Ikhtisar :
Untuk menyelamatkan pesantren dari seorang mafia yang ingin menggusur pesantren yang bernama Jack Jatnika, Khalisa Amira rela menjadi istri Jack sekaligus menjadi budaknya. Tapi siapa sangka Khalisa bukan wanita biasa, yang menerima apa yang terjadi padanya. Jack terkejut saat mengetahui masa lalu Khalisa, bahkan dialah tunduk padanya. Taktik apa yang Khalisa gunakan untuk menaklukkan mafia kejam sepertinya itu ?
Baca selengkapnya !
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon indah Mayaddah f, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3 Kandang Singa
Setelah ijab qobul selesai Khalisa berpamitan pada kyai Rozak, umi Habibah dan Marwa. Mereka tampak sedih melepas kepergian Khalisa yang harus mengikuti kemana pun Jack pergi.
“Khalisa jaga dirimu baik-baik ! abi dan umi selalu mendoakan kamu agar kamu selalu dalam lindungan Allah” Ucap Kyai Rozak
“Amin ya robal’alamin, terima kasih doanya abi umi. Insyaallah Khalisa akan jadi diri baik-baik” Jawab Khalisa
“Khalisa aku pasti merindukan kamu, semoga kamu bahagia di sana” Ucap Marwa sambil memeluk Khalisa, dia terharu terhadap pengorbanan Khalisa yang bersedia menjadi istri seorang mafia
Kalisa menganggukkan kepala, tersenyum kepada Marwa.
“Cepatlah ! waktu kamu tidak banyak. Sebagai budakku kamu harus mengikuti semua perintahku” Sarkas Jack yang tidak menyukai pemandangan yang memperlihatkan peroisahan itu
“Abi, umi, Marwa aku pamit ya. Assalamu’alaikum” Ucap Khalisa
“Wa’alaikumsalam” Jawab Ketiganya
Khalisa berjalan mengikuti Jack dan semua anak buahnya, mereka pergi dan masuk ke dalam mobilnya masing-masing. Khalisa duduk di belakang bersama Jack, tangannya langsung di borgol oleh mafia itu.
“Ternyata akau sudah menjadi tawananmu” Ucap Khalisa tersenyum kecut
“Kamu akan menangis dan merengek, meminta balas kasihan” Ujar Jack
“Oh ya ?, kita lihat nanti saja kau atau aku yang akan kalah lebih dulu” Jawab Khalisa
Jack menatap istrinya itu…
“Kamu menantangku sayang ?, aku suka wanita sepertimu yang pemberani karena musuhku sangat banyak. Aku tidak perlu takut meninggalkanmu di rumah” Ucap Jack
“Kamu akan menjadikan aku umpan ?” Tanya Khalisa
“Benar, musuh-musuhku akan berusaha membunuh orang-orang terdekatku. Jadi sekarang aku tidak akan khawatir karena mereka akan memburumu” Jawab Jack
“Sepertinya sebuah permainan yang menarik !” Ucap Khalisa tidak sedikit pun merasa takut
“Istriku ini memang tidak takut mati. Kamu selain menjadi budakku kamu juga akan menjadi sebuah tameng untukku” Sahut Jack
“Aku tidak akan pernah takut, kematian akan datang pada waktunya. Tinggal kapan dan dimana tempatnya” Ucap Khalisa
Jak tersenyum tipis, Khalisa menatap ke depan. Mobilnya terus melaju, Khalisa hanya diam begitu pun Jack yang sibuk menelpon dengan suruhannya.
Jack [Aku sudah menyuruhmu mencari orang itu, apakah kamu menemukan sebuah jejak ?]
Suruhannya [Sudah bos, tapi kami tidak menemukan jejak]
Jack [Aku tidak ingin dia menggagalkan operasiku lagi]
Suruhannya [Kami akan menggunakan jalur lain saja bos]
Jack [Awas aja gagal nanti ! aku tidak mau mendengarnya]
Suruhannya [Baik bos]
Jack lalu mematikan telponnya, di tampak marah.
“Sialan ! siapa orang itu ?. Dia berani sekali berurusan dengan seorang jack Jatnika” Batin Jack
Khalisa hanya diam, matanya fokus ke depan membiarkan Jack dengan kemarahannya.
*****
Setelah 1 jam, mobil berhenti di sebuah rumah besar. Rumah yang sangat mewah dan megah, Jack turun lebih dulu.
