Bumi serasa akan runtuh menerpa Kirana ketika dia mengetahui fakta bahwa Bryan, suaminya, ternyata berselingkuh dengan sahabatnya sendiri, Maudy.
Tak tebersit sedikitpun dalam benak Kirana kalau sahabatnya itu akan menjadi duri dalam rumah tangganya.
Sepuluh tahun menikah dengan Bryan kini diambang kehancuran. Tidak sudi rasanya Kirana berbagi suami dengan wanita lain apalagi wanita itu adalah sahabatnya sendiri hingga dia memutuskan untuk bercerai.
Lantas, bagaimana Kirana menghadapi hidupnya setelah berpisah dengan Bryan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon REZ Zha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29 - Biar Saya Yang Tanggung Biayanya
Kirana kembali ke ruangannya setelah menghadap Andra. Dia melihat Reva sedang duduk di kursinya dengan menyandarkan kepala di atas meja.
Kirana mendekat karena mengira Reva menangis. Ternyata mata Reva terpejam, sepertinya putrinya itu mengantuk hingga terlelap.
"Anak Mama ngantuk, ya? Bobo di mobil saja sama Sus, ya?!" Kirana langsung menggendong putri bungsunya itu.
Dengan mata masih terpejam, Reva menggelengkan kepala. Walaupun terlelap, sepertinya Reva masih bisa mendengar mamanya bicara.
"Tadi dia minta nyusul kamu, Na. Aku nggak enak mau antar Reva ke ruangan pak bos." Rita menceritakan kalau Reva sempat merengek minta ikut Kirana.
"Sorry ngerepotin, Rit," sahut Kirana.
"It's Oke, Eh, iya, ada apa pak bos panggil kamu lagi, Na?" tanya Rita penasaran, karena sebelumnya Kirana sempat bercerita soal menolong anak bos mereka.
"Aku ditugaskan menjadi Aspri Pak Andra, Rit." Dengan berbisik Kirana menceritakan apa yang diminta Pak Andra darinya.
"Aspri? Serius, Na?" Rita terkejut mendengar jawaban Kirana.
"Iya, Rit." Kirana menganggukkan kepala menyatakan apa yang ia katakan memang serius.
"Wah, asyik, dong! Gajinya tambah gede, tuh, Na. Jadi orang kepercayaan bos." Rita menganggap Kirana beruntung, ditunjuk sebagai asisten pribadi bos mereka.
"Iya, sih, tapi aku 'kan nggak biasa handle pekerjaan seperti itu, Rit. Aku juga nggak ngerti. Lagi pula, kenapa bukan sekretaris bos saja yang dapat tugas itu." Kirana merasa kurang nyaman dengan tugas yang akan dia jalani ke depannya.
"Eh, tapi hati-hati, lho, Na. Pak bos itu duda, nanti suami kamu cemburu lagi, kalau kamu jadi Aspri pak bos. Secara ... kalian pasti akan sering berinteraksi, jangan sampai terjadi cinlok antara kamu sama pak bos." Rita belum tahu masalah rumah tangga yang dihadapi Kirana sehingga menganggap jabatan yang akan diterima Kirana bisa berimbas pada keharmonisan rumah tangga Bryan dan Kirana.
Kirana mende5ah ketika Bryan disinggung oleh Rita yang tak tahu kemelut dalam rumah tangganya.
"Aku mau udahan sama Mas Bryan, Rit." Kirana berkata lirih.
"Apa, Na?" Suara Rita memekik. Ekspresi Rita lebih kaget dari sebelumnya. "Memangnya kenapa, Na?" tanyanya hampir tak percaya.
"Dia selingkuh sama sahabat aku, Rit." Cepat atau lambat Rita akan tahu dirinya akan berpisah dengan Bryan, sehingga ia tak terus menyembunyikan apa yang sebenarnya terjadi dengan keluarganya saat ini.
"Ya Allah, sahabat kamu yang waktu kuliah dulu? Yang bertiga itu?" Rita adalah rekan paling dekat bagi Kirana. Bisa dibilang Rita adalah sahabatnya di kantor itu, sehingga Kirana sering bercerita tentang persahabatannya dengan teman-teman kuliahnya dulu.
"Iya, Rit, yang tinggal di Surabaya," jawab Kirana.
"Ah, gila! Tega banget sih temanmu itu nu5uk kamu dari belakang, Na?" Rita menggelengkan kepala tak percaya apa yang sebenarnya terjadi antara Kirana dan Bryan.
"Entahlah, Rit. aku juga nggak habis pikir." Kirana menatap Reva yang masih memejamkan mata. Dia pun membelai kening hingga ke belakang kepala putrinya lalu mengecup pipi putrinya itu.
"Terus, kamu masih tinggal serumah dengan suami kamu?" Rita makin penasaran.
"Nggak, Rit. Sementara ini aku tinggal di rumah teman aku," jawab Kirana.
"Pantas Reva jadi rewel, rupanya papa mamanya lagi ada masalah. Anak kecil 'kan peka kalau ada yang nggak beres sama orang tuanya, Na." Rita akhirnya memaklumi, kenapa Reva tak ingin ditinggal oleh Kirana, ternyata karena adanya konflik di antara Kirana dan Bryan.
