NovelToon NovelToon
Pria Dingin & Angsa

Pria Dingin & Angsa

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:28.2k
Nilai: 5
Nama Author: linda huang

Kitty adalah gadis sederhana yang bekerja di toko keluarganya, menjual angsa bakar. Hidupnya berubah saat Calvin Hernandez, pria kaya dan dingin, mengajukan permintaan mengejutkan, "Jadi pacarku!" Meski hatinya sudah terpaut pada pria lain, Kitty menolak tanpa ragu.

Namun, Calvin tidak menyerah. Dengan segala pesona dan kekayaannya, ia mencoba memasuki dunia Kitty, menunjukkan sisi lembut yang tak terduga. Kitty berada di persimpangan sulit: setia pada cinta lamanya atau membuka hati untuk Calvin yang ternyata memiliki perasaan mendalam padanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon linda huang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hubungan Yang Mengkhawatirkan

Kitty dan Samuel berdiri di jalan yang sepi, angin sepoi-sepoi menerpa wajah mereka. Matahari sore perlahan mulai tenggelam, memberikan nuansa hangat pada percakapan mereka yang serius.

Samuel memegang tangan Kitty dengan lembut, mencoba menenangkan hatinya yang gundah."Karena kamu adalah gadis yang baik dan ceria. Selain itu, kamu juga pekerja keras. Asalkan kita berjuang sama-sama maka kedua orang tuaku pasti akan menyetujui hubungan kita," jawab Samuel dengan keyakinan yang terpancar dari matanya.

Kitty menatap Samuel, mencoba memahami masa depan yang sedang mereka bicarakan. "Apa rencanamu setelah kita menikah?" tanya Kitty, suaranya penuh harap.

"Kita berdua akan bekerja keras demi masa depan kita, saling membantu dan saling mendukung," jawab Samuel tanpa ragu.

Namun, Kitty merasa ada yang mengganjal di hatinya. "Kamu bekerja di perusahaan ayahmu, oleh karena itu kedua orang tuamu berharap istrimu juga bisa membantu bisnis keluarga. Sedangkan aku bukan pebisnis," jawab Kitty, nada suaranya mulai menunjukkan kekhawatiran.

Samuel tersenyum lembut, mencoba mengusir keraguan yang muncul di benak Kitty. "Kamu bisa belajar. Aku yakin kamu pasti bisa menjadi istri yang baik. Membantuku di perusahaan, di siang hari dan setelah pulang ke rumah kamu bisa merawat kedua orang tuaku, dan juga melakukan tugas sebagai seorang istri dan menantu. Lama-lama mereka akan tersentuh olehmu," ujar Samuel dengan penuh keyakinan.

Namun, kata-kata Samuel tidak sepenuhnya menenangkan Kitty. "Apa bedanya menjadi pembantu keluargamu? Kenapa tidak sekalian memintaku merawat kakak dan adikmu saja? Kalian ingin aku bekerja di perusahaanmu dan juga mengurus kedua orang tuamu serta mengerjakan pekerjaan rumah. Lalu, kapan waktu istirahatku?" tanya Kitty dengan nada tajam, merasa beban yang diharapkan dari dirinya terlalu berat.

Samuel menarik napas panjang, mencoba menjaga ketenangannya. "Kitty, jangan salah paham. Mengambil hati orang tuaku sangat penting. Dengan persetujuan mereka kita baru bisa bahagia," ujar Samuel, berusaha membuat Kitty memahami posisinya.

Kitty menatap mata Samuel dalam-dalam, mencari jawaban atas pertanyaan yang lebih mendasar. "Samuel, siapa yang akan kamu bela ketika aku dan ibumu bertengkar suatu saat nanti?" tanya Kitty, suaranya kini penuh keraguan.

Samuel mengerutkan kening, berusaha mencari kata-kata yang tepat. "Kitty, mereka yang membesarkan aku. Aku berharap kamu akan lebih sabar saat mereka memarahimu. Jangan emosi atau melawan. Aku hanya tidak ingin melukai perasaan mereka," jawab Samuel dengan suara lembut, tapi tegas.

"Lalu, bagaimana kalau mereka melukai perasaanku? Apakah aku harus diam saja?" tanya Kitty, merasa kecewa dengan jawaban Samuel.

"Demi mendapat persetujuan mereka, kita harus lebih banyak bersabar," jawab Samuel.

