Aswin Al Nur adalah pria tampan turunan arab. walau pekerjaannya sangat sukses dan juga kaya, tapi nasib pernikahannya tidak sebaik dengan pekerjaannya.
Aswin dan istrinya telah bercerai karena orang ke tiga. Istri Aswin telah berselingkuh. anak semata wayangnya ikut dengan Aswin.
Sampai akhirnya Aswin menemukan pengganti istrinya. dia adalah pengasuh dari putranya sendiri.
Gimana kisah percintaan Aswin Al Nur, yuk kita lanjut baca saja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon tuti yuningsih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Membuatkan Minuman
Aswin pulang ke rumah sekitar pukul 12 malam. Aswin tadi ikut minum jadi mabuk. Sampai di rumah, Aswin keluar dari mobil.
Amel terbangun karena merasa haus. Amel pergi menuju dapur. Saat sedang berjalan menuju dapur, Amel melihat orang yang berjalan dengan sempoyongan.
Karena gelap jadi Amel tidak tau kalau itu Aswin. Amel berhenti berjalan karena takut itu setan.
Amel yang melihat itu orang makan mendekat, lalu berjalan mundur menuju saklar lampu.
Setelah sampai saklar, Amel lalu menekannya dan lampu pun menyala. Amel langsung bisa melihat kalau orang itu ternyata Aswin.
Aswin melihat Amel yang berdiri langsung tersenyum dan mendekatinya. Amel langsung bisa mencium aroma minuman dari badan Aswin.
"Bapak mabuk?" Aswin tidak menjawab tapi hanya tersenyum dan mendekati Amel.
Amel berdiri tegang karena Aswin yang makin mendekatinya. Aswin sudah di depan Amel. Amel mengangkat tangannya dan meletakkannya di dada untuk jaga jaga. Kalau Aswin mau macam macam, Amel bisa mendorongnya.
Tangan Aswin mengarah ke pipi Amel. Amel memundurkan kepalnya. Tangan Aswin belum sampai ke pipi Anisa tapi tiba tiba.
Hoek...
Aswin muntah ke badan Amel. Amel merasa kaget dan merasa jijik. Amel mendorong Aswin dan Aswin sampai mundur. Untung Aswin tidak jatuh.
Amel melihat bajunya yang terkena muntahan. Saat Amel mau pergi, Aswin muntah lagi.
"Ya Tuhan ini orang merepotkan sekali sih," Amel merasa bingung.
Mau membantunya tapi merasa ngga enak takut gimana gimana. tapi kalau tidak membantunya kasihan karena Aswin penuh dengan muntahan.
Amel dengan buang nafas kasar lalu memapah Aswin menuju kamarnya. Sebenarnya Amel sudah sangat risih karena bajunya terkena muntahan.
Sampai di kamar Aswin, Amel menidurkan Aswin di kasur. Amel membersihkan bajunya dulu di kamar mandi yang terkena muntahan Aswin. Setelah bersih, Amel mau pergi keluar tapi kasihan lihat Aswin yang tidur dengan keadaan kotor.
"Aduh aku harus gimana ini. Kalau aku membantunya takut ada yang lihat nanti di kira aku ngapa ngapain. tapi kalau aku ngga bantu, kasihan Pak Aswin tidur dengan badan kotor."
Akhirnya Amel membantu Aswin untuk melepaskan baju yang terkena muntahan saja. Aswin sudah tidak sadar hanya diam dan tidur. pertama Amel buka sepatu dan kaos kaki. Setelah itu baru baju yang di pake Aswin.
Amel dengan pelan membuka kancing baju Aswin dan sampai semuanya terbuka. Amel bisa melihat badan Aswin yang sangat kekar dan bagus.
Amel menatapnya cukup lama, sekitar 3 menitan. Setelah itu Amel menarik selimut untuk menutupi badan Aswin agar tidak kedinginan. Amel lalu mau pergi. tapi baru satu langkah, tangan Amel ada yang menariknya.
Amel melihat ke belakang dan ternyata Aswin membuka matanya juga menarik tangannya.
"Sebenarnya siapa kamu? Kenapa kamu begitu sepesial di luar sana, hem?" Amel mendengar perkataan Aswin hanya diam karena Amel tidak tau Aswin membicarakan siapa.
Setelah bicara seperti itu, mata Aswin tertutup lagi dan tidur. Tapi tangan Aswin masih memegang tangan Amel dengan kencang. Amel melihat ke tangannya. Dengan pelan Amel melepaskan tangan Aswin yang memegangi tangannya.
Amel keluar dari kamar Aswin dan tidak lupa mematikan lampu. Amel lanjut pergi ke dapur untuk minum. Amel minum cukup banyak karena tenaganya habis setelah memapah Aswin ke kamarnya. Badan Aswin tinggi besar, pasti cukup berat.
