Berawal perkemahan yang diadakan oleh sekolah membuat anak-anak terpilih memiliki kekuatan aneh.
Saat perkemahan berlangsung mereka tersesat karena disebabkan oleh kejahilan seseorang dan hal itu membuat mereka menjadi masuk ke sebuah gua hanya untuk berteduh. Rasa penasaran mereka yang tinggi membuat mereka memasuki gua hingga bagian terdalam dan menemukan sebuah danau tersembunyi di dalam gua.
Karena sesuatu, mereka tak sengaja masuk ke danau dan secara tiba-tiba membuat mereka memiliki kekuatan
Mampukah mereka mengendalikan kekuatan itu? Atau malah sebaliknya, hal itu menjadi bumerang bagi mereka
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anyelir 02, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 7
Kraakkk....
"Siapa disana?"
Aaron yang mendengar suara seseorang yang tam sengaja mematahkan ranting itu langsung mengamati sekitar.
"Arin, pindah ke belakang" perintah Aaron
Airin yang menyadari bahwa suasa sedang tidak baik-baik saja langsung mengikuti perintah Aaron
Tak lama, keluarlah segerombolan pemuda yang berjalan dengan tatapan kosong. Mereka seakan-akan berjalan tanpa tujuan.
"Kakak, bukankah mereka adalah si penebang pohon ilegal itu kak?" Airin merasa yakin bahwa orang yang dilihatnya adalah orang yang tadi dia intai bersama kakaknya.
"Benar, tapi sepertinya mereka dipengaruhi sesuatu" ujar Aaron sambil melihat ke arah lawannya
"Kalian mengenal mereka?" tanya Riko
"Tidak, kami hanya tau mereka adalah penebang liar hutan ini. Karena itulah kami datang untuk mencari bukti, lalu kami menemukan kalian" jelas Airin
"Karena itulah kalian berdua masuk ke hutan, karena penebang liar?" Camelia merasa tak habis pikir dengan pola pikir dari si kembar Sanjaya ini.
"Ya, tapi ada yang aneh dari mereka sekarang..." Aaron sengaja menjeda ucapannya, seolah-olah sedang memastikan sesuatu
"Kenapa dengan mereka?" Rasya mulai menuntut penjelasan karena melihat suasana saat ini cukup berbahaya. Apalagi melihat orang-orang di depannya membawa senjata tajam.
"Mereka seolah-olah dipengaruhi sesuatu..." kemudian Aaron menunjuk kearah orang-orang di depan mereka. "Lihat tatapan mereka, bukankah tatapan mereka serasa kosong".
"Kita harus gimana sekarang, gue takut" Anggi semakin mengeratkan cengkeramannya di lengan Camelia
"Lari.. jalan satu-satunya kita harus lari" ujar Airin yang melihat keadaan sangat tida memungkinkan untuk melawan
"Gimana caranya kita lari, bukankah kata lo kita dibuat tersesat sama hantu" ujar Camelia yang gusar karena terbawa suasana saat ini.
"Airin, kau tau kan harus apa?" ujar Aaron dengan keadaan sudah bersiap untuk melawan jika musuh bergerak
"Tentu saja" Kemudian Airin berlari ke arah salah satu pohon besar dan menendang pohon itu dengan keras seolah-olah sedang memarahi sesuatu, kemudian membaca doa-doa.
"Dia ngapain tuh" Camelia dan Anggi merasa aneh dengan Airin, melihat tingkah lakunya itu.
"Bukankah tadi udah dijelasin. Mereka berdua indigo, jadi ya mereka udah biasa dengan hantu. Kalian gimana sih, nggak dengerin ya" jelas Riko
"Kakak, beres. Kita udah bisa lewat kak" ujar Airin yang tiba-tiba saja sudah berada di samping Anggi.
"WAAAAA" teriak Anggi yang terkejut dengan Airin yang tiba-tiba ada disampingnya.
"Kau ternyata mudah terkejut ya, Anggi" ujar Airin sambil tertawa kecil
"Kenapa kalian malah ngobrol, ayo lari" ujar Aaron yang mulai kesal melihat adik dan teman-temannya malah santai
Rasya yang mendengar ucapan Aaron segera berlari dengan menarik Airin untuk berlari bersamanya. Camelia yang melihat itu merasa aneh dengan perasaannya sendiri. Riko yang melihat Camelia terdiam pun segera menariknya untuk segera berlari
"Malah diem. Ayo lari, Mel" ajak Riko
Mereka berlari, menghindari kejaran daei orang-orang yang tak mereka kenal itu. Saat berlari, mereka tak sengaja melihat sebuah gua yang sepertinya cukup aman sebagai tempat bersembunyi sementara waktu.