“Turunlah budakku !” Titah Jack
Khalisa turun, tangannya sudah tidak di borgol lagi. dia tampak tersenyum di balik cadarnya.
“Tanganmu ?” Tanya Jack terkejut melihat tangan Khalisa sudah lepas dari borgol
“Kenapa sayang ?, ada yang salah ?” Tanya Khalisa, dia berjalan melewati Jack dan menatap rumah besar itu.
“Rumah haram kamu besar juga” Lanjut Khalisa
Jack yang mendengar itu langsung mengepalkan tangannya, dia tidak menyangkan Khalisa tidak seperti dalam bayangannya.
“Aku terkejut ternyata kamu sangat pintar, pantas saja kamu berani padaku” Sahut Jack sambil mendekati Khalisa
“Aku tidak akan sampai di sini kalau hanya sebuah ucapan saja” Jawab Khalisa menatap tajam Jack
“Untuk permulaan kamu sudah membuat aku terkesan” Ucap Jack
“Itu bagus, sekarang dimana kamarku tinggal ?” Tanya Khalisa
“Kamu tidak melihat di depa ada sebuah istana, aku akan menyiksamu di dalam sana” Jawab Jack
Khalisa melihat rumah besar itu
“Aku ingin rumah yang kecil, meski gubuk sekali pun asal rumah itu hasil jerih payahmu” Ucap Khalisa
“Kamu tidak ingin tinggal di rumah besar ku ?” Tanya Jack sambil mencengkran lengan Khalisa
“Aku hanya budak kan ?, tempatku di gubuk bukan di rumah besar dan mewah” Jawab Khalisa
“Oke, aku akan kabulkan permintaan kamu itu. Kamu memang pantas menderita” Ujar Jack
Dia langsung menarik tangan Khalisa, membawanya ke samping rumah besar itu lalu masuk ke taman bunga di sana ada sebuah gubuk.
“Ini rumah yang pantas untuk kamu” Sarkas Jack menunjuk gubuk reyot
Khalisa menatap gubuk tersebut
“Apa rumah ini memiliki kenangan yang sangat istimewa bagi kamu sayang ?” Tanya Khalisa menatap Jack
“Kenapa kamu bertanya seperti itu ?” Tanya Jack menatap tajam
“Rumah ini tetap berdiri padahal kamu memliki rumah yang sangat besar dan bagus, kamu juga tidak meronovasinya dan itu tandanya rumah ini sangat berharga bagi dirimu” Jawab Khalisa
Jack terdiam, apa yang di katakana Khalisa itu memang benar adanya.
“Aku akan di sini, di rumah hasil jerih payah suamiku” Lanjut Khalisa
Jack mendekati Khalisa dan menariknya ke dalam pelukannya.
“Malam ini kamu harus memuaskanku, mana mungkin kamu akan tidur di sini” Ujar Jack
“Oh iya aku lupa, malam ini kan malam pertama kita” Jawab Khalisa
“Akanku pastikan tidak ada satu bagian pun yang terlewatkan” Ucap Jack
“Dan akan aku pastikan kau akan merasa benar-benar puas” Balas Khalisa
Jack melepaskan pelukannya, dia menatap ke depan sedangkan Khalisa berjalan menghampiri gubuk itu. Khalisa melihat rumah dari kayu seadanya, rumah itu tampak sudah tua tapi bersih dan terawat. Banyak bunga-bunga di sekelilingnya.
“Rumah ini pasti menyimpan kenangan manis untuk Jack, tidak mengkin dia masih mempertahankan rumah ini” Batin Khalisa lalu mendekati bunga mawar merah di sana
“Jangan sentuh bung aitu !” Ucap Jack
Khalisa menghentikan tangannya yang sedikit lagi akan menyentuh bunga mawar merah itu.
“Kenapa ?” Tanya Khalisa sambil menaikkan alisnya
“Aku tidak akan segan-segan membunuhmu kalau kamu berani menyentuh bunga itu” Jawab Jack
Khalisa mengangguk sambil tersenyum tipis
“Bunga ini seperti nyawa kamu. Apa pemiliknya orang yang sangat kamu cintai Jack ?” Tanya Khalisa
Jack langsung menghampiri Khalisa, dia mencengkram tangan Khalisa dan menariknya menjauh dari bunga mawar merah itu.
