NovelToon NovelToon
Legenda Sang Ratu Shang Yuan

Legenda Sang Ratu Shang Yuan

Status: sedang berlangsung
Genre:Tamat / Fantasi Timur / Spiritual / Identitas Tersembunyi / Pusaka Ajaib / Summon / Penyelamat
Popularitas:4.4k
Nilai: 5
Nama Author: Setsuna Ernesta Kagami

Luna Shang Yuan adalah Ratu dari Kerajaan Shang Yuan, sebuah negeri yang makmur dan kaya raya. Di bawah kepemimpinannya, Shang Yuan mencapai puncak kejayaan, dengan rakyat yang sejahtera dan perdamaian yang terjaga. Namun, meski berada di puncak kemakmuran, hati Luna merindukan petualangan dan kebebasan. Dia memutuskan untuk melepaskan diri dari tugas kerajaan dan berkelana mengelilingi dunia.

Dengan mengenakan hanfu yang anggun dan membawa seruling serta belatinya, Luna memulai perjalanannya. Dia melintasi berbagai negeri, dari hutan belantara hingga pegunungan yang tertutup salju, bertemu dengan berbagai suku dan bangsa. Sepanjang perjalanan, Luna menggunakan suara merdunya untuk membawa kedamaian, menyembuhkan hati yang terluka, dan mengusir kegelapan yang mengancam.

Luna segera menyadari bahwa takdirnya lebih besar daripada sekadar berkelana. Luna menginspirasi banyak orang dan menciptakan legenda yang akan dikenang sepanjang masa.

[Soundtrack mp3: Indila Instrumental]

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Setsuna Ernesta Kagami, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Perasaan Seorang Ratu

Luna duduk bersimpuh di tepi danau, Luna memandangi permukaan air yang berkilauan diterangi cahaya bintang. Malam itu begitu sunyi, hanya suara riak kecil yang sesekali memecah keheningan.

Di depan Luna, api unggun kecil berkobar lembut, memberi kehangatan di udara malam yang dingin. Luna menggigit sepotong buah yang baru dipetiknya di perjalanan, merasakan manisnya menyebar di lidahnya, tetapi perasaannya jauh dari manis.

Tatapannya melayang ke langit malam yang dipenuhi bintang-bintang. Bintang-bintang itu seolah berbicara padanya, mengingatkannya pada rumahnya, Shang Yuan, tempat yang sudah ia tinggalkan. Luna masih memikirkan rakyatnya, wajah-wajah yang akrab, senyuman mereka, tawa anak-anak yang bermain di halaman istana. Hatinya terasa berat, kerinduan yang dalam menyelinap di balik senyum tenangnya.

"Aku berharap kalian semua baik-baik saja," bisiknya lembut, matanya berkabut oleh kenangan. "Shang Yuan, tempat yang selalu ada di hatiku. Kalian mungkin tidak menyadarinya, tapi aku selalu merindukan kalian."

Angin malam berhembus pelan, membuat rambut hitam panjangnya berkibar lembut di belakangnya. Dia menundukkan kepalanya sedikit, menatap api unggun di depannya yang meliuk-liuk seperti menari dalam irama sunyi malam. Tatapannya sendu, merasakan kekosongan yang ditinggalkannya di istana, meski tahu itu adalah pilihan yang benar.

"Tidak orang ada yang pernah memiliki kekuatan sepertiku. Dengan kekuatan ini, aku bisa melindungi siapa pun, bahkan jika aku harus mengorbankan hidupku untuk mengenali rasa kesepian. Kesepian memang menyedihkan, tetapi yang lebih menyedihkan adalah kehilangan hal-hal yang sangat berharga bagiku. Aku tidak ingin itu terjadi."

"Shang Yuan tidak akan jatuh," Luna berkata kepada dirinya sendiri, suaranya pelan namun penuh keyakinan. "Kalian sudah tumbuh kuat, lebih kuat dari yang kalian kira. Rakyatku cerdas, mereka saling menjaga satu sama lain. Aku yakin, meski aku tidak berada di sana, kalian akan terus makmur."

Namun, sekuat apapun dia mencoba meyakinkan dirinya sendiri, Luna tidak bisa sepenuhnya menghapus rasa rindu yang mengikat hatinya. Ia menarik napas dalam, mencoba mengusir perasaan itu, tetapi semakin ia mencoba, semakin kuat rasa rindu itu menghimpitnya. Matanya kembali terangkat, menatap bintang-bintang yang bersinar terang di atasnya.

"Rasanya aneh... berada jauh dari kalian," ucapnya pelan, hampir seperti gumaman. "Setiap malam seperti ini, aku memikirkan kalian. Aku bertanya-tanya apakah kalian merindukan aku seperti aku merindukan kalian? Apakah kalian tahu bahwa aku selalu memikirkan kalian, di mana pun aku berada?"