"Ada gua, kita kesana dulu aja buat sembunyi" ujar Riko yang mulai lelah berlari
...***************...
Waktu terus berjalan, di perkemahan semua orang mulai khawatir melihat beberapa siswa belum kembali ke perkemahan.
"Ini kemana Rasya, Airin, Aaron, Camelia, Riko, Anggi, Alvaro, Fero, Shakia, Adella, Firana dan Brian. Mengapa mereka semua belum kembali" ujar Pak Tio yang mulai khawatir
"Tenang pak, mungkin mereka sebentar lagi akan kembali" ujar Bu Susan
"Bu, lebih baik saya dan Pak Anton mencoba mencari mereka. Saya khawatir mereka tersesat" ujar Pak Andi
Para guru yang lain pun mengangguk setuju. Anita yang mendengar percakapan antar guru tersebut pun mengajukan untuk membawa pengawal yang dibawanya untuk mencari Airin dan Aaron.
Setelah Pak Andi dan Pak Anton beserta 2 orang pengawal pergi mencari keberadaan anak yang hilang, Anita segera menghubungi Keluarga Sanjaya dan juga Altezza untuk memberitahu keadaan saat ini.
"Bu Anita, apakah ibu menghubungi keluarga Airin dan Aaron?" tanya Bu Susan yang melihat Anita sibuk dengan ponselnya
"Iya bu, saya harus melaporkan keadaan saat ini ke bos saya. Saya disini diperintahkan menjaga nona dan tuan muda. Apalagi saat ini nona dan tuan muda menghilang, jadi saya melaporkan keadaan saat ini" ujar Anita yang kemudian berpamitan ke Bu Susan karena harus mengangkat telepon.
"Bagaimana Bu, apakah kita juga harus lapor ke orang tua siswa yang hilang pak?" tanya Bu Dina yang berada tepat di samping Bu Susan
"Kita lihat dulu, jika Pak Andi dan Pak Anton kembali sendirian maka kita harus menghubungi pihak keluarga siswa yang menghilang" ujar Bu Susan sambil berpikir apa yang harus dia katakan
...****************...
"Ada gua, kita kesana dulu aja buat sembunyi" ujar Riko yang mulai lelah berlari
Mereka yang mendengar itu lun mengangguk. Mereka pun memilih masuk ke dalam gua untuk bersembunyi.
Saat sudah ada di dalam gua, mereka pun beristirahat. Nafas mereka begitu terengah-engah karena berlari cukup dan kencang.
"Kenapa orang-orang itu mengejar kita sih" ujar Camelia dengan terengah engah
"Rin, kau baik-baik saja?" tanya Rasya yang melihat Airin begitu pucat sambil mengecek suhu tubuh Airin
Airin yang masih mengatur nafas dan detak jantungnya pun tersentak terkejut karena perlakuan Rasya, "Ah... aku baik-baik saja kok" Kemudian mengalihkan pandangannya ke arah lain.
Aaron yang melihat interaksi antara Airin dan Rasya merasa aneh. Melihat Rasya yang khawatir dengan Airin, padahal mereka bari saja mengenal. Rasya yang lebih awal mengenal Camelia lebih memilih menyelamatkan Airin dibanding Camelia, membuatnya curiga akan sesuatu.
"Ehemm... Bisa lepas tanganmu dari adikku, sya" ujar Aaron sambil melihat ke arah tangan mereka
"Ahh.. maaf" lirih Rasya yang seperti merasa tidak enak
"Tidak apa-apa, sya" ujar Airin yang terlihat tidak enak
Melihat kecanggungan diantara mereka berdua, Aaron langsung tertawa kecil dan menghampiri adiknya itu untuk melihat keadaannya
"Dek, kenapa kau begitu dingin" ujar Aaron yang merasa suhu tubuh adiknya berbeda
"Perasaan kau tidak terlalu lama berinteraksi dengan hantu keder itu" lanjutnya
Mendengar ucapan Aaron mengenai keadaan Airin membuat yang lain khawatir. Riko, Anggi dan Camelia langsung mendekat ke arah Airin, Aaron dan Rasya berada.