“Jangan macam-macam denganku, kamu tahu siapa aku kan ? Tidak sulit bagiku untuk membunuhmu” Ujar Jack mengancam
Khalisa menatap tajam Jack begitu pun juga dengan Jack.
“Kamu terluka dan pemilik bunga mawar ini yang membuat kamu seperti ini ?” Tanya Khalisa
Jack menarik tangan Khalisa, dia menarik it uke belakang rumahnya. Di sana ada kendang singa yang dekat dengan sebuah kebun yang cukup luas yang di pagari oleh besi.
Jack memasukkan Khalisa ke dalam kendang singa.
“Singaku lapar, dia membutuhkan daging segar. Sebelum kamu memuaskan aku puaskan dulu singa kesayanganku dulu” Ucap Jack lalu dia meninggalkan Khalisa
“Jack, kamu kejam dan sadis” Teriak Khalisa
Jack meninghentikan langkah kakinya lalu menoleh ke belakang.
“Kamu sendiri yang menginginkan menjadi istriku, jadi nikmatilah sayang” Jawab Jack lalu melangkahkan kakinya meninggalkan tempat itu
Khalisa memukul besi kendang itu, tiba-tiba tiga singa besar mengepung Khalisa.
“Singa-singa ini benar-benar sedang kelaparan, Jack sengaja membiarkanku menjadi santapan ke tiga predator ini” Batin Khalisa, matanya menatap tajam ketiga singa yang tampak kelaparan itu
“Senjataku ?” Ucap Khalisa karena tidak menemukan senjata laser miliknya yang sengaja di bawa untuk berjaga-jaga
“Jack” Teriak Khalisa, dia teringat tadi Jack memeluknya. Pasti suami tak punya akhlaknya itu sudah mengambil senjata laser miliknya
Khalisa mengepalkan tangannya, tidak ada pilihan lain selain melawan singa-singa yang kelaparan itu.
Singa-singa itu mnegaung, seperti tampak senang melihat daging segar di depannya itu. Ke tiga singa-singa itu melompat kea rah Khalisa.
Bruuug …
Ketiga sing aitu kembali melompat ke arahnya, untungnya di sana ada ranting lalu dia mengambilnya untuk melawannya.
Bruuug…
Satu singa terjatuh ke bawah, tinggal satu lagi. khalisa kembali bersiap, tangannya mengacungkan ranting pohon ke depan lalu sing aitu melompat hingga mencakar lengannya.
Brek…
Legan baju Khalisa sobek dan lengannya tergores cakar sing aitu. Untungnya Khalisa berhasil memukul sing aitu dengan ranting pohon membuat sing aitu terjatuh ke bawah.
Bruuug…
Singa itu tergeletak di tanah, namun dua singa yang lain kembali bangun mereka hendak menyerang Khalisa. Di saar Khalisa mulai bersiap terdengar suara aungan singa yang lebi besar dari ketiga singa itu. Membuat bulu kuduk Khalisa berdiri, matanya mencari keberadaan singa yang mungkin lebih besar lagi.
“Singa itu pasti lebih besar dari tiga singa ini” Batin Khalisa
Ternyata benar dugaan Khalisa, muncul Singa yang lebih besar lagi. Singa itu berjalan mendekat, membuat Khalisa bersiap. Akan ada dua arah yang akan menyerangnya.
“Aku pernah berada di ambang kematian. Untuk apa Sekarang aku takut ?” Batin Khalisa
“Bismillahirrahmanirrahim” Ucap Khalisa
Tiga singa besar itu melompat bersamaan, Khalisa hendak melakukan perlawanan untuk menyerang tapi nyatanya singa besar itu melawan tiga singa sebelumnya membuat Khalisa tercengang.
Bruug…
Singa besar itu berhasil melumpuhkan tiga ekor singa itu, akhirnya ketiga sing aitu meninggalkan Khalisa. Tinggallah Khalisa dan singa besar di tempat itu.
Khalisa menatap kearah singa besar itu, singa yang terlihat sangat garang dan berkuasa. Dia menatap ke arah Khalisa dan berjalan perlahan-lahan.
“Lion” Panggil Khalisa
Singa itu langsung mengaung lalu menghampiri Khalisa, bermanja pada Khalisa dengan menempelkan kepalanya pada tubuh Khalisa.
“Aku merindukanmu, ternyata kamu di sini” Ucap Khalisa sembari mengelus singa besar itu