Seorang pria kesepian yang berusaha mencintai dirinya sendiri, walaupun hatinya terus terluka oleh orang yang dia sayangi
"Otakmu dimana hah???!!".....
Tanpa dia ketahui Allah telah memberikannya sebuah keajaiban di hidupnya nanti.......
Seorang laki-laki dengan kisah hidupnya
"Kamu harus bisa menjadi dirimu sendiri"
"Tidak bisa......"
"Kamu tidak mengerti....."
Apa yang akan terjadi selanjutnya? pantau terus di setiap bab yang akan di update
note:update enggak nentu sesuai sempatnya:v
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Natasyatia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
pingsan
Zidan pergi dan melambaikan tangannya, lalu Kensano hanya bisa melamun tanpa melakukan hal apapun itu.
Tak lama ia akhirnya tersadar dari lamunannya, lalu iapun langsung bergegas untuk menyembunyikan sepedanya, karena dahulu sepedanya pernah hampir di hancurkan oleh Ayahnya
Maka dari itu lebih baik ia sembunyikan di ruang bawah tanah yang ia miliki khusus untuk barang barang kesayanganya, ruangan itu hanya ia yang tau.
"Alhamdulillah " Kensano langsung dengan cepat masuk ke dalam rumah, untuk membereskan barang barang yang berada di dalam rumah, hingga tak terasa waktu terus berjalan dan ia masih memasak
Pov Ayase
Ayase sedang menjaga ibunya yang sedang menatapnya
"Nak yang membantu kamu untuk ibu ke rumah sakit siapa nak?" Tanya Kania
"Aduh ibu Aya lupa" Ayase menepuk dahinya
"Kenapa kamu bisa lupa, jangan jangan kamu juga lupa untuk berterimakasih kepadanya" omel Kania
"Ibu baru saja sadar ibu sudah mengomel saja, ibu nanti tambah pusing loh" ujar Ayase
"Kamu yang bikin ibu pusing Ayaa"
"Loh kenapa Aya yang di salahin?" Wajah Ayase langsung berubah sendu
"Masa kamu tidak tahu yang membantu ibu siapa?, tetangga kita kan?" Runtutan pertanyaan dari Kania
"Bukan bu, tetangga kita tidak ada yang mau membantu kita, bahkan mereka langsung menutup pintu rumah mereka, saat melihat kita berdua bu" kesal Ayase
"Astagfirullahalazim, lalu siapa yang bantu ibu nak?" Tanya Kania
"Aya tidak tahu Bu, Aya hanya bisa berterima kasih saja " Ayase khawatir kepada ibunya
"Dia laki laki bu, maaf kalau harus laki laki, karena tidak ada yang bisa membantu aku bu" ujar Ayase
"Apakah ibu bisa bertemu dengannya?" Tanya Kania dengan wajah memohon
"Tidak bu,dia sudah kembali ke rumahnya, tadi Ayase lihat dia begitu terburu buru, karena sebelumnya dia mengendarai sepedanya dan saat melihat Aya membopong ibu, dia menanyakan keadaan Ibu, lalu membantu Aya untuk membawa ibu ke rumah sakit. Aya tidak bisa banyak berfikir karena dia langsung pergi dan Aya juga belum tenang pikirannya,.....
"Karena Aya belum mendengar kabar baik tentang ibu" Ayase menundukan kepalanya karena kebingungan harus bagaimana
"Ya sudah nanti jika bertemu dengannya ajak dia untuk bertemu dengan ibu, karena Ibu harus berterimakasih kepadanya" akhirnya Kania menyerah
"Lalu bagaimana dengan Aya?masa hanya dia saja? Aya tidak?" Ujar Ayase yang sedikit iri kepada laki laki yang di cari oleh ibunya
"Ahahaha, terimakasih putri kesayanganku, semoga Allah selalu memberikan kamu dan ibu kesehatan, semoga ibu di beri kesehatan agar ibu bisa melihat kamu menikah dan punya anak" Ayase menepuk pelan tangan sang ibu karena kesal
"Ihhh, ibu Aya aja masih santai masih mau bersama ibu" ujar Ayase
"Tidak nak, nanti ada saatnya kamu menikah dan di bawa oleh suamimu untuk tinggal bersamanya." Ibunya memberikan pengarahan kepada Ayase
Mata indah Ayase berkaca kaca karena ucapan sang ibu
"Lalu ibu bagaimana?, ibu kan sendirian" mata Ayase hampir menangis karena mengingat ibunya akan tinggal sendirian saat ia menikah
"Tidak apa apa, Aya harus bisa mau bagaimanapun, nanti Aya harus banyak belajar"
"Aya belajar yang baik, Aya memang tidak berkuliah, tapi Aya adalah gadis yang terjaga, jangan sampai terjaganya dirimu di rusak oleh laki-laki yang tidak bertanggung jawab" ujar Kania
"Nak banyaklah belajar agar Ibu dapat tenang di akhirat nanti, jangan buat ibu khawatir hanya karena dirimu, jangan buat ibu masuk neraka hanya karena tidak bisa mendidikmu, kamu adalah anak ibu satu satunya, Kania sedikit tersenyum