Kirana menghempas nafas panjang. Jangankan Rita, dia sendiri saja masih tidak percaya rumah tangganya kandas karena kehadiran orang ketiga yang ternyata sahabatnya sendiri.
"Kasihan anak-anakmu kalau begini, Na." Rita turut prihatin dengan musibah yang menimpa Kirana.
"Kalau abangnya sudah mulai bisa mengerti, Rit. Kalau Reva agak susah karena dia memang dekat dengan papanya," keluh Kirana yang cukup pusing dengan sikap Reva yang sulit ia tinggal.
"Kamu yang sabar saja, Na. Semoga kedepannya kamu mendapat pengganti yang jauh lebih baik dari suamimu itu." Rita turut mendoakan Kirana.
"Aamiin, makasih, Rit," balas Kirana.
***
Setengah jam sebelum waktu istirahat, Kirana minta izin Donny ingin mengantar Reva ke Sus Ina yang sudah memesan makanan untuk Reva. Kasian anaknya itu jika harus makan berbarengan dan mengantri makanan dengan karyawan perusahaan lainnya, sehingga ia berinisiatif membawa Reva ke kantin lebih awal.
"Adek nanti sama Sus jangan nangis minta ke Mama, ya! Mama mau kerja dulu. Kalau bos Mama tahu adek ikut Mama kerja, nanti Mama dimarahin sama bos Mama." Kirana menasehati Reva agar tidak merengek ketika ia tinggal melanjutkan pekerjaan.
Reva menganggukkan kepala merespon perkataan mamanya.
"Anak Mama yang pintar." Kirana membelai kepala Reva, karena Reva tidak memprotes keputusannya membawa Reva ke Sus Ina.
Ting
Ketika bunyi lift terdengar, Kirana menggenggam erat tangan Reva dan bersiap masuk saat pintu terbuka. Namun, langkahnya tertahan ketika ia melihat Andra ada di dalam lift itu. Kirana tak berani berada satu lift dengan bosnya, meskipun nantinya ia akan sering berada di lift yang sama dengan Andra ketika ia menjadi asisten pribadi pria itu.
"Masuklah!" Andra menekan tombol agar pintu lift tetap terbuka dan mempersilakan Kirana masuk ke lift yang ia pakai.
"Maaf, Pak." Kirana tampak canggung masuk ke lift sambil menggandeng Reva. Apalagi hanya mereka bertiga yang ada di dalam lift.
Andra memperhatikan Reva yang memperhatikannya dengan memeluk kaki Kirana.
"Dia anak kamu yang kamu ceritakan tadi?" tanya Andra.
"Benar, Pak, Ini anak saya yang bungsu," jawab Kirana. Dia merasakan pelukan Reva di pahanya makin kencang. Sepertinya Reva takut melihat Andra.
"Reva, ini bos Mama. Nggak apa-apa, kok." Kirana mencoba menenangkan Reva.
Ucapan Kirana bukannya membuat Reva tenang. Namun, justru membuat Reva langsung bersembunyi di belakang Kirana.
"Ma, Leva takut. Bos Mama nanti malahin Leva ikut Mama kelja." Kata-kata Kirana tadi ternyata terekam di otak Reva, sehingga saat Kirana memperkenalkan bosnya, Reva langsung beringsut ketakutan.
Melihat Reva yang ketakutan karena keberadaannya, Andra lalu menurunkan tubuhnya dan berjongkok di depan bocah cilik itu.
"Siapa namanya anak cantik ini?" tanya Andra mengusap kepala Reva.
Reva membisu, meskipun Andra bersikap lembut, namun karena ia tak pernah bertemu dengan Andra sebelumnya, ditambah kata-kata mamanya tadi membuat Reva tak merespon baik sikap Andra padanya.
"Namanya Reva, Pak." Tahu anaknya ketakutan, Kirana yang menjawab pertanyaan Andra.
"Reva jangan takut sama pak bos, Pak bos nggak marah Reva ikut Mama kerja." Andra tersenyum lalu bangkit kembali setelah berbicara dengan Reva.
"Terima kasih, Pak," ucap Kirana karena Andra dapat memaklumi kondisinya.
Ting
lift berhenti satu lantai di atas lantai yang dituju Kirana.
Andra menekan tombol agar lift tak langsung turun ke lantai dasar.
"Apa Reva tidak pakai pengasuh?" tanya Andra yang berniat turun di lantai itu.
"Ada, Pak. Kebetulan ada di kantin sekarang. Niatnya saya ingin mengantar anak saya ke pengasuhnya." Kirana menjelaskan, kenapa keluar dari ruangan kerjanya dan membawa serta Reva sebelum jam istirahat.
"Kalau kamu butuh tambahan pengasuh untuk menjaga anak kamu, kamu cari saja, nanti saya yang tanggung biayanya," ujar Andra lalu melangkah ke luar lift meninggalkan Kirana yang tercengang mendengar kata-katanya yang menyanggupi menanggung gaji untuk pengasuh Reva.
*
*
*
Bersambung ....
kalau bukan Rachel ,siapa ya kandidat lain yang patut dicurigai...
pak duda ini yah
bikin Kirana grogi aja aah
sama2 grogi ....status jugasudah sama single...
Pak Andra keceplosan bikin Kirana grogi😄