Farah meninggal karena dibunuh. Namun itu bukanlah akhir kehidupannya. Farah diberi kesempatan untuk hidup kembali sebagai siswi bernama Rasti. Siswi yang tidak lain adalah murid di sekolah suaminya bekerja.
Nama suami Farah adalah Yuda. Sudah memiliki dua anak. Hidup Yuda sangat terpuruk setelah kematian Farah. Hal itu membuat Farah berusaha kembali lagi kepada suaminya. Dia juga harus menghadapi masalah yang di alami pemilik tubuhnya. Yaitu menghadapi orang-orang yang sering membuli dan meremehkan Rasti. Sebagai orang yang pernah bekerja menjadi pengacara, Farah mampu membuat Rasti jadi gadis kuat.
Apakah Farah bisa membuat suami dan anak-anaknya mau menerimanya? Mengingat dia sekarang adalah gadis berusia 17 tahun. Lalu bagaimana nasib Rasti yang selalu diremehkan karena bodoh dan berbadan gemuk?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desau, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 9 - Dihukum
"Yakin kamu?" Yuda mendekatkan wajahnya ke hadapan Yoga. "Kau tadi juga dengar dia mengejekku kan?" tanyanya.
"Mengejek?" Yoga sempat bingung. Sampai dia teringat dengan sebutan sayang yang diucapkan Rasti tadi. Mata Yoga sontak terbelalak.
"Mungkin Rasti beneran sayang sama Bapak kali," celetuk Ifa. Bermaksud bercanda. Namun dia malah mendapat pelototan dari semua orang.
"Ifa!" tegur Frida. Hubungan romansa di antara guru dan murid memang sesuatu yang di anggap cukup tabu di sekolah. Apalagi jika usia gurunya terlampau jauh dari peserta didik yang ada.
"Aku ingin Rasti dihukum seperti Ifa!" tegas Yuda. Dia mendekat ke hadapan Rasti.
Deg!
Jantung Rasti berdebar. Persis seperti yang dia rasakan saat berdekatan dengan Yoga. Jelas detak jantung yang dirasakannya sekarang karena Yuda.
"Maaf..." Rasti menundukkan kepala. Dia takut dirinya keceplosan lagi saat melihat wajah Yuda.
"Sekali lagi kau main-main denganku, maka aku akan menandai namamu!" tukas Yuda. Ia segera pergi setelah berucap begitu.
"Rasti, kamu dengar kan apa kata Pak Yuda? Kau juga akan membersihkan toilet pulang sekolah nanti," ujar Frida.
Rasti mengangguk malas. Dia merasa kecewa dan sedih saat melihat Yuda. Ingin rasanya dia menjelaskan semuanya. Terutama mengatakan bahwa dirinya adalah Farah. Istri tercinta yang sangat dicintai Yudha.
...***...
Waktu pulang telah tiba. Rasti memasang tas ransel ke punggung. Lalu mengedarkan pandangan ke sekeliling. Ia mengerutkan dahi.
'Apa Rasti tidak punya satu pun teman? Separah inikah sosok gadis baik hati ini dimata semua orang?' orang yang membatin tentu adalah Farah. Dia sudah cukup terbiasa dengan nama panggilan Rasti terhadapnya. Lagi pula Farah tahu dirinya tidak mungkin bisa kembali ke tubuh yang dulu. Mengingat tubuh Farah yang asli pastinya sudah berada di dalam tanah.
Rasti melangkah keluar kelas. Dia berjalan menuju toilet. Langkah kakinya terhenti tatkala mendengar suara Yuda. Lelaki itu sedang sibuk bicara di telepon.
Alhasil Rasti bersembunyi. Dia menguping pembicaraan Yuda.
"Mama bercanda? Mama pikir aku bodoh? Bagaimana bisa orang seperti Naya tiba-tiba menjadi guru les Reno?" ujar Yuda mengomel. Dia sedang bicara dengan sang ibu. Sepertinya ibunya Yuda berusaha mencarikan istri baru. Melihat perubahan sikap Yuda yang dingin dan pemarah, tentu membuat sang ibu merasa khawatir.
"Pokoknya aku nggak mau. Kalau Mama nggak mau pecat Naya, biar aku saja yang langsung melakukannya! Lagian istriku baru saja meninggal, Ma. Bisa-bisanya Mama sudah berusaha membuatku dekat dengan wanita lain!" Yuda langsung mematikan telepon. Dia tampak cemberut. Kemudian menyandar ke dinding sambil memegangi kepala.
Perlahan wajah penuh amarah Yuda berubah menjadi kesedihan. "Farah, aku merindukanmu... Kenapa kau pergi secepat ini..." gumamnya lirih.
Di balik dinding, ada Rasti yang mengetahui kesedihan Yuda. Dia memegangi dadanya. Hati Rasti merasa tersayat.
'Aku berjanji akan membuatmu bahagia lagi, Yud!' Rasti bertekad dalam hati. Bersamaan dengan itu, dia teringat dengan hukumannya yang harus di selesaikan. Rasti segera melangkah. Tetapi kakinya tak sengaja tersenggol bak sampah. Hingga suara tubrukan dapat didengar jelas oleh Yuda. Lelaki itu sukses memergoki Rasti.
"Kau lagi!" geram Yuda tak percaya.
"Ma-maaf, Pak..." Sungguh, Rasti merasa sulit menyebut Yuda dengan panggilan Bapak. Sebab usia jiwa Farah yang sekarang menempati tubuhnya berusia dua tahun lebih muda dari Yuda.
Ati ati yah ,jgn ampe kena jebakan betmen 😁