Hanum Salsabiela terpaksa menerima sebuah perjodohan yang di lakukan oleh ayahnya dengan anak dari seorang kyai pemilik pondok pesantren tersohor di kota itu. Tidak ada dalam kamus Hanum menikahi seorang Gus. Namun, siapa sangka, Hanum jatuh cinta pada pandangan pertama saat melihat sosok Gus yang menjadi suaminya itu. Gus Fauzan, pria yang selalu muncul di dalam mimpinya, dan kini telah resmi menikahinya. Namun siapa sangka, jika Gus Fauzan malah telah mencintai sosok gadis lain, hingga Gus Fauzan sama sekali belum bisa menerima pernikahan mereka. “Saya yakin, suatu saat Gus pasti mencintai saya“ Gus Fauzan menarik satu sudut bibirnya ke atas. “Saya tidak berharap lebih, karena nyatanya yang ada di dalam hati saya sampai sekarang ini, hanya Arfira..” Deg Hati siapa yang tidak sakit, bahkan di setiap malamnya suaminya terus mengigau menyebut nama gadis lain. Namun, Hanun bertekad dirinya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Julia And'Marian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 9
Gus Fauzan benar-benar ikut kedua orang tuanya pergi ke acara tasyakuran pamannya itu. Dirinya hanya diam saja sedari tadi, sambil memendam kekecewaan karena ulah Hanum dirinya tidak bisa datang menemui Arfira.
Sedangkan Hanum, gadis cantik itu bahkan sudah sangat terlihat akrab dengan sanak saudara Gus Fauzan, bahkan Hanum di puji-puji oleh mereka semuanya.
"Mbak Hanum ini, udah cantik, baik lagi. Ramah juga, baru ketemu aja uah sedekat ini dengan kita semua ya" kata salah satu sepupu Gus Fauzan.
"Iya, jarang banget ada perempuan seperti Hanum ini."
"Wah Fauzan beruntung banget dapat gadis sebaik Hanum ini, maaf ya, kemarin bibi nggak datang ke acara pernikahan kamu, tapi insyaallah bibi akan datang ke acara resepsi kamu nanti." Timpal seorang wanita berpenampilan syar'i yang tengah tersenyum lembut ke arah Hanum.
Hanum menganggukkan kepalanya. Dirinya juga tidak tau entah pernikahannya akan di adakan resepsi ataupun tidak. Hanum juga tidak telelau berharap, toh Gus Fauzan saja masih sulit di gapai oleh Hanum. Dirinya tak mau memiliki persepsi tinggi yang akan membuatnya jatuh dan hancur.
Dirinya memang berusaha, tapi Hanum tak terlalu berharap besar yang pada akhirnya akan membuatnya kecewa, biarkan semuanya di atur oleh Allah saja. Karena dirinya yakin, Allah memiliki rencana lain yang tersembunyi.
"Oiya kapan mbak Hanum dan mas Fauzan akan mengadakan resepsi? Kok belum ada kabarnya ya?" Tanya salah satu sepupu Gus Fauzan.
Hanum mengerjapkan kedua bola matanya, dirinya juga bingung harus menjawab apa. Karena dirinya tidak tau.
"Iya, kapan mbak Hanum? Jangan lama-lama, nanti keburu hamil, malah nggak sanggup lagi ngadain resepsinya. Nanti mbak Hanum kelelahan nggak bisa buat moment indahnya." Timpal yang lainnya lagi.
Hanum menautkan jari jemarinya sungguh dirinya bingung harus menjawab apa, matanya bergulir kesana kemari, mencari seseorang yang kiranya bisa membantu Hanum untuk menjawab persoalan dari mereka semuanya.
"Mbak? Kenapa nggak di jawab? Mbak Hanum pasti mau adain resepsi kan? Abi Al-Ghazali dan ummi Sekar juga kemarin bilang, tapi nggak tau kapan tanggalnya,"
"Eum, iya, anu itu–"
"Loh, kenapa ini? Kenapa Hanum di rubungi begini kayak mau pada demo sama menantuku toh"
Hanum menghembuskan nafasnya lega, saat ummi Sekar datang menghampirinya. Sungguh dirinya terbebas dari pertanyaan mereka itu.
"Ummi..." Ucap mereka semuanya dengan sopan.
Ummi Sekar tersenyum, lalu menoleh ke arah menantunya yang tersenyum ke arahnya juga, "kalian sudah mengenal istri Fauzan bukan?"
Mereka semua mengangguk lalu pujian demi pujian di lontarkan oleh mereka semuanya, dan ummi Sekar sangat senang mendengr itu. Bukan ummi Sekar haus pujian, tapi jika mereka memuji Hanum bukankah Hanum sungguh tampak spesial di mata mereka semua? Dan bahkan dalam waktu yang singkat sanak saudara dirinya dapat dengan baik menerima Hanum.
"Ummi Sekar sangat beruntung bisa mendapatkan menantu seperti Hanum."
"Iya, saya sangat bersyukur karena Allah telah memberikan jodoh sebaik Hanum pada anak saya"
Semuanya terharu, sedangkan Gus Fauzan yang mendengar itu berdecih tak suka, dirinya langsung berlalu pergi dari kerumunan sanak saudaranya itu. Gus Fauzan memilih keluar dari rumah pamannya, tujuannya jelas ingin menghubungi Arfira.