Sayangnya senyum Kania membuat Ayase menangis," Ibu jangan berkata seperti itu, Aya akan belajar demi bisa bersama di surga nanti bersama ibu, ibu pasti akan sehat kembali
"Iya ibu akan sehat kembali. Tetapi kita tidak tahu kapan kita akan meninggal, entah ibu dahulu atau kamu" lirih Kania
Ayase tak kuat dengan ucapan Kania dia langsung bangun dari duduknya dan memeluk tubuh ibunya
Ibunya adalah perempuan yang hebat yang membantunya dan sigap untuk tetap membantu dan bertahan di sisinya
"Ibu, Aya ke kamar mandi dulu ya bu" pamit Ayase dan di angguki oleh ibunya
Bukan ke kamar mandi tujuannya melainkan keluar dari ruangan ibunya, untuk mencari udara segar dan fokus menangis
Saat bertemu dengan danau sepi, yang berada tak jauh dari rumah sakit, Ayase duduk dan menangis sambil bersandar pada pohon
"Hey anak cantik apa yang kamu lakukan di danau sepi ini?" Tanya seseorang
Ayase melihat itu hanya bisa membiarkan orang itu
Namun orang itu terus mendekat membuatnya merasa tidak nyaman
"Apa yang ingin kau lakukan"
"Haaa kena" orang itu hampir saja memegang tangannya namun dengan cepat Ayase menghindar
Namun hijabnya di tarik oleh orang tersebut
"Tidak memancing ikan pun bisa mendapatkan cewe cantik" orang itu menarik hijab yang yang kenakan Ayase dengan tatapan penuh nafsu laki laki itu membuatnya takut
"Toloong" Ayase berteriak dengan kencang sayangnya tidak ada orang disana
"Diem lu"
"Toloong " Ayase bisa lepas dari cengkraman laki laki yang menatapnya itu dan ia terus berteriak hingga saat melihat seseorang yang lewat
"Abang, kamu abang yang tadi kan?, Bantu aku bang tolong ya Allah bantu aku" Ayase memohon mohon kepada laki laki itu
"Eh ada apa ini?" Tanya Laki laki yang lewat dengan wajah yang heran
"Abang lihat laki laki disana, Dia hampir melecehkan ku" tunjuk Ayase kepada laki laki yang sedang mendekat kepada mereka.
Ayase tak sempat untuk meminta bantuan lagi Ayase sudah lemas tubuhnya karena tiba tiba saja laki laki itu membekap mulutnya hingga pingsan
"Kurang ajar kau" laki laki yang di minta oleh Ayase itu dengan cepat maju
"Berani beraninya melakukan hal kurang ajar"
Bugh bugh
Tanpa ampun laki laki penyelamat itu memukul tubuh penculik yang gila nafsu
Tak lama laki-laki itu bisa mengalahkan menculik itu
"Aduh ini bagaimana?" Tanya Laki laki penyelamat itu
"Ah lama" laki laki itu mengangkat tubuh Ayase bagaikan karung beras
"Ya Allah niat hamba hanya untuk menolong bukan untuk hal lain" laki laki itu mengangkat tubuh Ayase dan membawanya ke rumah sakit kembali dengan membawa sepedanya kali ini
Sampainya di rumah sakit laki laki penyelamat itu berteriak bahwa ada pasien baru
"Astaga tuan, mengapa anda membawanya posisi seperti itu?" Tanya dokter
"Tak apa dok, saya hanya kebingungan karena saya sendiri disana dan juga membawa sepeda maka dari itu saya putuskan untuk membopongnya" dengan polos sang penyelamat itu berkata membuat dokter seketika melongo
Tak lama akhirnya dokter selesai memeriksa Ayase
Saat dokter keluar dari ruangan ia tak sengaja melihat tangan sang penyelamat itu berdarah, dan wajahnya lebam, dengan sedikit sobekan di ujung bibirnya
"Ambil p3k sus" bisik sang dokter
Setelah
"Permisi tuan biar saya bantu untuk membersihkan luka tuan" dengan pelan sang dokter berkata seperti itu
"Ah tidak usah dok" ujar laki laki itu
"Loh kenapa?" Tanya sang dokter dengan heran
"Lagipun hanya luka kecil, saya ini sebenarnya ingin membeli barang, rupanya bertemu dengan gadis itu lagi" ujar laki laki itu
"Biar saya bantu tuan, jangan menolak karena luka ini akan infeksi" dokter perempuan yang bernama Vania itu berusha untuk membantu laki laki penyelamat itu untuk membersihkan lukanya
Akhirnya laki laki itu hanya menurut
"Loh jadi tuan ini penyelamat?" Tanya Vania
"Bukan juga sih soalnya kebetulan saja, siang hari tadi dia kebetulan membutuhkan bantuan karena ibunya yang pingsan, kali ini dia yang pingsan," cerocos laki laki itu
"Dia pingsan karena apa tuan?" Tanya basa basi sang dokter
"Dia di bekap oleh orang yang bernafsu kepadanya" ujar laki laki itu dengan emosi yang masih meledak karena kejadian yang telah berlangsung tadi
"Oh iya? Nama tuan siapa?" Tanya sang dokter dengan begitu penasaran