***
Indah tapi menyakitkan , pria yang dulu sangat mencintainya kini berubah menjadi pria yang kejam dan suka menyiksanya.
Moana tidak mengetahui apa penyebab nya kenapa Shaka suaminya sangat membencinya, padahal sebelum mereka menikah Shaka sangat lembut kepadanya.
" aku capek Shaka, lepaskan aku, biarkan aku pergi " mohon Moana kepada Shaka dengan mata berkaca kaca baru saja pria itu menampar pipi nya dengan sangat keras
" jangan bermimpi, dan ini baru permulaan Moana Ranayma kita belum masuk ke intinya " ucap Shaka menatap tajam kearah Moana tanpa expresi lalu melangkah pergi dari sana.
....
Yang penasaran dengan ceritanya yukk mampir di Novel nya Author guysss, jangan lupa Like comen dan Vote dukungan dari kalian sangat berarti untuk Author 🤗
.
.
.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kasmawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
14.
.
.
.
keesokan hari nya Maura sudah terbangun dari tidur nya dan saat ini Moana sedang menyuapi bubur untuk putri nya meskipun selang infus masih melekat di tangan mungil nya tapi tidak membuat Maura rewel gadis kecil itu enteng saja mungkin sudah biasa bagi nya, sedangkan Amora dia masih nyenyak dengan tidur nya tanpa berniat sedikit pun untuk bangun.
" cudah kenyang Mommy " ucap Maura
" satu sendok lagi ya sayang " bujuk Moana
" udah gak mau " Maura menggelengkan kepalanya seraya menutup mulut kecil nya menggunakan tangan yang satu nya
" nanti bubur nya nangis loh kalo Maura gak menghabiskan nya " Moana mengubah expresi nya jadi sedih
" tapi Maula udah kenyang, pelutnya Maula nanti meledak Mommy " Maura menatap. kearah Moana dengan wajah polos nya lalu bergantian menatap perut nya
Moana menggelengkan kepala nya sambil tersenyum " gak akan sayang, justru Maura akan cepat sembuh kalo Maura makan yang banyak, nanti kalo sudah sembuh Maura bisa main lagi sama kak Amora "
Maura memikirkan kata sang Mommy benar juga apa yang di katakan oleh Mommy nya dia harus cepat sembuh supaya dia bisa bermain bersama kembarannya Amora, Maura rindu bermain bersama kembarannya itu apa lagi mendegar suara tangis Amora saat dia mengambil mainan sang kakak.
akhirnya Maura menganggukan kepala nya lalu membuka mulut nya dengan lebar, Moana yang melihat itu tersenyum lalu segera menyuapi putri kecil nya itu dengan lembut dan hati hati.
" anak pintar " Ucap Moana mengelus rambut tipis sang putri bersamaan dengan dokter Vina masuk bersama dengan dua orang perawat .
" selamat pagi cantik " sapa dokter Vina sambil tersenyum kearah Maura
" pagi juga doktel " balas Maura yang baru saja selesai meneguk air putih yang di berikan oleh Mommy nya
" bagaimana perasaannya hari ini cantik " tanya Dokter Vina yang mulai memeriksa Maura
" udah baikan doktel, apa Maula bica pulang, lacanya Maula gak nyaman di cini apa juga boleh jalumnya ini di lepac aja doktel tangan Maula lacanya cakit " ucap Maura panjang lebar sambil memperlihatkan tangan nya yang terdapat jarum infus
Dokter Vina yang baru selesai memeriksa keadaan Maura tersenyum kearah gadis kecil itu .
" iya boleh, tapi Maura nya harus janji sama dokter ya, Maura gak boleh banyak beraktivitas , Maura juga harus turuti semua apa yang Mommy nya Maura katakan " jelas dokter Vina yang langsung di angguki semangat oleh Maura Dokter Vina mengelus rambut Muara dengan lembut sambil tersenyum. lalu dokter Vina membuka jarum infus yang melekat di tangan gadis kecil itu dengan hati hati.
" oh ya Bu Moana, hari ini anda boleh membawa Maura pulang, dan surat rujukannya sudah saya siapkan anda bisa membawa Maura untuk berobat ke kota besok " jelas Dokter Vina
" besok dokter " tanya Moana memastikan, Dokter Vina menganggukan kepalanya seraya tersenyum
" iya bu, lebih cepat lebih baik, saya sudah menghubungi teman saya yang bekerja di sana, dan beliau bersedia untuk merawat Maura "
" kalo saya boleh tau di rumah sakit mana ya Dokter, soalnya di kota kan rumah sakit nya banyak " tanya Moana yang tadi malam tidak sempat bernyata kepada Dokter Vina di rumah sakit mana Maura akan di rawat
" Hospital Harapan Indah Bu " jawab Dokter Vina
deg
seketika jantung Moana berdetak mendengar nama rumah sakit itu, itu salah satu rumah sakit milik mantan suami nya lebih tepat nya rumah sakit milik ayah dari kedua putri nya. Moana menarik nafasnya dengan pelan, dia tidak boleh egois ini demi kesembuhan putri nya walaupun sangat kecil harapannya setidaknya Moana akan berusaha untuk membuat putri nya hidup lebih lama lagi.
" baiklah dokter besok saya akan membawa Maura ke Jakarta " ucap Moana yakin
Dokter Vina tersenyum seraya mengelus pundak Moana lalu menyerahkan selembar kertas kepada Moana " ini surat rujukannya Bu...kalo begitu saya permisi dulu ya bu, dan jika besok ibu sampai di jakarta ibu bisa menghubungi saya, "
Moana menganggukan kepalanya sambil meraih kertas yang di berikan oleh dokter Vina kepada nya " terimakasih dokter " dokter Vina hanya menganggukan kepalanya lalu melangkah pergi dari sana
" Mommy " panggil Amora yang baru bangun dari tidur nya gadis kecil dengan rambut nya yang berantakan langsung duduk di sofa sambil mengucek ngucek matanya.
" iya sayang " saut Moana
" Amola lapal " ucap Amora mengelus perut buncit nya
Maura yang mendengar itu menatap sinis kearah kembaran nya lalu berkata " kenapa cih Amola tuh celalu caja lapal padahal pelutnya udah becal, aku aja makannya banyak tapi pelutku gini gini aja kempec teluc "
" bialin aja gendut itu imut loh " Amora menatap Maura dengan wajah malas nya lalu melipat kedua lengan mungil nya di depan dada
" sudah sudah, Amora cuci muka dulu ya sayang habis itu kita pulang, nanti Amora makan di rumah ya " Moana menghentikan perdebatan mereka karena jika tidak seperti ini maka salah satu dari mereka pasti ada yang menangis dan itu pasti Amora karena Amora selalu mengalah kepada adek nya , gadis kecil itu sangat menyayangi sang adek apa lagi keadaan Maura yang seperti sekarang ini.
" baiklah Mommy,... " patuh Amora lalu kembali berkata sambil memegangi perut buncit nya " cabal ya cacing cacing nanti campai di lumah baru Amola kaci makan yang banyak " ucap Amora sambil melangkah masuk kedalam kamar mandi
Moana menggelengkan kepalanya melihat tingkah lucu putri sulung nya itu, memang badan Amora lebih berisi dari pada Maura dan Amora lebih banyak makan dan minum susu di banding Maura jadi wajar jika tubuh putri sulung nya itu lebih berisi. tetapi Moana memaklumi nya mungkin Maura lebih kurus dari sang kakak karena putri nya yang satu itu memiliki penyakit bawaan dari lahir berbeda dengan Amora yang sehat tanpa kurang sedikit pun.
.
.
.