Dering pertama tidak di angkat oleh Arfira membuat Gus Fauzan khawatir takut terjadi sesuatu dengan Arfira.
Gus Fauzan tidak putus asa, dirinya kembali menghubungi gadis itu.
Sampai panggilan untuk yang ke empat kalinya, Arfira baru mengangkatnya.
"Assalamualaikum Arfira."
"Waalaikum salam, kamu dimana?" Tanya Arfira,
Dan Gus Fauzan tersentak saat mendengar suara serak gadis itu. "Kamu kenapa? Kamu baik-baik saja kan?" Tanya Gus Fauzan.
"Emm aku baik-baik saja. Kamu dimana, Fauzan? Aku sudah lama menunggumu di cafe ini. Tapi kamu tidak kunjung datang."
Gus Fauzan memejamkan kedua bola matanya, sungguh dirinya kesal sekali, ini semuanya gara-gara Hanum yang sudah kelewatan dan membawanya ke rumah pamannya sampai Gus Fauzan terjebak di sini.
"Arfira, maafkan saya. Saya ada acara penting, dan tidak bisa menemui kamu"
Terdengar helaan nafas di seberang sana. "Aku tidak terlalu penting buat kamu, sehingga kamu mengabaikan aku. Sampai aku satu jam menunggu kamu di kafe tadi."
Gus Fauzan mengerutkan keningnya bingung, Arfira tidak seperti biasanya. Ada apa dengan gadis itu? "Arfira, tidak seperti itu, tapi saya memang ada–"
"Saya tau saya tidak penting. Sudah saya tidak mau membahasnya lagi." Sela Arfira.
Gus Fauzan mendesah, gelisah karena sepertinya Arfira ngambek pada dirinya. "Arfira, maafkan saya, saya janji, besok saya akan meluangkan waktu saya untuk bertemu dengan kamu" kata Gus Fauzan sungguh-sungguh.
Tidak ada jawaban, sampai menit berlalu, dan Gus Fauzan semakin risau. Dirinya tidak mau Arfira marah padanya.
"Fira, kamu masih di sana? Saya mohon, jangan marah, saya janji sesibuk apapun saya besok saya akan datang menemui kamu" ucap Gus Fauzan lagi.
"Baiklah, tapi kamu harus janji ya? Jangan sampai kamu ingkari lagi"
"Iya, saya berjanji."
Gus Fauzan tersenyum, akhirnya Arfira tidak marah lagi dengan dirinya.
"Arfira kamu sudah lama kembali dari Bali? Ad apa? Kamu bilang kamu sebulan di sana?" Tanya Gus Fauzan.
"Emm itu, aku–"
"Mas Fauzan, tidak baik menghubungi selingkuhan saat ada acara keluarga seperti ini"
Deg!!
Gus Fauzan melotot saat mendengar suara itu, buru-buru Gus Fauzan menarik ponselnya dari telinganya dan langsung mematikan sambungan telepon dengan Arfira.
Gus Fauzan membalikkan tubuhnya, matanya menatap tajam ke arah Hanum yang tengah tersenyum ke arahnya.
"Kamu?!"
"Ya, saya kenapa? Mas terlalu kelewatan tau, berbicara dengan selingkuhan sampai segitunya, tapi dengan istri sendiri tidak." Sahut Hanum santai.
"Sejak kapan kamu di sana? Kamu menguping pembicaraan saya?"
Hanum tersenyum tipis. "Kalau menguping juga nggak masalah bukan? Tidak dosa juga, karena saya istri sah kamu."
Gus Fauzan mengepalkan kedua telapak tangannya dengan kencang. "Jangan lancang kamu, Hanum."
"Mas mestinya tau diri. Jangan bertindak seenaknya di tempat seperti ini! Beruntung saya yang memergoki mas sedang berteleponan mesra dengan wanita lain, coba saja kalau Abi atau ummi? Atau bahkan saudara mas yang lain? Mas nggak malu? Mas mau mereka tau semua tentang mas?"
Wajah Gus Fauzan pias, dirinya merasa tertohok pada perkataan Hanum. Ya, Hanum benar, jika saja semua keluarganya tau, mungkin mereka akan marah dan kecewa pada Gus Fauzan. Kenapa Gus Fauzan bisa bertindak bodoh seperti ini?
Hanum membuang nafasnya kasar, rasanya sesak sekali, tapi dirinya berusaha tetap tegar. "Bibi panggil kita," kata Hanum.
Gus Fauzan menganggukkan kepalanya. Lalu Hanum berjalan terlebih dahulu dan di susul oleh Gus Fauzan...
Dan siapa sangka, seseorang mendengar perbincangan mereka.
"Jadi? Fauzan? Astaghfirullah"
....
ada yah Gus macam itu
🤦🤦🤦🤦
bikin Emosi dan Kesel soal Gus Abal-abal yg sok Suci dan Bener itu 😡😤
biar ucapannya dilihat sendiri... siapa yg demikian hina nya melakukan apa yg dituduh kan nya itu 😡😡😡😤
itulah akibat nya, bergaul dengan lawan jenis walau disebut Klien..
intinya Barangsiapa telah melanggar aturan Alloh, pasti ada Akibat yg di Tanggung nya !!!