"Aku bersumpah akan membalas semua penghinaan dan rasa sakit ini."
Tivany Wismell, seorang penipu ulung dari dunia modern bertransmigrasi ke zaman peradaban China kuno. Mengalami ketidakadilan dan nasib yang tragis, Tivany menolak menyerah dan akan membalas dendam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mellisa Gottardo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
cekcok
Setelah hari itu makanan enak selalu datang ke Paviliun Lotus dimana Meyleen tinggal. Meyleen makan dengan sangat lahap, kapan lagi dia bisa makan enak seperti ini kan? apalagi dia sedang dalam masa pemulihan.
Soso juga dipaksa ikutan makan, Soso dengan berat hati ikut makan dengan sungkan. Mungkin menambah berat badan sebelum keluar dari rumah neraka bukan hal yang buruk.
"Wahh ini sangat baik kan? tidak ada yang mencari ribut, makan enak dan tidur dengan nyenyak. Kenapa tidak dari dulu saja aku memintanya kan?." Meyleen merasa senang.
"Tapi Nona, apa anda sungguh tidak apa-apa menerima pernikahan ini? nona kedua pasti akan menertawakan anda." Ujar Soso.
"Kita lihat siapa yang akan tertawa sampai akhir Soso." Meyleen tersenyum manis.
"Saya harap anda bisa menjalani hidup dengan baik Nona." Soso berdoa dengan tulus.
"Tentu saja, kita akan menjalani kehidupan yang jauh lebih bahagia setelah ini. Percayalah padaku Soso, Meyleen yang bodoh dan penakut sudah tidak ada." Ucap Meyleen menatap langit cerah.
Meyleen memang suka makan di halaman Paviliun, terasa sejuk dan menyenangkan baginya. Apalagi sambil makan besar, serasa sedang mukbang di cafe klasik.
BRAKKK
Drap
Drap
Pintu gerbang di dobrak, Feng datang dengan wajah marah nya. Meyleen tidak peduli, dia sibuk makan sedangakan Soso sudah berdiri dengan takut di samping Meyleen.
"Apa aku gila Hah?!! Apa kau tau seperti apa Pangeran ke-3 itu? menikah dengannya tidak akan menjadikanmu hidup seperti Putri." Marah Feng.
"Aku menerima bukan karena ingin jadi Putri." Jawab Meyleen santai, masih sambil ngunyah.
"Omong kosong." Bentak Feng.
"Hanya dengan menikah aku bisa keluar dari rumah neraka ini, tidak usah peduli akan bagaimana aku menjalani hidupku setelah menikah. Fokus saja kau memanjakan adik tiri mu itu, apa kau merasa senang saat melihat adikmu sebentar lagi akan menganggapmu mati?." Ucap Meyleen dingin.
"Apa yang kau katakan." Feng terkejut.
"Setelah aku keluar dari rumah ini, aku sudah bersumpah pada diriku jika aku tidak lagi memiliki hubungan dengan keluarga Jiang. Entah itu Kakak atau Ayah kandungku sendiri, mereka adalah orang asing bagiku. Aku yang bodoh dan naif sudah mati, aku sudah mati dan akan hidup dengan cangkang yang baru tanpa terikat hubungan darah denganmu." Ucap Meyleen tegas.
"Apa menurutmu dengan mengatakan itu aku akan menahanmu pergi? hentikan rencana bodohmu sebelum menyesal." Ucap Feng.
"Aku akan menikah dan tidak akan pernah menyesal." Tegas Meyleen.
"Bodoh, setelah kau menikah kau akan di asingkan bersama Pangeran ke-3 ke perbatasan Mo. Hidup menderita dalam kemiskinan di sana sampai mati, apa kau berpikir hidup seperti itu adalah anugrah?." Sinis Feng.
"Benar, itu adalah anugrah besar." Meyleen mengangguk santai.
"Bicara dengan orang bodoh sepertimu memang hanya buang-buang waktu. Jangan sampai kau datang memohon padaku besok." Feng pergi dari sana dengan perasaan dongkol.
Meyleen menatap itu dengan tatapan dingin, sedikit sinis karena tingkah Feng yang terlalu kekanakan. Sikap yang tidak tegas dan plin-plan.
"Gue tau lo aslinya perhatian dan khawatir sama adik lo ini, tapi percuma anjir kalo setiap hari lo lebih bela adik tiri lo yang beban itu, gue ga peduli mau lo aslinya perhatian apa ngga lo tetep bakal jadi target balas dendam gue." Batin Meyleen membulatkan tekadnya.