"Samuel, kamu yakin kita akan bahagia? Bagaimana pun aku bersikap sopan di depan mereka, aku tetap tidak disambut," ujar Kitty dengan ragu, menundukkan kepalanya.

Samuel mengangkat dagu Kitty, menatap matanya dengan penuh kasih. "Percayalah padaku. Kamu juga tahu kalau mereka sangat penting bagiku. Oleh sebab itu, aku ingin kamu sama sepertiku, berbakti pada mereka. Setelah kita menikah, kamu harus membantuku merawat mereka dengan baik dan hati-hati! Aku menyerahkan kedua orang tuaku yang sangat penting padamu karena aku mencintaimu!" ujar Samuel dengan penuh ketulusan, berharap Kitty dapat memahami cintanya yang mendalam.

Kitty memandang Samuel dengan mata yang penuh pertanyaan. "Apa kamu bisa memberitahu, untuk apa kita menikah?" tanya Kitty, suaranya pelan namun tegas.

Samuel menggenggam tangan Kitty, mencoba memberikan rasa aman. "Agar kita bisa membahagiakan orang tuaku. Mereka ingin melihatku menikah. Kita harus memberi mereka segalanya," jawab Samuel dengan penuh keyakinan.

Kitty menarik napas panjang, mencoba memahami maksud Samuel. "Segalanya? Contohnya seperti apa?" tanyanya lagi, kali ini dengan nada yang lebih serius.

"Keyakinan! Setelah kita menikah, kita akan meyakinkan mereka bahwa kita bisa membuat mereka hidup tenang di sisa hidup mereka. Selain itu, kamu harus membantuku untuk membahagiakan kedua orang tuaku. Apa saja yang mereka inginkan, kamu harus mengabulkannya," jawab Samuel dengan senyum di wajahnya, seolah jawaban itu adalah hal yang paling wajar di dunia.

Kitty mengernyit, merasa ada yang tidak beres. "Kenapa aku merasa kita menikah hanya demi mereka? Jadi kapan demi kita?" tanyanya, suaranya mulai menunjukkan kekecewaan.

Samuel mencoba menenangkan Kitty dengan senyum lembutnya. "Kitty, bukankah kalau mereka bahagia, kita juga bahagia," jawab Samuel, mencoba membuat Kitty melihat dari sudut pandangnya.

Namun, kata-kata Samuel tidak sepenuhnya menenangkan hati Kitty. "Sepertinya yang aku dengar darimu semuanya untuk keluargamu. Lalu bagaimana dengan keluargaku?" tanya Kitty, suaranya kini penuh keraguan.

Samuel menatap Kitty, mencoba mencari kata-kata yang tepat. "Kitty, bukankah setelah seorang gadis menikah, dia akan menjadi milik keluarga suaminya. Jadi apa pun yang terjadi, harus keluarga suami yang diutamakan," jawab Samuel dengan suara tenang, meski ia tahu jawabannya mungkin tidak memuaskan Kitty.

Dua jam kemudian, Kitty sudah tiba di rumahnya. Ia duduk di ruang tamu bersama kedua orang tuanya, Maggie dan Robin, menceritakan semua percakapannya dengan Samuel.

Mata Maggie dan Robin berkobar dengan kemarahan dan kekhawatiran yang tak terbendung."Tidak bisa! Menikah dengan brengsek seperti itu hanya akan membuatmu menderita. Kenapa dari awal sampai akhir yang aku dengar semuanya mengutamakan keluarganya? Kalau di hatinya hanya mementingkan orang tuanya, lebih baik dia tidak usah menikah," suara Maggie terdengar emosi, wajahnya memerah.

Robin, yang duduk di sebelah Maggie, mengangguk setuju. "Benar kata mamamu! Aku bersusah payah memeliharamu dari kecil hingga dewasa malah dijadikan pembantu di keluarganya. Lebih baik tidak usah menikah ke keluarga itu. Papa dan mamamu masih bisa memeliharamu," ucap Robin dengan tegas, mengepalkan tangannya.

Maggie menepuk kepala suaminya dengan keras. "Bukan pelihara! Tapi membiayai anak kita sampai dewasa. Kenapa sudah tua masih bodoh," ketus Maggie, melotot pada Robin.

"Iya, aku salah bicara," jawab Robin cepat-cepat, menggosok kepalanya yang masih terasa sakit.

