Karena kejadian di malam itu, Malika Zahra terpaksa harus menikah dengan pria yang tidak dicintainya.
"Argh! kenapa aku harus menikah dengan bocah bau kencur!" gerutu seorang pria.
"Argh! kenapa aku harus menikah dengan pak tua!" Lika membalas gerutuan pria itu. "Sudah tua, duda, bau tanah, hidup lagi!"
"Malik! mulutmu itu!"
"Namaku Lika, bukan Malik!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aylop, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Puaskan Dia
Lika duduk di ruang tamu sambil menggerutu. Ia melihat sinis pada pintu kamar.
Evan akan mengantarnya sampai ke bawah, katanya pria itu akan cuci muka dulu. Tapi sudah setengah jam berlalu tidak keluar-keluar juga.
"Dasar pak tua lelet!" kesalnya.
Sementara di dalam kamar, Evan keluar dari kamar mandi dengan handuk terlilit di pinggang. Tadi niatnya hanya mencuci muka saja tapi tubuhnya terasa lengket dan memilih mandi.
"Om, cepat dong!" Lika menggedor pintu. Sudah mencoba bersabar, ternyata kesabarannya setipis tisu.
"Astaga, bocah itu!" dengus Evan kesal. Apartemennya yang biasa tenang dan damai, kini seperti berada di konser.
Si Malik teriak-teriak saja tahu.
"Om, kenapa lama- akhhh!" teriak Lika ketika membuka pintu. Ia melihat pemandangan yang mengotori mata sucinya.
Lika pun segera keluar dari kamar dan menutup pintu dengan kuat.
Bughhhh, suara pintu pun menggema.
Wanita itu membuang nafasnya berkali-kali. Ia merinding melihat setengah badan tanpa busana.
Dan Evan di dalam kamar, "Apa dosaku Tuhan?"
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
"Malik!" bisik Evan saat berada di lift.
Begitu masuk lift, Lika terus menyembunyikan wajah di tubuhnya. Ia merasa tidak nyaman dengan posisi ini.
Lika memang sengaja menyembunyikan wajah di tubuh Evan, karena saat masuk lift sudah ada orang di dalam. Jadi ia mencari aman saja.
Dan tak lama mereka sampai di lantai bawah, mata Lika tertuju ke arah tempat sampah.
"Tasku!" ia mengutip tas di tempat sampah tersebut. Membukanya dan ternyata dompet beserta ponselnya masih ada.
Pasti tasnya dibuang David. Tapi syukurlah, pria itu tidak mendatangi rumahnya.
Lika mengembalikan kartu atm pada Evan. Dompetnya sudah kembali jadi ia sudah punya uang.
"Ini, om. Aku tidak butuh lagi!" ucap Lika.
"Pegang saja!" Evan menolak dikembalikan. Meski terpaksa menikah, si Malik itu istrinya sekarang. Jadi harus menafkahinya.
"Aku tidak mau!" tolak Lika. Tidak mau diberi itu.
"Pegang saja. Aku tidak mau menambah dosa jika tidak menafkahimu!" pria itu meletakkan kartu atm di tangan Lika.
Setelah mengatakan itu, ia pun melangkah pergi.
'Menafkahiku?' Lika merasa aneh mendengar kata tersebut.
"Ayo pergi!" ucap Evan. Ia menarik kerah baju belakang Lika, agar wanita itu mengikutinya.
"Om, lepas!" Lika menghempas tangan Evan. Ia memelototi pria tua yang menyebalkan.
"Mengantarnya sampai di sini saja. Bye!" Lika mengangkat satu tangan tanda berpisah.
"Aku akan mengantarmu!" Evan menahan Lika. Kembali menarik kerah baju belakang.
"Tidak usah!"
"Kamu mau menemui temanmu itu, jika terjadi sesuatu padamu apa yang akan kukatakan pada orang tuamu?!" ucap Evan sambil menggeret Lika ke parkiran mobil.
Lika berencana akan menemui Ratna, teman yang tega menjual teman sendiri. Jika menemuinya sendiri, entah apa yang akan terjadi.