Luna meraih sebatang kayu kecil dan mengaduk-aduk api unggun di depannya. Wajahnya yang biasanya tenang kini diliputi keharuan. Dia mengingat saat-saat terakhirnya di istana, saat rakyatnya berkumpul untuk mengucapkan selamat tinggal. Senyuman mereka, tatapan mereka yang penuh harap dan cinta, membuat hatinya semakin berat.

"Aku pergi bukan karena aku ingin menjauh," katanya lagi, kali ini lebih tegas, seolah-olah berbicara kepada mereka yang tak hadir. "Tapi aku tahu, jika aku tetap berada di Shang Yuan, aku takut melukai kalian semua, dengan kekuatanku yang terus menghantui pikiranku, aku selalu berpikir bahwa ada dunia di luar sana yang membutuhkan kedamaian seperti yang telah kita ciptakan di Shang Yuan. Aku ingin membawa kembali kisah-kisah baru, pengetahuan baru, dan kekuatan baru untuk melindungi kalian. Tapi... tetap saja, rasanya sulit."

Air mata perlahan mengalir di pipi Luna, kilauan kecil di bawah cahaya bintang. Dia tidak menahannya, membiarkan perasaannya mengalir bebas, untuk pertama kalinya sejak ia meninggalkan kerajaannya. Dia tahu, sebagai pemimpin, dia harus kuat, tetapi saat ini, di bawah langit yang terbentang luas, dia hanya ingin menjadi Luna, seorang wanita yang merindukan rumahnya, yang merindukan rakyatnya.

"Saat aku kembali, aku berharap kalian bisa mengenali aku sebagai Luna yang sama, meski mungkin aku akan membawa sedikit perubahan," Luna mengusap air matanya, menarik napas dalam-dalam untuk menenangkan diri. "Aku akan kembali, dan ketika saat itu tiba, aku akan membawa lebih banyak cerita, lebih banyak pengalaman, dan lebih banyak cinta untuk dibagikan dengan kalian semua."

Dengan hati yang sedikit lebih ringan, Luna mengangkat kepalanya, kembali menatap bintang-bintang di atas. Senyuman kecil muncul di bibirnya, meskipun tatapannya masih mengandung kerinduan yang dalam. Dia yakin bahwa perjalanan ini adalah takdirnya, dan meskipun jalan yang ia pilih tidak mudah, Luna tahu itu adalah yang terbaik.

"Aku akan kembali, Shang Yuan," katanya sekali lagi, kali ini dengan suara yang lebih mantap. "Aku akan kembali kepada kalian, dengan hati yang lebih kuat dan cinta yang lebih besar."

Dan dengan itu, Luna membiarkan malam meresap ke dalam dirinya, api unggun yang semakin meredup menemani renungannya yang dalam. Dia berjanji pada dirinya sendiri bahwa tidak peduli seberapa jauh dia pergi, atau seberapa lama waktu yang diperlukan, dia akan kembali ke Shang Yuan, kerajaan yang akan selalu menjadi rumahnya, dan rakyat yang akan selalu menjadi keluarganya.

1
Stevan Ages
Amaraaah Bulaaan!! /Cleaver//Cleaver/
Stevan Ages
Luna diberkati kekuatan besar karena kebaikannya selama hidup yak
Stevan Ages
Plot nya menarik
mee
makasih upnya thor 👍
S. E Kagami: Okey..
total 1 replies
mee
lhoo luna kok kalah 😢
S. E Kagami: Hehe ngga semestinya, hanya saja. Aku ngga mau meremehkan keahlian Ying Zhu. meski dia tak sebanding dengan kekuatan Luna.
total 1 replies
mee
fanbin musuh dalam selimut
S. E Kagami: Aku lagi berusaha bikin Villainnya licik. Tapi ngga pernah bisa bisa.
total 1 replies
mee
lanjut thor
S. E Kagami: okey setelah selesai skripsi
total 1 replies
mee
ada hubungan kah zhengyu dan luna
S. E Kagami: Ada, konflik mereka akan terbelit belit
total 1 replies
mee
kaya sailormoon ya
'dengan kekuatan bulan, akan menghukummu'
S. E Kagami: Terinspirasi dri frozen hehe.
total 1 replies
Velora Huang
Hm hm..menarik
Velora Huang: Semangat
S. E Kagami: terima kasihhh
total 2 replies
𝕻𝖔𝖈𝖎𝕻𝖆𝖓 menuju Hiatus
Seru kak ceritanya ..
semangat terus
S. E Kagami: Terima kasih
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!