NovelToon NovelToon
Let Me Love You

Let Me Love You

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:52.3k
Nilai: 5
Nama Author: fieThaa

6 tahun mendapat perhatian lebih dari orang yang disukai membuat Kaila Mahya Kharisma menganggap jika Devan Aryana memiliki rasa yang sama dengannya. Namun, kenyataannya berbeda. Lelaki itu malah mencintai adiknya, yakni Lea.

Tak ingin mengulang kejadian ibu juga tantenya, Lala memilih untuk mundur dengan rasa sakit juga sedih yang dia simpan sendirian. Ketika kejujurannya ditolak, Lala tak bisa memaksa juga tak ingin egois. Melepaskan adalah jalan paling benar.

Akankah di masa transisi hati Lala akan menemukan orang baru? Atau malah orang lama yang tetap menjadi pemenangnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fieThaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

16. Sudah Ditolak, Dinasihati Pula

Devan terdiam ketika mendengar kalimat yang Lea katakan. Tatapan Lea begitu dalam.

"Van, coba lu selami rasa yang lu miliki itu. Apa bener rasa itu buat gua? Atau malah buat cewek lain."

"Cewek lain siapa, Le?"

"Lala."

Tubuh Devan membeku. Lea masih dengan tatapan dalam penuh keseriusan.

"Bibir sama hati lu gak sinkron, Van," jelasnya.

"Bibir bilang suka sama gua, tapi hati lu ke Lala. Gua bisa liat itu, Van."

"Lea, lu sal--"

"Perasaan lu ke gua hanya sebatas suka, bukan sayang. Itu dua rasa yang berbeda."

Devan kembali terdiam. Semakin ke sini penjelasan Lea semakin menusuk.

"Coba buka mata hati lu buat nilai perasaan lu yang sebenarnya itu untuk siapa."

"Dan harusnya lu peka sama perasaan Lala. Dari dulu dia suka sama lu. Dia selalu bahagia kalau bersama lu. Makanya, gua milih kuliah di luar kota supaya Lala bisa dekat terus sama lu. Bisa jalan berdua tanpa adanya gua."

Lea mulai menjelaskan. Dia juga mencoba untuk membuka hati Devan.

"Enam tahun Deket sama Lala apa lu gak merasakan sesuatu?" tanya Lala penuh arti.

"Inget, Van. Enggak ada pertemanan murni antara lelaki dan perempuan."

Lea mendekat. Ditutupnya telapak tangan Devan di mana ada cincin di atasnya.

"Berikan cincin ini pada perempuan yang sebenarnya lu sayangi. Dan itu bukan gua orangnya."

Tak ada kata yang terucap dari mulut Devan. Dia bagai patung bernapas.

"Kejar dia sebelum ada pangeran berkuda datang dan membawanya pergi dari rasa cinta yang dia miliki."

Lea tersenyum sebelum meninggalkan Devan yang masih mematung dengan pikiran yang kacau. Sudah ditolak, dinasihati pula.

.

Sedangkan Pak dosen dan mahasiswanya sudah berada di dalam mall. Lala merengut kesal karena Brian menghukumnya untuk menemani ke toko buku. Pria itu bahkan melarang Lala untuk berganti pakaian ataupun memoles wajah.

"Pak, jatuhnya ini saya kayak gembel."

Ya, Lala hanya menggunakan celana pendek, kaos putih polos juga sandal jepit dengan rambut yang digerai.

Bukannya menjawab Brian malah menggenggam tangan perempuan di sampingnya. Pandangan Lala seketika tertuju pada Brian.

"Dilarang overthinking."

Lala pun berdecih. Brian malah tersenyum tipis dan mengusap lembut rambut mahasiswanya hingga membuat tubuh Lala membeku untuk beberapa detik.

Brian mulai sibuk mencari buku tanpa melepaskan genggaman tangannya pada Lala. Perempuan itu hanya menggelengkan kepala ketika melihat buku yang Brian baca begitu berat.

"Enggak pusing bacanya?"

"Justru buku bisa menghilangkan pusing dan stres."

Lala malah tertawa. Dan seketika mata Brian tertuju pada perempuan yang dia genggam.

"Kenapa?"

Brian masih saja melihat Lala dengan tatapan berbeda.

"Saya suka tawa kamu."

Wajah Lala langsung merona dan membuat Brian tersenyum. Gantian kini Lala yang terpana pada senyum indah pria di hadapannya.

"Peletnya kuat banget nih dosen."

Rengkuhan tangan di pinggang membuat Lala tersadar. Dia segera memalingkan pandangannya.