Evan bukan khawatir pada Lika, hanya saja ia tidak mau ribet nantinya. Jika terjadi sesuatu pada si Malik, pasti ia yang dipertanyakan.
"Om!" ucap Lika kesal.
Pria itu mendorongnya dan terpaksa Lika masuk ke dalam mobil.
"Di mana rumahnya?" tanya Evan. Ia kini sudah berada di dalam mobil juga.
Lika memberitahu alamat kost-an Ratna. Dan,
"Om, jangan ngebut-ngebut dong!" teriak Lika. Evan langsung tancap gas saja. Ia belum memasang sabuk pengaman.
Dan tak lama kemudian,
"Apa?" ucap Lika saat ibu kost mengatakan Ratna sudah tidak kost di tempatnya lagi.
Lika mencoba menghubungi, tapi nomor Ratna tidak aktif. Temannya itu sudah melarikan diri.
Lika menghentak-hentak kakinya, ia kesal sekali. Semua ini karena Ratna, kehidupannya berubah drastis.
"Ayo pulang!" ajak Evan. Orang yang dicari sudah pergi. Lagian dicari pun percuma, tidak ada yang berubah juga. Mereka tetap terikat pernikahan
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
"Beraninya kamu menipuku, Ratna!" maki David saat nomor Ratna tidak bisa dihubungi.
Ia membuang tas Lika ke tong sampah dan menghubungi seseorang.
"Cari Ratna dan bawa dia padaku!" pinta David sambil tersenyum smirk.
Dan kini di sebuah hotel, beberapa pria bertubuh besar membawa Ratna.
"Mau kabur?" tanya David dengan tatapan mengintimidasi.
Ia mendengar dari anak buahnya jika Ratna akan melarikan diri. Beraninya melarikan diri setelah membawa uangnya.
David sudah membayar mahal, tapi tidak mendapatkan apa yang dia mau. Lika malah kabur.
"Aku akan membawa dia kembali padamu!" ucap Ratna dengan raut wajah pucat.
"Cih, aku sudah tidak berminat padanya!" ucap David dengan senyuman smirk.
Lika itu sangat kasar, wanita itu menendang aset berharganya. Jika Ratna membawanya kembali, asetnya bisa-bisa ditendang lagi. Ia tidak suka wanita yang tidak menurut.
"Kau harus menggantikannya!" ucap David. Ia harus mendapat apa yang sudah dibayarnya. "Ikat dia!"
"David, lepaskan aku! Tolong lepaskan aku!" mohon Ratna berusaha melepaskan ikatan itu.
"David, lepaskan aku!" Ratna memohon sambil menangis.
"Wah, kamu nikmat sekali!" ucap David seraya menghentak-hentakkan kejantanannya. Perawan memang nikmat.
Ratna mengusap air matanya, kenapa ia yang harus mengalami ini. Seharusnya Lika yang berada di sini.
David sudah menuntaskan hasratnya dan meraih jubah. Ia duduk di kursi sambil melihat Ratna yang terbaring lemah di tempat tidur.
Pria itu meraih ponsel dan tidak lama pria berbadan kekar masuk.
"Kalian boleh mencicipinya!" ucap David. Ia akan berbagi dengan anak buahnya.
"David, ku mohon! Jangan!" mohon Ratna saat seorang pria pria membuka baju.
David hanya tersenyum sinis. Ia akan menunjukkan pada Ratna untuk tidak bermain-main dengannya, apalagi sampai menipunya.
"Puaskan dia!"
Setelah mengatakan itu, David pun pergi melangkah. Ia tidak peduli, Ratna memakinya.
"David bajiii ngan!"
.
.
.
gmn hayo Lika, jadi gak minjem uang ke Evan untuk transfer Boni? 😁
Van, tolong selidiki tuh Boni, kalau ada bukti yg akurat kan Lika biar sadar tuh Boni hanya memanfaatkan dan membodohi nya doang
makanya jangan perang dunia trs, romantis dikit kek sebagai pasutri 😁