Besok nya Paviliun Meyleen tiba-tiba ramai pelayan yang sedang mempersiapkan hari pernikahan. Sebagai mempelai wanita dari seorang Pangeran, tentu saja Meyleen akan menggunakan Hanfu pengantin yang sangat mewah dengan sulaman phoenix.
Banyak aneka macam tusuk rambut merah yang di kirim dari istana, hal pertama yang di lakukan Meyleen adalah menyimpan jepit emas dan perak berharga sebagai tabungannya. Dia tau saat di asingkan dia tidak boleh memakai perhiasan, jadi dia harus dengan cermat menyimpan barang berharga ini.
Saat sedang mengukur Hanfu pernikahan, tiba-tiba Zuzu datang ke Paviliun Lotus sendirian. Meyleen hanya melirik sekilas, sama sekali tidak tertarik dengan drama yang menggangu.
"Wah Kakak, Hanfu itu benar-benar sangat bagus dan mewah ya. Kakak pasti senang menjadi pengantin pangeran menggantikan ku." Ucap Zuzu.
"Kau yang menyesal karena merebut mempelaiku bukan? andai saja kau tetep diam pasti saat ini kau lah yang menerima barang mewah ini." Meyleen menjawab dengan santai.
"Apa yang Kakak bicarakan? kakak bisa menimbulkan fitnah jika bicara sembarangan, aku menikah dengan Kak Jun untuk menggantikan Kakak yang kecelakaan." Ucap Zuzu menutup mulutnya dengan kipas.
"Aku juga menikah dengan Pangeran karena di jodohkan oleh orang gila, aku sih terima saja dari pada hidup di rumah neraka ini." Jujur Meyleen.
"Tidak sopan, bagaimana bisa Kakak mengumpati Ayahanda seperti itu." Zuzu berucap keras.
"Terserah ku lah, lagi pula dia tidak akan menghukum calon pengantin yang membawa banyak uang ini. Dia pasti sedang mandi uang sekarang, orang tamak dan serakah itu kan suka uang." Sindir Meyleen.
"Kakak, pernikahan itu bukan hanya soal uang. Jika Kakak hidup sengsara setelah menikah apa gunanya semua ini sekarang? Kakak hanya akan menemani seorang tahanan ke pengasingan." Ucap Zuzu mengejek.
"Itu jauh lebih baik daripada tinggal disini, aku akan tetap menikah dan tidak akan pernah menyesal. Sebenarnya kau datang karena ingin meminta jepit rambut dan kain kan? katakan saja dasar pengemis." Ucap Meyleen blak-blakan.
"Kakak!!! Bagaimana bisa memiliki hati yang begitu kotor, aku datang untuk menjenguk kenapa Kakak justru menghina ku seperti ini." Zuzu berteriak dan merasa tersakiti.
"Menjenguk? tapi aku sudah sembuh kok, tidak perlu repot-repot sampai datang di waktu yang bersamaan dengan seserahan tiba." Meyleen mengorek kupingnya cuek.
"Kakak begitu sombong, ingatlah jika setelah Kakak di campakan nantinya keluarga Jiang tidak akan menerima Kakak lagi. Andai saja Kakak bersikap baik padaku, pasti aku akan sedikit memikirkan Kakak dan meluluhkan hati Ayah dan Nenek." Ucap Zuzu mendayu.
"Mau di campakan atau tidak, aku lebih suka jadi pengemis di jalanan daripada kembali ke rumah busuk ini." Meyleen terlalu jujur.
"Benar-benar berhati iblis." Zuzu marah.
"Yaa doakan saja aku yang buruk-buruk, karena doa buruk akan selalu kembali ke pengirimnya. Tuhan dan para dewa itu sangat agung dan berbudi luhur, mana mungkin mereka mau mengabulkan doa buruk dari umatnya yang tamak." Ucap Meyleen savage.
Zuzu yang kalah debat pergi dengan wajah hitam, dia merasa malu dan kesal. Apalagi pelayan kiriman istana yang sejak tadi menguping pembicaraan, pasti gosip ini akan tersebar ke istana dalam waktu singkat.
Meyleen hanya menghela nafas lelah, menjalani satu minggu saja seakan satu tahun karena selalu ada pengganggu. Dia ingin sekali cepat-cepat pergi dari sini, mengumpulkan kekuatan untuk balas dendam dan hidup bahagia setelahnya.
"Jika di hari pernikahan tiba-tiba perhiasanku berkurang, artinya manusia tadi yang merengek meminta. Kalian semua tau kan bagaiman aku hidup disini? rumah ku saja jelek begini, keturunan sah apanya." Celetuk Meyleen terlalu terang-terangan.
ayo segera bangkit untuk balas dendam pada semua nya
Btw semangat othor buat menghasilkan karya2 yg luar biasa lainnya😊😊😊😊