Benih Ustadz Firman

***

"ustadz firman kemana ummi, tanya rania ketika sudah keluar dari kamarnya, bahkan dia lupa mengajak suaminya untuk sekedar masuk kedalam kamar,

"sudah pergi,! katanya jam mengajar nya akan segera di mulai,

"oo ya sudah aku juga izin pergi ke kampus ummi,

"iya, kamu mau bawa mobil mu,

rania mengangguk,

"kenapa tidak kau pakai saja dirumah suamimu, ran,

"ustadz firman tidak mau, tapi dia mengizinkan kan ku untuk memakai nya

"ummi ngerti, gak papa, ikuti semua perintah suamimu jadilah istri yang baik nak.

hari ini rania pergi ke kampus dengan mengendarai mobil nya.  hatinya tengah bahagia karna, baru bisa merasakan mem bawa mobil kesayangan nya.

"ran,, panggil ayana dari kejauhan,

"jangan teriak. "aku denger kok,

"iyaa sorry, habis nya aku rindu, tapi ahirnya kamu masuk juga,

rania dan ayana duduk di sebuah kursi taman karna jam mata kuliah masih beberapa menit lagi,

"bagai mana pernikahan mu. tanya anaya,

ya begitulah seperti yang kamu tau,.

"apa kamu sudah jujur tentang, perasaan mu, atau kamu sudah bisa menerima ustadz firman,!

rania menggeleng, "aku belum mengatakan nya,

huh,,, ayana menghela nafas, "mungkin tidak mudah bagimu, "tap, kamu harus berterus terang, kasian ustadz firman jika dia terus berharap,  "nanti bagai mana hasil nya, serahkan semua keputusan padanya.

rania mengangguk mendengar kata kata sahabat nya, yang memang terasa benar.

"yok, ah tar lagi kelas akan di mulai, kita harus disiplin agar kita bisa lulus dengan segera.rania mengajak ayana untuk masuk ke kelas,

....

di pesantren

ilham dengan sengaja mampir ke area kampus, dengan alasan ingin melihat suasana di sana sebagai motifasi .

ilham berjalan menyusuri lingkungan UN AL AMIN  dengan di dampingi, salah satu pengurus di sana.

sembari di jelas kan mereka terus berjalan mengitari kampus, sampai saat mata ilham terpaku di satu tempat,

disudut taman,

nampak latifah yang hanya menyendiri dan tengah membaca sebuah buku, dengan sangat khusuk, sampa-sampai dia tidak menyadari jika ada sepasang mata yang tengah memperhatikan nya dari kejauhan.

"bagai mana gus,!  pertanyaan dari pengurus kampus tersebut membuat ilham tersadar dan segera mengalih kan perhatian nya,

"iya' ustadz, ucap ilham.

"saya tanya, apakah semua sudah sesuai, ulang nya,

"untuk saat ini kita biarkan saja dulu, nanti kalau dana nya sudah terkumpul, kita akan membuat perubahan di bagian taman dan kantin agar terlihat lebih segar lagi,

"mari gus, kita lanjut ucap pengurus tersebut.

ilham kembali menoleh kan wajah nya ke tempat di mana latifah berada, namun ternyata latifah sedang ngobrol bersama teman nya yang entah sejak kapan berada di sana, padahal tadi, ilham lihat latifah tengah seorang diri,

dari kejauhan terlihat lagi seorang pemuda yang tengah memanggil dua gadis tersebut, dan melambai kan tangan nya. pemuda itu datang dan menghampiri latifah dan kawan nya,

terlihat senyuman latifah yang mengembang, "entah pembicaraan apa yang mereka bahas sehingga membuat raut bahagia terpancar dari wajah latifah.

"apakah dia kekasih latifah, oh ya tuhan jangan sampai, gumam ilham dalam hati,

"gus,! apa ada hal lain kenapa gus ilham tidak jadi melangkah, ucap pria yang bersama ilham sedari tadi.

" oh tidak ustadz, mari lanjut, ilham segera melangkah ,dia mengenyahkan pikiran yang belum pasti itu.

gus ilham kembali dengan tinjauan nya sedang kan latifah juga terus dengan aktifitas nya, tanpa sadar kalau tengah ada sese orang yang jatuh hati padanya,

tak terasa hari sudah mulai sore, firman yang kebetulan ada hal yang sangat mendesak, meminta tolong pada adik nya untuk menggantikan nya, menunggu rania yang belum juga kembali,

tentu dengan senang hati latifah menerima permintaan sang kakak,

kini latifah dan dan  firman sudah berada di kediaman kyai aziz.

"abah, saya izin pulang terlebih, dahulu, ada hal yaang harus saya kerjakan saat ini, pamit firman pada mertuanya,

"biar latifah yang menunggu dek rania agar pulang bersama nanti,

"ya sudah gak papa nak, urus saja dulu urusan mu, toh istrimu belum dateng juga,

"iya bah, makasih kalau begitu saya  pamit,   assalamu alaikum.

"waalaikum salam jawab latifah dan kyai aziz, dan kebetulan juga ada bu nyai husniah di sana,

"ya sudah ummi abah masuk dulu, ummi temani dulu latifah, ujar kyai aziz dan beranjak masuk ke dalam.

