh?” Tanyanya Dewangga yang bernada permintaan itu.
“Maaf gue nggak punya banyak waktu untuk meladeni pria seperti Lo. Lagian gue sudah punya cowok baru pengganti mu dan insha Allah kami akan segera menikah bulan ini,” ujarnya Rara yang terpaksa harus berbohong dan mengarang cerita bebas agar Dewa berhenti menganggu ketenangan hidupnya.
Dewangga di seberang telpon mengeratkan kepalan tinjunya saking kesalnya, tidak terima kalau gadis cantik yang dicintainya selama ini harus menikah dan akan menjadi milik pria lain.
“Hahaha! Itu pasti cuman akal-akalan Lo saja kan? Gimana mungkin Lo bisa menikah dengan lelaki lain sedangkan hatimu sudah jelas-jelas hanya untukku seorang. Jadi itu not impossible! Tidak mungkin!” Protesnya Dewa yang terkekeh mendengar perkataan Rara.
Rara tidak memanggil Dewa sebagai kakak lagi karena terlalu kecewa dengan tingkah lakunya Dewa yang melakukan hubungan intim tanpa pernikahan.
Memang dia juga tidak suci, banyak salah dan dosa tapi, dia masih punya harga diri untuk menjajakan tubuhnya ke pasangannya tanpa ikatan sah dan halal.
“Terserah deh Lo mau percaya atau engga. Yang jelasnya gue nggak mau ada hubungan lagi denganmu. Nggak mau lagi bertemu dengan pria penjahat selangkangan seperti Lo dan terakhir gue bakalan rugi dan ketiban sial jika masih berhubungan dengan pria tukang selingkuhan kayak Aditya Dewangga Pratama!” Tegasnya Rara yang sedikit meninggikan nada suaranya.
“Kalau Lo pertemukan gua dengan pria yang bakal menjadi kekasih sekaligus calon suami Lo barulah gue percaya. Gue janji gue nggak bakalan ganggu dan mengusik ketenangan hidupmu lagi untuk selamanya,” ujarnya Dewangga yang sedih dan kecewa harus berbicara seperti itu.
“Nggak jelas amat! Intinya Lo yang perlu ketahui kalau gue pasti dan sudah pasti akan menikah bulan ini! Kalau perlu gua akan berikan undangan yang paling bagus khusus untuk Lo!” Ketusnya Rara.
Dia kemudian mematikan sambungan teleponnya secara sepihak tanpa peduli dengan Dewangga. Dia juga mematikan sambungan kuotanya agar Dewa berhenti menghubungi nomor ponselnya melalui apapun baik itu wa, FB, atau sosial media manapun.
“Maaf, hatiku terlalu sakit dan belum bisa menerima kak Dewa mengkhianatiku. Kak hatiku memang masih untukmu dan aku berbohong agar kamu bahagia dengan Hani. Biarlah aku yang mengalah dan pergi dari kehidupan kalian,” lirihnya Rara sembari menyeka air matanya yang tanpa aba-aba membahasi pipinya yang semakin chubby.
Rara duduk di atas jok motornya sambil mengedarkan pandangannya dan tanpa sengaja netra hitamnya menangkap sosok seorang yang duduk juga di atas jok motor sportnya sambil memandangnya dengan lekat.
Rara terbelalak setelah tersadar siapa pria itu,” OMG! Itukan pak Bara, apa jangan-jangan dia sedari tadi duduk di sana. Berarti ia juga sudah mendengar semua apa yang sudah gua katakan dong.” gumamnya Rara yang jadi canggung dan salah tingkah.
Bara memakai helm full face nya kemudian menggeber tunggakannya menuju jalan raya tanpa bertegur sapa dengan Rara.
Hanya senyuman smirk yang diperlihatkannya ketika berlalu dari hadapannya Rara.
“Ya Allah semoga saja Pak Bara tidak mendengarkan pembicaraanku dengan kak Dewa. Aku kan malu kalau sampai dia mendengar aku terpaksa berbohong kalau aku akan menikah padahal kenyataannya nggak,” cicitnya Rara.
Rara bisa bernafas lega karena Bara tidak berbicara apapun tentang apa saja yang didengarkannya barusan.
“Syukur Alhamdulillah,dia no koment berarti kebohonganku nggak didengarnya, semoga saja kak Dewa berhenti menghubungi nomorku. Kalau aku blokir entar dibilang sulit dan nggak bisa move-on lagi.”
Tatapannya terus tertuju kepada pria yang memakai motor sport berwarna merah meninggalkan parkiran sekolah.
“Pria berwajah sekaku kanebo sedatar tripleks tapi sayangnya ganteng,” gumamnya Rara yang kembali mengagumi ketampanan sang guru olahraga.
semangat authir 💪💪💪💪💪♥️♥️♥️♥️♥️
peringatan yang cukup bagus author!