Disentuh oleh Brian tak membuat tubuh Lala menolak. Malah sebaliknya dia merasakan sebuah kenyamanan juga kehangatan. Sentuhan Brian seperti melindungi Lala.

"Kamu enggak beli buku?"

"Buku lama aja belum sempet dibaca karena tugas yang gak ngotak dari dosen killer."

"Siapa?"

Seketika mata Lala menatap Brian dengan kedua alis beradu.

"Masih nanya. Ya, Bapak lah."

Brian malah tertawa. Begitu lucu ketika melihat Lala marah-marah. Selesai mencari buku, Lala sudah nampak gelisah. Pasalnya waktu sudah menunjukkan pukul setengah sepuluh malam.

"Mau ke mana lagi?"

"Pulang aja ya, Pak. Udah malam nanti Mama Papa saya--"

"Saya udah ijin sama orang rumah kamu."

"Hah?"

"Gak usah khawatir."

Lala belum bisa mencerna ucapan Brian. Namun, dia juga tidak bisa menolak ketika Brian mengajaknya ke sebuah tempat makan.

"Saya udah kenyang."

"Temani saya."

"Manja!"

Brian hanya menyunggingkan senyum tipis. Mereka cukup banyak mengobrol dari hal serius hingga candaan ringan. Ternyata dosen killer itu tak sedingin es kutub utara. Malah Lala begitu terpana ketika senyuman lebar Brian berikan. Sungguh manis dan mampu membuat Lala tak bisa berkata.

.

Jam setengah sebelas malam barulah mereka pulang. Brian dengan begitu gentle-nya ikut turun dari mobil ketika tiba di rumah Lala. Sang empunya rumah mulai panik.

"Ngapain sih, Pak."

"Ya balikin kamu lah."

"Emang saya barang!" omel Lala.

Tangan Lala mulai mendorong tubuh Brian agar menjauh dari rumahnya. Lala memaksa Brian untuk masuk ke dalam mobil dan segera pulang.

Brian tertawa ketika mobil sudah meninggalkan kediaman Lala. Mobilnya dia tepikan dan tangannya mulai menari-nari di atas layar ponsel.

"Besok ikut gua ke toko drum. Pilih drum yang lu suka."

.

Baru saja Lala naik ke lantai dua, teriakan terdengar dari kamar Alfa.

"Yeay! Drum baru!"

"Lu kenapa?"

Alfa segera menoleh. Dia tersenyum begitu lebar.

"Thanks a lot."

Dahi Lala mengkerut. Dia tak mengerti dengan apa yang dikatakan oleh Alfa. Sedangkan Alfa terus berdendang karena begitu senang.

"Aneh!"

.

Tepat di jam setengah satu malam, pintu kamar Lala terbuka. Lea menatap ke arah Alfa sebelum dia menghampiri sang kakak yang sudah terlelap.

"Enggak tega, Al. Besok gua chat aja."

Lea pamit kepada sang adik. Dipeluknya dengan erat tubuh Alfa.

"Fokus kuliah dan jangan pikirin Lala. Ada gua yang akan jaga Lala." Lea pun mengangguk.

Di lantai bawah kedua orang ng tua Lea sudah menunggu. Lea berpamitan dan memeluk tubuh sang mama dengan begitu erat.

Diantar sampai ke mobil oleh mama Aleeya dan papa Khairan. Pria yang menjemput Lea ikut berpamitan juga. Sedangkan Alfa hanya memantaunya dari balkon kamar. Lambaian tangan dari pria yang menjemput sang kakak dia balas. Hanya kepada orang-orang yang Alfa percaya dia akan bersikap welcome.

.

Kepulan asap rokok sudah memenuhi udara. Akbar menghela napas begitu kasar karena sudah sangat geram pada temannya yang satu itu.

"Gak sekalian aja tuh satu bungkus lu abisin!"

Siapa lagi jika bukan Devan yang sedang melampiaskan kegalauannya kepada barang yang mengandung nikotin. Menasihati Devan sudah, memarahinya sering, tapi anak itu benar-benar batu.

Akbar mengeluarkan ponsel dan mulai berselancar di media sosial. Tengah asyik menscroll cuitan orang, terdengar suara Devan yang begitu frustasi.

"Lea bilang kalau gua itu cuma suka sama dia. Sedangkan rasa sayang gua untuk Lala."

"Emang benar," balas Akbar tanpa menoleh sedikitpun.

"Lu aja yang gak peka dan terlalu nyaman bersembunyi di dalam ikatan persahabatan. Lu yang nolak Lala lu juga yang kelabakan."

Devan mematikan punggung rokok dan menatap ke arah Akbar yang sedari tadi asyik dengan gadgetnya.