"latifah, ayo duduk, gak usah sungkan anggap saja rumah sendiri, lagian kamu harus sering sering mampir kesini, biar tambah akrab sama rania, ujar bu nyai husniah.

"iya bu nyai, terima kasih, jawab latifah,

saat bu nyai dan latifah sudah duduk dan mulai bercakap, tiba tiba saja gus ilham ikut duduk jug di samping umminya,

"ada apa ilham!  ujar bu nyai husniah, karna biasanya gus ilham sangat jarang ikut nimbrung bersama keluarga kecuali ada satu hal yang akan di bahas nya,

"gak ada, hanya ingin duduk saja di samping ummi, jawab nya,  "bu nyai husnia mengerut kan alisnya, namun membiarkan putranya duduk di samping nya,

sedangkan latifah merasa tidak nyaman karna ada gus ilham, latifah tambah sungkan karna, gus ilham terkenal dengan irit bicaranya, tidak seperti saudara saudaranya yaang lain,

"oya, fah, kamu sudah sholat, tanya bu nyai husnia,

"sudah bu nyai tadi di mushollah kampus,

" mmm,, bagai mana rania di rumah mu fa,,maaf kalau saya bertanya seperti ini,

' gak papa bu nyai, wajar jika seorang ibu meng khawatirkan anak nya, ujar latifah, sungguh jawaban yang sangat dewasa,

"ning rania sudah bisa beradaptasi dengan keadaan kami, maaf sebelum nya, saya mewakili kak firman, "kami belum bisa memberi kenyamanan duniawi, tapi kalau masalah kasih sayang tentu kami akan melimpah kan semua yang kami bisa, sepertinya, ning rania juga sudah mulai nyaman,!

"syukurlah, bukan tentang tempat nya, saya hanya kwatir rani akan susah menyesuaikan diri, "tapi mendengar penjelasan mu saya jadi agak tenang sekarang.

"iya sama sama, bu nyai tenang saja, semoga ning rania bahagia bersama kak firman.

"amin saut bu nyai husnia,

"oya,,! trus kamu sendiri udah punya calon belum fa,,! tiba tiba bu nyai husniah iseng menanyakan hal itu pada latifah.

ilham yang sedari tadi menyimak tanpa menimpali sama sekali, kini, seketika menegak kan tubuhnya seolah ingin mendengar dengan serius apa yang akan latifah jawab,

karna pertanyaan tersebut mewakili rasa penasaran nya,

"belum bu nyai, jawab latifah dengan malu sebari menundukkan pandangan nya, saya masih ingin fokus kuliah dulu, lagian belum ada yang mau,, ujar latifah sembari tersenyum bercanda,

tanpa ada yang menyadari semburat rasa lega terpancar dari wajah ilham,

"kamu ini,, mana mungkin  gak ada yang mau sama kamu fah,, ucap bu nyai husnia lagi, "kamu ini, cantik, dan pintar, anak yang sholihah lagi,

"kapan kapan aku usulin ke kyai, untuk kamu taaruf dengan salah satu ustadz muda disini.

"khem, ilham tiba tiba berdeham dengan agak kencang, sampai membuat ummi nya dan juga latifah memandang ke arah nya.

"kenapa, tanya ummi nya,

"ngak,,! jangan bahas hal terlalu pribadi mi, mungkin saja latifah tengah ada yang menyukainya, hanya saja tengah menunggu waktu yang tepat, ucap ilham.

"oh iya, iya,, "maaf ya fa, saya jadi membahas hal itu, wajar sih saya sudah anggap kamu seperti putriku sendiri,

"tidak apa apa bu nyai, tidak masalah kok, ibu saya juga sering menanyakan hal yang sama, tutur latifah.

tiba tiba, terdengar suara rania yang mengucapkan salam.

"assalamu alaikum,

"waalaikum salam, jawab bu nyai husnia dan langsung beranjak untuk menghampiri putrinya,

rania pun menyalami umminya, dan juga ilham yang masih setia duduk di sofa.

"tumbenan kak ilham duduk disini,! ucap rania, namun  ilham tak menyahut, kemudian dia bangkit dan meninggal kan ruang tamu tersebut,

rania dan umminya, saling pandang karna sama sama heran dengan tingkah ilham, yang tidak seperti biasanya,

"latifah, ujar rania beralih pada latifah yang masih dengan diam nya, "kamu udah lama di sini,?  "rania mengedarkan pandangan nya, mencari sosok suaminya, karna dia pikir jika adik nya disini pasti suaminya juga disini,

"nia,! "latifah di minta suamimu untuk menunggumu, mewakil kan dirinya yang tengah ada urusan mendesak. jelas bu nyai husniah

"memang nya nak firman tidak mengabari mu,?

rania menggeleng karna ke kenyataan nya memang begitu.

"mungkin karna ponselku tadi lobet ummi, kilah rania, karna takut akan menimbul kan kecurigaan di hati umminya,

"oo yasudah, ayo ajak latifah makan dulu sebelum kalian kembali.ucap bu nyai husniah.