Selesai minum, Amel pergi ke kamar dan langsung ganti baju karena bajunya basah dan bau. Amel lanjut tidur.
Pagi harinya Aswin bangun merasakan kepalanya yang berat. Aswin lalu mengikat kejadian semalam. Sampai Aswin ingat juga Amel yang membantunya masuk ke kamar.
Aswin memijit keningnya agar pusingnya hilang. Amel pergi ke dapur untuk membuatkan Aswin minuman pereda pusing. Amel tau kalau Aswin pasti akan merasa pusing saat bangun tidur.
"Mba Amel buat apa itu?" tanya Mba.
"Saya buat minuman pereda sakit kepala Mba."
"Memangnya Mba Amel sakit kepala?"
"Ngga Mba. ini bukan untuk saya. Tapi untuk Pak Aswin."
"Oh. Den Aswin sakit kepala."
"Iya Mba. Nanti tolong berikan sama Pak Aswin ya Mba. Ini sudah selesai saya buat. Kalau pak Aswin mau sarapan tolong kasihkan."
"Iya Mba."
Setelah selesai buat minuman Amel pergi ke kamar Khairan untuk membangunkan Khairan.
Aswin sudah selesai mandi. Aswin merasa badannya bau, makanya langsung mandi. Selesai mandi Aswin bersiap untuk pergi ke kantor. Setelah rapi Aswin keluar dari kamar dan langsung pergi ke ruang makan.
Aswin memanggil mba untuk buatkan minuman hangat untuk menghilangkan rasa pusingnya. Tapi mba mengantarkan minuman yang di buatkan Amel.
"Ini apa Mba? Saya kan minta air hangat."
"Ini minuman yang di buat Mba Amel. Katanya buat Aden biar rasa pusingnya hilang," Aswin melihat ke gelas yang berisi minumannya.
Aswin mengambil gelas dan mencium air apa. Aswin ngga nyangka kalau Amel tau kalau dirinya merasa pusing.
Dengan pelan Aswin meminum nya. Saat Aswin sedang minum dengan pelan Mamah dan Papah datang.
"Pagi sayang."
"Pagi Mah."
Papah dan Mamah mengambil sarapan. Aswin masih menikmati minuman ya sedikit sedikit, sampai akhirnya habis.
Amel dan Khairan datang. Amel melihat Aswin memegang gelas yang tadi sudah di siapkan olehnya. Amel dalam hatinya senang karena Aswin mau.
Amel mengambil makan untuk Khairan. setelah piring terisi, Amel mau menyuapi Khairan. Baru saja Amel duduk, Aswin langsung bilang.
"Ambilkan saya makan sekalian."
Amel mendengar tapi karena Aswin tidak menyebut namanya jadi tetap duduk.
"Mba, itu Papahnya Khairan minta di ambilkan makan," kata Oma. Amel langsung melihat ke Aswin. Aswin lalu mengangguk pelan.
Amel meletakan piring yang berisi makanan untuk Khairan di meja. Setelah itu mengambilkan makanan untuk Aswin.
Amel sedikit grogi karena tidak tau takaran Aswin makan. Amel meletakan cukup banyak nasi goreng ke piring.
"Sudah Mba itu cukup untuk Papah nya Khairan," Oma yang menyetopnya. Lalu Oma menyuruh Amel memberi telor ceplok.
Setelah itu di berikan ke Aswin.
"Silakan Pak."
"Iya. Terimakasih."
Aswin dan semuanya makan. Aswin lalu bilang ke Khairan mau mengantar nya ke sekolah lagi. Khairan langsung merasa senang.
Setelah Khairan selesai makan, Amel ke dapur untuk sarapan sebentar.
Aswin dan Khairan sudah menunggu di mobil seperti karin. Amel selesai makan lalu ke mobil Aswin. Setelah Amel masuk ke mobil, Aswin menjalankan mobilnya menuju sekolah Khairan.
"Terimakasih semalam dan minuman pereda pusing nya," kata Aswin sambil melihat ke Amel. Amel menengok sambil mengangguk.
"Semalam saya ngga bicara yang anek aneh kan?"
"Ngga."
"Apa saya merepotkan mu?"
"Ngga."
"Tapi saya ingat muntah di baju kamu."
"Itu cuman sedikit kok Pak."
"Apa saya boleh bertanya?"
"Silakan."
"Sebelum kerja jaga Khairan, kamu kerja apa? Sepertinya kamu bukan wanita biasa, tapi kamu cukup luar biasa. Sampai di luar banyak laki laki yang mengagumi kamu," Amel melihat ke Aswin karena tidak mengerti apa yang di maksud dengan perkataan Aswin.
Jangan lupa like komentar dan vote terimakasih...
udah suami istri juga...
kaku banget cara ngomongnya...
😂😂😂😂😂