NovelToon NovelToon
Keluarga Untuk Safina

Keluarga Untuk Safina

Status: sedang berlangsung
Genre:Beda Usia / Cinta Seiring Waktu / Menikah Karena Anak / Ibu Tiri / Istri ideal
Popularitas:4.5k
Nilai: 5
Nama Author: Windersone

Secara kebetulan aku bertemu dengan keluarga kecil itu, hadir sebagai seorang istri terutama ibu pengganti untuk anak pria itu yang berstatus duda saat menikahiku.

Sungguh berat ujiannya menghadapi mereka, bukan hanya satu, tapi empat. Namun, karena anak bungsunya yang paling menempel padaku, membuatku terpaksa bersabar. Mungkinkah aku akan mendapatkan cintanya mereka semua? Termasuk Ayah mereka?

Kami menikah tanpa cinta, hanya karena Delia, anak bungsu pria itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Windersone, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kalau Mas Mau, Mengapa Tidak?

🌻🌻🌻

Mobil Mas Lintang berhenti di tepi jalan, di depan gerbang taman kanak-kanak tempat gadis kecil yang manis itu belajar. Ekspresi cemas tergambar di wajah mereka, suami dan ketiga anak tiriku itu. Melihat kekompakan itu membuatku merasa cukup kagum, mereka memiliki jiwa kebersamaan untuk saling menjaga dan melindungi.

Keluar dari mobil, Mas Lintang memasuki pekarangan sekolah Delia, sedangkan kami berdiri di pintu gerbang sambil memperhatikan lengangnya suasana taman kanak-kanak karena aktivitas anak-anak telah usai sejak tadi.

"Buk, Delia ada di sini?" tanya Mas Lintang kepada seorang guru yang hendak meninggalkan pekarangan sekolah itu, mereka bertemu di halaman sekolah.

"Pak Lintang. Delia tadi di antara pulang oleh Bu Okta. Tumben terlambat menjemputnya, Pak."

"Iya, maaf. Tadi banyak urusan di kantor."

"Delia bilang Bapak sudah menikah. Kenapa bukan istrinya yang jemput? Bapak menikah tidak undang-undang ya," canda wanita itu.

"Hanya pernikahan kecil, tidak mengundang banyak orang. Kalau begitu, terima kasih. Saya pamit dulu," ucap Mas Lintang dan menghampiri kami.

Informasi yang didapatkan Mas Lintang dibawa kepada kami. Ketika tengah mendengar ceritanya yang sudah aku, wanita berseragam guru itu melewati kami dengan senyuman dan ekspresinya tiba-tiba berubah saat pandangan beralih dari kami, terlihat seperti orang tengah memikirkan sesuatu dan mungkin itu karena keberadaanku.

"Jadi orang tua tidak becus. Kalau terjadi hal buruk sama Delia, bagaimana?" Shani memarahiku, menyalahkanku.

"Sudah. Delia baik-baik saja. Kita kembali sekarang," tenang Mas Lintang.

"Tapi, Yah. Kak Shani benar. Kalau Delia diculik, bagaimana?" Zien ikut mendukung perkataan Shani.

"Setelah itu dijual untuk diambil organ tubuhnya seperti di berita-berita akhir-akhir ini," tambah Revan.

"Kalian berharap adik kalian diperlakukan seperti itu?" tanyaku yang membuat mereka bungkam dalam kegeraman.

"Sudah!" tengah Mas Lintang dengan suara sedikit keras. "Masuk mobil, kita kembali ke rumah," ucap Mas Lintang sambil berjalan menuju mobil.

***

Tubuh aku telentangkan di atas kasur sambil menggerakkan kedua tangan yang direntangkan turun-naik. Setelah menyelesaikan masalah di rumah suamiku itu, kami akhirnya kembali ke rumah dan ini waktunya otak juga tubuhku harus dinetralkan. Menghadapi anak-anak Mas Lintang cukup sulit ternyata, minta ampun melelahkan harus menjadi orang baik untuk mereka.

Mata aku pejamkan sampai kurasa kesadaranku hampir menghilang. Namun, suara pintu dibuka menyentak mataku terbuka, langsung menatap loteng kamar dan perlahan menoleh ke sisi kanan, di mana pintu berada.

Mas Lintang memasuki kamar sambil menggeliatkan tubuh, mungkin badannya pegal menghadapi hari di tempat kerja ditambah lagi masalah di rumahnya. Setelah mengantar kami ke rumahnya, pria itu kembali melanjutkan pekerjaan di kantor.

Pria itu duduk di bangku meja rias, menegakkan badan seperti orang yang tengah olahraga yoga. melihatnya membuatku merasa bersalah mengingat kejadian hari ini.

"Mas ...!" panggilku sambil duduk.

"Iya?"

Kuhampiri pria itu, berdiri di sampingnya.

"Mas butuh bantuan? Mendingan sekarang Mas mandi dulu dan aku akan memijat Mas. Hari ini pasti melelahkan bagi Mas. maaf," ucapku dengan ekspresi merasa bersalah aku perlihatkan.

"Tidak apa-apa. Toh, Delia baik-baik saja. Hanya saja, jangan sampai masalah seperti ini terulang kembali."

Kepala aku anggukkan dengan senyuman.

"Fina! Lintang! Makan malam sudah selesai. Kita makan malam bersama-sama!" seru Ibu dari luar kamar.

"Iya, Bu!" balasku. "Kalau begitu, ayo mandi," ajakku sambil menghampiri lemari.