"Kau baik-baik saja, rin?" tanya Anggi yang merasa khawatir
"Tidak apa-apa, hanya kelelahan saja" ujar Airin mencoba menenangkan suasana
"Sini pegang tangan kakak" ujar Aaron. Saat berpegangan tangan secara tiba-tiba raut pucat Airin berubah menjadi lebih baik dan lebih cerah
"Gimana, sudah lebih baik?" tanya Aaron
Mendengar pertanyaan itu, Airin hanya mengangguk saja sebagai jawaban
"Dia kenapa?" tanya Rasya yang terlihat sangat khawatir. Aaron yang melihat kekhawatiran Rasya langsung tersenyum kecil, kemudian menjelaskan apa yang terjadi
"Airin, akan seperti ini jika terlalu lama berinteraksi dengan makhluk halus yang semacam hantu" jelas Aaron
"Dan cara menanganinya ya, gue harus berpegangan tangan dengannya. Semacam menyalurkan energi ke dia" lanjutnya
"Tapi rin, bukankah kau hanya sebentar berinteraksi dengan hantu keder itu?" tanya Aaron yang sebenarnya merasa curiga dengan adik kembarnya itu
Airin yang diberi pertanyaan itu hanya diam dan menunduk seolah menghindari tatapan tajam dari Aaron
"Airin" ujar Aaron dengan menekankan nadanya
"Itu, setelah sama hantu keder itu Airin cuma tanya dan meminta bantuan dengan hantu-hantu sekitar sana buat bantu halau orang-orang itu. Jadi, ya gitu" jelas Airin yang takut dengan tatapan tajam dari Aaron dan juga Rasya
"Pantas aja, mereka berada cukup jauh dengan kita tadi" ujar Riko
"Jangan lakukan itu lagi, kamu tau kan dampaknya. Harusnya kamu bilang ke kakak, biar kakak bantu" ujar Aaron sambil mengelus kepala adiknya
"Iya maaf. Lagian bukankah jika kakak yang lakukan dampaknya sama dengan Airin, jadi Airin juga nggak mau kakak sakit" lirih Airin
"Tapi dampaknya tak separah Arin, jika Arin lupa" ujar Aaron
Airin hanya bisa mengangguk, dirinya tak ingin bertengkar dengan Aaron saat ini.
...****************...
Dari kejauhan, terlihat Pak Anton dan Pak Andi kembali ke perkemahan.
"Bagaimana pak?" tanya Pak Tio
"Saya hanya menemukan Alvaro, Fero, Shakia, Adella, Firana dan Brian di dekat hutan terlarang dengan keadaan pingsan pak" ujar Pak Anton menjelaskan.
"Jadi tinggal Rasya, Airin, Aaron, Camelia, Riko, dan Anggi yang belum ditemukan" Pak Tio pun menghampiri Alvaro dan juga teman-temannya
"Sekarang bapak tanya, kenapa kalian berada di dekat hutan terlarang?. Bukankah arah petunjuk yang ditinggalkan oleh para guru jauh dari letak hutan itu?" ujar Pak Tio dengan nada yang cukup tinggi
"Kami hanya bermain-main pak. Kita nggak percaya dengan cerita dari para warga sini"/ujar Adella
" Kita cuma maj buktiin kalau itu hanya mitos, pak" ujar Fero
"Kalian ini..." Pak Tio hanya mampu menghela nafas
"Lalu kalian apakah melihat Rasya, Airin, Aaron, Camelia, Riko, dan Anggi?" tanya Pak Tio kembali
Mereka serempak menggelengkan kepala. Mereka takut jujur apalagj setelah melihat tatapan tajam dari setiap guru yang ada.
"Bohong, mereka berbohong pak" ujar Anita yang baru saja datang
"Apa maksud Bu Anita?" tanya Pak Andi
"Mereka tau dimana Rasya, Camelia, Riko, Anggi, Nona dan tuan muda saya" ujar Anita dengan dingin
"Apa bener begitu?" tanya Pak Tio dengan tajam
"Kami tidak tau dengan Rasya, Camelia, Airin dan Aaron, paka. Tapi kalau Riko dan Anggi..." ujar Brian menjeda kalimatnya karena merasa kakinya di injak oleh seseorang
"Kenapa? kamu lanjutkan ceritanya Brian" perintah Pak Tio
"Itu pak, kami tadi meninggalkan Riko dan Anggi di hutan terlarang pak" ujar Brian.
Semua orang yang mendengar ucapan Brian langsung menghela nafas lelah. Semua orang merasa tak habis pikir bagaimana cara mereka bisa memikirkan meninggalkan teman mereka di hutan.
"Dan karena ide konyol kalian yang ingin uni nyali, membuat nona dan tuan muda harus ikut dalam permainan konyol kalian" ujar Anita dengan tajam
"Anita, bagaimana? Apakah sudah ketemu?" ujar seseorang yang baru saja datang
Dan perhatikan tanda baca dalam dialog ya.
kalo ada cerita dr tokoh lain, di luar tokoh utama, saranku kamu letakkan dipaling belakang.
perhatikan tanda baca dalam dialog ya
semangat kak