"Aku mau seperti Bibi tidak menikah saja," ucap ku yang pasti akan membuat bibi nya marah
"Kau ini jangan bicara sembarangan! bagaimana kalau di dengar oleh mama mu!"
"Aku tidak secantik Bibi dan tidak punya tubuh sebagus tubuh Bibi yang seorang model, mana ada cowok yang tertarik dengan orang sejelek aku ini, gadis pendek dan berkacamata tebal."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon waini, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
5 Meter
"Tidak pernah dandan, muka jerawatan, apa kau tidak pernah merawat wajahmu itu?" ucap Ian lagi.
"Aku tidak peduli!" ketus Agatha.
"Apa pantas kata seperti itu keluar dari mulut seorang wanita? Aku sebagai cowok saja lebih baik darimu, coba kau lihat wajahku ini lebih mulus dari wajahmu! Apa kau tidak pernah bercermin kalau wajahmu ini sangatlah jelek!"
"Tidak" jawab Agatha.
"Apa?!!" Ian terkejut mendengar jawaban Agatha. "Maksudmu seharian ini kau belum bercermin?" tanya nya sambil mengerutkan dahinya.
"Aku tidak pernah bercermin! hari ini, esok dan untuk selamanya, apa kau puas?!!" ucap Agatha sambil menatapnya dengan serius, lalu segera keluar dari dapur hingga membuat Ian terdiam tidak bereaksi.
"Mana Ian?" tanya Mike yang baru saja tiba di rumah, lalu duduk di samping Val sambil menyalakan televisi.
"Mungkin saat ini sedang mengganggu orang" ucap Val sambil fokus membaca majalahnya.
"Lagi kurang kerjaan ya haha" tawa Mike.
Tak lama kemudian Ian datang dengan wajah pucat kemudian duduk di tengah-tengah mereka.
"kenapa kau suka sekali mengganggunya?" tanya Mike.
"Entah kenapa setiap kali melihat wajahnya aku ingin sekali mengganggunya" ucap Ian sambil mengambil cemilan yang ada di meja.
"Bukan kah kau melampiaskan kebosanan mu itu padanya" ucap Val tapi wajah Ian masih saja kelihatan pucat.
"Ada apa dengan wajahmu itu? Apa kau masih belum puas mengganggunya?" tanya Mike terkekeh.
"Sangat aneh" ucap Ian sambil memiringkan kepalanya.
"Apanya?" tanya Mike tidak mengerti.
"Aneh"
"Siapa yang aneh?" desak Mike.
“Ya dia cewek jelek itu! Masa saat aku bilang apa dia tidak pernah bercermin kalau wajahnya itu sangatlah jelek, dan kalian tahu apa jawabannya?” ucap Ian.
“Apa?” Mike jadi penasaran mendengar cerita Ian.
“Aku tidak pernah bercermin, hari ini, esok dan selamanya” ucap Ian sambil menirukan ucapan Agatha hingga membuat Val menutup majalahnya dan memandang Ian dengan serius.
“Aneh kan? Masa dia bilang tidak pernah bercermin, aku yang pria saja satu hari bisa sampai dua puluh atau tiga puluh kali lebih bercermin"
“Itukan kau” ucap Mike sambil tertawa.
“Hey, walaupun wajahnya sangat jelek sekalipun kan tidak perlu sampai tidak mau bercermin selamanya" jelas Ian.
"Benar juga” ucap Mike.
"Mungkin dia cuma bercanda” ucap Val angkat bicara.
“Awalnya kukira dia cuma bercanda, tapi saat melihat wajahnya dia kelihatan sangat serius”
Mereka bertiga saling menatap dengan perasaan aneh.
...###...
Pagi ini Ian sudah berdiri di depan pintu kamar Agatha, dan saat Agatha keluar tentu saja ia terkejut dengan kehadiran Ian.
”Apa yang kau lakukan di depan pintu kamarku?” tanya Agatha heran dengan melontarkan pandangan penuh curiga padanya, tapi Ian malah mengintip ke dalam kamarnya dan langsung saja Agatha menutup pintu kamarnya rapat-rapat.
“Tidak ada, aku hanya ingin mengingatkanmu saja kalau di kampus nanti jangan sampai orang-orang tahu kalau kita tinggal satu atap, apa kau mengerti?” ucap Ian memperingatkannya.
Ian sudah melangkah pergi, tapi tiba-tiba dia balik lagi dan mendekatkan wajahnya ke wajah Agatha.
“Apa tadi kau sudah bercermin?” tanyanya ingin tahu dan Agatha segera mendorong tubuh Ian menjauh darinya.
“Ku peringatkan ya, lebih baik kau jaga jarak denganku sejauh lima meter!” ucap Agatha kesal karena ia tak suka Ian selalu mendekatkan wajahnya.
