Suami Misterius

"Bukan itu maksudnya." Jazzy Hao berkata, "Aku tidak punya WeChat, jika kau ingin nomor telepon ku, aku bisa memberikannya." Jazzy Hao berkata pada Shalika.

Melihat Jazzy Hao hanya menggunakan Nokia lama yang sudah jadul, Shalika merasa sedikit marah.

"Apa istrimu tidak memberikanmu hanphone yang layak? Kenapa kau masih memakai handphone yang sudah ketinggalan jaman ini."

Shalika berkata pada Jazzy Hao dengan perasaan yang campur aduk.

"Bukan tidak memberikan, tapi aku juga tidak meminta, lagi pula aku tidak bekerja jadi tidak enak harus meminta benda yang mahal."

Jazzy Hao berkata sambil tersenyum.

"Huh kau dari dulu selalu seperti ini, apa yang ingin aku berikan padamu kau selalu menolak." Shalika cemberut pada Jazzy Hao.

"Begini saja, kau bisa memakai ponsel milikku dulu, nanti aku akan membeli ponsel baru."

Shalika berkata pada Jazzy Hao.

Jazzy Hao juga langsung menolak, dia tidak ingin muncul salah paham pada istrinya nanti.

"Shalika, kau tidak perlu melakukan ini, kelak aku akan mencari uang dan membeli handphone sendiri." Jazzy Hao berkata dengan serius.

Melihat Jazzy Hao yang terus-menerus menolak pemberian darinya, mata Shalika mulai berkaca-kaca.

"Kau dari dulu selalu menolak apa yang aku berikan, kau tau tidak aku sangat menyukai mu dari SMA tapi kau tidak pernah berani menyatakan cinta padaku. selama ini aku coba melupakanmu tapi tetap saja aku tidak bisa."

Shalika berkata dengan air mata berlinang di pipinya.

Banyak orang yang melihat ke arah Jazzy Hao dan mulai mengutuk Jazzy Hao tanpa tau apa yang terjadi.

"Lihat, dia adalah pria yang tak tau malu, bisa-bisanya dia menyia-nyiakan wanita secantik itu."

Salah satu tamu restoran berkata.

"Yah, lelaki itu sangat miskin jika di lihat dari pakaiannya, tapi bisa-bisanya wanita itu menangis untuknya. Dunia ini sungguh tidak adil," ucap pelanggan lain dengan tidak rela.

Rata-rata yang bergosip adalah pria tua maupun muda.

Bahkan ada yang merasa ingin pamer pun langsung menghampiri Jazzy Hao dan Shalika.

"Nona cantik, untuk apa kau menangis untuk pria seperti itu, lebih baik kau bersamaku. Aku adalah seorang dokter utama di Rumah Sakit Siloam kota Beichan."

Pria dengan kepala botak dan menggunakan jam tangan mahal serta kancing baju sedikit di buka berkata dengan penuh percaya diri.

Menurutnya Shalika pasti akan menyukainya jika dia muncul di depan Shalika, hanya saja hal yang tidak dia duga malah mendapatkan tamparan.

Plaakkk!

"Pergi dari sini dan jangan ganggu kami." Shalika berkata dengan dingin.

Pria itu yang awalnya masih tersenyum penuh percaya diri, kini ekspresinya berubah muram.

"Kau berani menamparku? Dasar jalang." Pria itu melayangkan tamparan ke arah Shalika.

Shalika juga sangat ketakutan Hingga dia hanya bisa menutup mata dan menunggu di tampar oleh pihak lawan.

Hanya saja, setelah menunggu beberapa saat tamparan yang dia harapkan tidak mengenai pipinya.

Ketika dia membuka mata, ternyata tangan Jazzy Hao sedang mencengkram erat tangan pria itu.

"Lepaskan tanganku!" Pria itu meraung ke arah Jazzy Hao.

Jazzy Hao melepaskan tangan orang itu dan berkata dengan dingin, "Pergi dari sini!"

Orang itu yang awalnya ingin pamer kini harus pergi dengan memalukan.

Hanya saja, sebelum pergi dia masih mengancam Jazzy Hao dan Shalika.

"Kalian tunggu saja pembalasan ku, aku sudah mengingat muka kalian, kalian jangan harap bisa berobat dan mendapatkan pengobatan di Rumah Sakit Siloam di masa depan."