"Mandi bersama?" Pertanyaan Mas Lintang membuat langkah kakiku berhenti, sedikit kaget mendengarnya.

Pria itu sepertinya salah paham dengan maksud perkataanku. Perlahan aku menoleh ke belakang dan tersenyum.

"Kalau Mas mau, kenapa tidak?" godaku.

Mas Lintang langsung mengalihkan pandangan dariku, tampak salah tingkah mendengarnya. Cukup mengasyikan membuat pria itu salah tingkah, aku sedikit tertarik kepadanya.

Setelah menghabiskan waktu cukup lama di kamar Mas Lintang hari ini, aku merasa pria itu cukup menyedihkan sama seperti anak-anaknya. Karena sudah menjadi suamiku, tidakkah aku juga harus membahagiakannya meskipun tidak memiliki perasaan padanya? Entahlah, aku juga bingung dengan hal itu. Rasa penasaranku mengenai pria itu cukup dalam, tetapi aku tidak mendapatkan jawaban atas rasa penasaran itu meskipun sudah bertanya mengenai Bu Sulis mengenai anak dan menantunya itu. Bukan karena bodoh menyimpulkan cerita Bu Sulis, wanita itu tidak memberikan penjelasan. Katanya, aku tidak perlu membahas masa lalu apalagi membahasnya bersama Mas Lintang, katanya pria itu akan sedih. Begitu besarkah cinta Mas Lintang kepada mendiang istrinya? Hal itu yang membuatku mundur banyak langkah ketika ada tekad untuk menumbuhkan rasa di antara kami karena tidak mungkin kami bersama tanpa ada rasa cinta. Hidup bersama hanya karena anak rasanya terdengar tidak menyenangkan.

"Mas ...!" panggilku yang membuat Mas Lintang mengarahkan pandangan padaku.

Tidak jadi. Sepertinya aku benar-benar tidak boleh membahas tentang masa lalunya. Sebenarnya aku ingin bertanya mengenainya dan istrinya tadi, tapi takutnya perkataan Bu Sulis benar.

"Mas mandi duluan," ucapku sambil tersenyum.

"Oh! Baiklah."

Pria itu berdiri dan bertingkah sedikit kikuk. Ia berjalan menuju kamar mandi yang ada di kamarku. Dari tingkahnya itu, mungkin ia berpikir aku akan menggodanya lagi. Lucu sekali.

Sekitar lima menit kemudian, suara pintu kamar mandi terdengar dibuka. Sebuah tangan keluar dari pintu dan meraba-raba bagian belakang pintu. Mas Lintang mungkin mencari handuk yang tersangkut di sana, di mana handuk itu sedang berada di tanganku. Bibirku tersenyum ringan melihatnya, lalu mendekati tangan itu dan menaruh handuk tersebut di tangannya yang membuat tangan itu diam sesaat.

"Kalau butuh bantuan, bilang saja, Mas," ucapku.

"Iya, terima kasih," balasnya.

Tangan itu ditarik masuk ke dalam bersama dengan pintu ditutup.

Suara bedegun terdengar dari dalam. Cukup keras dan bunyinya bulat. Mungkinkah Mas Lintang jatuh? Tidak banyak pikir, aku memasuki kamar mandi dan ternyata benar, suamiku itu terjatuh. Tubuhku diam membeku dengan mata membola kaget melihatnya tidak berpakaian. Pria itu juga kaget dan segera bangkit dari posisinya sambil memasang handuk.

Dengan cepat badan aku putar, lalu melangkah keluar dari kamar mandi dengan bibir tersipu malu melihatnya. Wow ... tubuh pria itu sejenak membuatku terhipnotis.

"Kamu baik-baik saja kan, Mas?" tanyaku setelah berdiri di depan pintu kamar mandi bagian luar.

"I-iya."

Pintu kamar mandi yang tadi aku tutup terdengar dibuka. Pria itu berjalan melewati keberadaanmu dan menghampiri pintu dengan handuk persegi panjang sudah menutup bagian pinggang hingga betisnya. Tingkah Mas Lintang tampak malu sampai kaku saat bertingkah, mungkin karena mataku ini sudah kurang ajar menatap tubuhnya yang sedikit berbentuk kotak-kotak itu.

"Maaf, Mas. Karena mendengar suara benda jatuh, aku jadi penasaran dan masuk tanpa izin," ucapku.

"Tidak perlu minta maaf," balas Mas Lintang dengan senyuman sumringah.

1
Darni Jambi
bagus,mendidik
Ig: Mywindersone: Terima kasih.
🥰🥰
total 1 replies
LISA
ya nih penasaran jg..koq bisa yg menculik itu mengkambinghitamkan Fina..pdhl Fina yg sudah menolong Shani..
LISA
Moga dgn kejadian itu Shani sadar dan tidak memusuhi Fina lg jg mau menerima Fina sebagai Mamanya
Darni Jambi
upnya yg rutin kak,
Darni Jambi
kok ngak up2 to mbk ditungguin, bagus critanya
LISA
Ya nih Kak
LISA
Pasti ibunya anak²
LISA
Ya Kak..Fina bijak bgt..salut deh sama Fina..istri yg pengertian
LISA
Pasti ke rmhnya Delia
LISA
Aq mampir Kak
Rina Nurvitasari
semangat terus thor
Rina Nurvitasari
mampir dulu thor semoga ceritanya menarik dan bikin penasaran...

semangat terus rhor💪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!