"Lea milih cokelat dibandingkan cincin."

"Mampus!"

Begitu sadis balasan dari Akbar. Dan hembusan napas begitu kasar Devan keluarkan. Dari kejauhan dia melihat Lala yang baru datang dengan wajah sumringah.

"Apa ini?"

Mendengar suara Akbar yang penuh keterkejutan membuat Devan menoleh. Matanya kini tertuju pada layar ponsel milik sang teman.

"Sejauh apa hubungan lu sama Pak Brian, La? Kenapa lu sering post foto dia?"

Akbar menoleh ke arah Devan yang terdiam, dan dia pun mulai berucap.

"Gua sih yakin nih cowok di atas lu, Van. Mau mukanya ditutup stiker pun masih keliatan vibes kelas atasnya."

...*** BERSAMBUNG ***...

Mana atuh komennya? Kalau tembus 50 komentar nanti malam up lagi

1
sum mia
benar kata bunda Devi . mengalah lebih terhormat daripada melakukan cara yang tidak sehat . dan apa yang ingin kita miliki tak selalu dan tak selamanya bisa terwujud . belajar lah melepaskan dan mengikhlaskan yang emang gak akan pernah jadi milikmu .
seperti yang telah dilakukan Lala , dia mencoba mengikhlaskan dan belajar menerima yang baru dan ternyata yang baru jauh lebih baik dan lebih perfect bukan hanya di mata Lala tapi juga dari pandangan semua .
barang yang retak apalagi sudah pecah jangan harap akan bisa kembali seperti semula . apalagi yang pecah berkeping-keping maka makin sulit pula untuk menyatukan .
jadi Devan lebih baik lepaskan saja Lala dan mencoba membuka hati lagi untuk orang lain yang mungkin juga akan lebih baik buat Devan dan orang disekitarnya tentunya .

lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍
Rahmawati Abdillah
nah dengarkan itu nasehat bundamu Devan agar kamu menjadi orang yang bijak bisa memaknai sesuatu yang baik atau tidak untuk mu dimasa depan
Rahmawati Abdillah
nah loh mode sangar Alfa keluar, unek-unek Alfa keluarin semua jangan ada sisa biar tau diri tuh si devan
EmakKece
👏🏻👏🏻👏🏻👏🏻👏🏻👏🏻👏🏻👏🏻
Henny Purwanto
skit ga tuh
NadiraDira
nah loh,tuh dengerin apa kata bunda mu van....
Nurminah
emak yg bijak bukan species kebanyakan emak zaman now yg rela melakukan kejahatan demi anak yg dimanjakan nya
Lovita BM
ehhmm ,
Widya Triani
dengarin Van nasehat bunda muu.. ketika Lala Udha pergi jauh kamu malah ngejar" nyaa.. dia Udha ada pangeran berkuda nyaa.. jadi Jangan kejar" dia lagii
Sulis Miati
Udah telat mak Devi, Neng Lala udah ada yang jagain.
ieka🐧²⁴ *🌙ᵇᵇ
relakan si Lala Ama yg lain van .. dengerin nasehat bundamu
Arieee
bunda nya Devan👍👍👍👍👍👍👍waras
Lusi Hariyani
iklashin aja lala sm org lain devan...lala jg ikhlas km cinta sm lea
Lusia
makasih kk fie sdh update trus setiap hari 🥰🥰
Salim S
naah betul itu bun, mengalah lebih terhormat daripada melakukan hal yang tidak baik...kalau benar s devan mencintai Lala seharusnya dia bahagia melihat Lala bahagia walaupun bukan bersama dengannya...contoh bundamu devan dia bisa menerima keputusan Lala dan tetap menyayangi Lala walaupun Lala sudah dengan yang lain...
Tanti Retno Wati
dapat petuah kan Van 🤭
Riris
legowo... bunda devi
dengerin itu van...
U_Lee
Noohh dengerin tuh nasehat Emak lu, jangan merengek pada Emak lu lagi supaya deket ama Lala karena bukannya Lala akan terharu malah tambah illfeel ama elu.
Bagus La, mending jujur sama Emaknya Devan biar hati elu plong karena jika diterusin jelas itu semakin bikin elu gak nyaman. apalagi si Devan juga pengecut bgt mau deketin elu lagi tapi lewat Emaknya... bener2 anak mami tuh si Devan, gak gentle bgt jadi laki... inget kata Emak lu, mending merelakan orang yg kita sayang daripada memaksakan sesuatu yg gak mungkin terjadi lagi.
Santi Simarakayang
lanjut kak
Cristella Tella
dlu ajj di tolak sekarang.... malah mau dekat trus
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!