Pria itu berkata dengan dingin lalu pergi.

Melihat Jazzy Hao lagi-lagi melindungi nya dari orang lain, Shalika merasa tidak tahan lagi dan langsung mencium bibir Jazzy Hao.

Dari dulu pria ini selalu melindunginya seperti ini, hal ini juga yang membuat Shalika sangat menyukai Jazzy Hao.

kini dia memiliki kesempatan untuk bertemu lagi, jadi dia harus memberikan ciuman pertamanya untuk Jazzy Hao.

Setelah mencium Jazzy Hao dia meletakan hanphone miliknya di samping Jazzy Hao.

"Kau gunakan hanphone milikku. Jika istrimu marah dan menceraikan mu kau bisa menghubungi ku, aku bisa menggantikan posisinya menjadi istrimu."

Shalika berkata pada Jazzy Hao lalu berlari masuk ke dalam restoran.

Shima Liu juga melihat adegan Shalika mencium Jazzy Hao barusan tapi dia tidak berani mengganggu. Dia menunggu Shalika pergi terlebih dahulu sebelum dia menghampiri Jazzy Hao.

Saat Shalika pergi, dia langsung bergegas ke arah Jazzy Hao dan berkata, "Tuan presiden, Nona Lin sepertinya sedang mabuk karena minum terlalu banyak, Duke meminta saya untuk memberi tau tuan agar membawa Nona Lin pulang segera."

Shima Liu berkata pada Jazzy Hao.

Jazzy Hao pun langsung mengikuti Shima Liu ke dalam ruangan sebelumnya.

Saat memasuki ruangan, Jazzy Hao melihat istrinya yang sudah mabuk dan berbicara sembarangan pun tidak tahan mengerutkan kening.

Terutama ketika dia melihat 3 kancing di bagian dadanya telah terlepas hingga memperlihatkan leher jenjang yang putih dan bagian dada yang sedikit terbuka hingga memperlihatkan payudara yang menonjol.

Tanpa memberikan wajah pada orang-orang di dalam ruangan, Jazzy Hao langsung merangkul pinggang Hesty Lin dan membawanya keluar restoran.

Dia bahkan tidak mengambil surat-surat yang berada di atas meja yang isinya adalah kontrak antar perusahaan.

Menurutnya Duke pasti akan membawakan ini untuknya nanti, jika Duke tidak paham, maka sebaiknya dia tidak perlu mengelola Juxing Corp lagi.

Dan benar saja, setelah Jazzy Hao pergi bersama Hesty Lin, Duke mengumpulkan semua surat-surat yang ada di atas meja lalu memberikan pada Shima Liu.

"Antarkan ini kerumah Nona Lin." Duke berkata pada Shima Liu.

"Baik CEO Duke." Shima Liu mengangguk.

Beberapa orang lain juga mengernyitkan kening masing-masing ketika melihat Jazzy Hao membawa Hesty Lin pergi.

Sebelumnya beberapa dari mereka sudah bersekongkol ingin membuat Hesty Lin mabuk lalu menidurinya, hanya saja Jazzy Hao ini malah datang sebagai pengganggu.

Awalnya mereka berencana ingin langsung menyusul Jazzy Hao dan menculik Hesty Lin di jalan, tapi Duke adalah orang cerdas, jadi dia menghalangi orang-orang ini di dalam ruangan agar Jazzy Hao punya waktu membawa Hesty Lin pulang terlebih dahulu.

. . .

Tak berselang lama, Jazzy Hao sudah sampai kerumah.

Sepanjang perjalanan Hesty Lin terus meracau tak karuan akibat pengaruh alkohol.

Jazzy Hao mencari kunci rumah di rak sepatu lalu membuka pintu.

Saat ini masih siang, jadi Terry Lin dan Robert belum pulang.

Jika mereka ada pasti Jazzy Hao akan di omeli habis-habisan Karna Hesty Lin yang seperti ini.

Setelah pintu terbuka, Jazzy Hao menggendong Hesty Lin ke dalam kamar.

Tapi saat Jazzy Hao ingin keluar, Hesty Lin menarik tangannya dan langsung menciumnya dengan penuh nafsu.