Kitty merasa haru dengan kepedulian orang tuanya, tetapi ia juga tidak ingin membuat mereka semakin khawatir. "Papa, Mama, kalian tenang saja. Aku tahu matahari terbit dari barat dan terbenam dari timur, aku tidak akan bisa dibully," ucap Kitty dengan semangat yang membara.

Robin mengernyitkan kening, bingung dengan ucapan Kitty. "Apa yang kamu bicarakan? Sejak kapan matahari terbit dari barat? Dan apa hubungannya dengan masalah cintamu dengan matahari? Kenapa semakin lama kau semakin bodoh saja," ujar Robin, geleng-geleng kepala.

Kitty tertawa kecil, menyadari kebingungan ayahnya. "Papa, dalam tubuhku mengalir darah siapa?" tanya Kitty, mencoba menjelaskan dengan cara yang lebih lucu.

"Tentu saja darahku, tidak mungkin darah tetangga," jawab Robin dengan bangga.

"Kalau begitu kebodohanku ditular darimu. Andaikan bisa memilih, aku lebih berharap darah paman tetangga yang mengalir dalam tubuhku," kata Kitty dengan ceplas-ceplos, membuat Robin semakin bingung dan sedikit tersinggung.

"Apa yang kau bilang? Apa kau sudah bosan hidup, ya?" teriak Robin yang tiba-tiba menarik telinga putrinya.

"Mama....tolong aku...," teriak Kitty, mencoba melepaskan diri dari cengkeraman ayahnya.

Maggie hanya menggelengkan kepala melihat adegan itu. "Kalian ini sangat mirip, bahkan kebodohan kalian juga tidak ada bedanya," ujar Maggie dengan senyum kecut.

"Kebodohan mama cuma satu," ujar Kitty, mencoba mengalihkan perhatian.

"Berani sekali kau mengatakan aku bodoh," kata Maggie, menatap putrinya dengan mata tajam.

"Mama salah pilih. Kenapa saat itu tidak memilih paman tetangga yang lebih tampan dan pintar? Jadi setidaknya aku tidak begitu bodoh saat ini," jawab Kitty sambil menahan sakit di telinganya, mencoba memprovokasi.

"Apa katamu?" teriak Robin di telinga putrinya, semakin memperkuat cengkeramannya.

"Ahhh!" jeritan Kitty menggema di seluruh rumah.

Kitty, meski kesakitan, mencoba tersenyum. "Mama, Papa selain tidak tampan juga tidak bisa memiliki banyak keturunan. Nyatanya sampai saat ini kalian hanya punya aku seorang anak tunggal," ujar Kitty sengaja memancing emosi ibunya.

"Hei, hei, jangan bicara sembarangan. Kalau bukan karena kamu, mana mungkin kami tidak melahirkan seorang anak lagi," ujar Robin, mencoba membela diri.

"Mama, Papa pernah mengatakan kalau papa ingin punya anak dengan janda itu," kata Kitty dengan mengadu domba.

Maggie langsung menarik telinga suaminya sehingga Robin berteriak kesakitan."Aahh!"

"Berani sekali kau bicara seperti itu. Malam ini juga kau harus memberi seorang adik untuk Kitty," kata Maggie yang menarik suaminya menuju kamar, penuh semangat.

"Ahhh, Kitty tolong papamu...," teriak Robin yang ikut langkah istrinya dengan setengah menyeret.

Kitty tertawa melihat pemandangan itu. "Heheheh...Papa jangan lupa beri aku seorang adik!" ujar Kitty sambil tertawa lucu, melihat ayahnya ditarik dengan paksa oleh ibunya.

Setelah tiba di kamar, Maggie menutup pintu dengan keras.

"Tolong, pencabulan...," teriak Robin, suaranya menembus hingga ruangan.

Kitty masih tertawa terbahak-bahak di ruang tamu. "Hahahaha...Akhirnya aku lolos lagi. Apakah aku akan mendapatkan seorang adik? Hehehehe...aku tidak sabar ingin bermain dengan adik." Suara tertawa Kitty terdengar riang, ia seolah telah lupa dengan kekhawatiran hubungannya dengan Samuel.

1
🤩😘wiexelsvan😘🤩
kisah yg menarik antara bang calvin yg super dingin yg berjodoh ma kitty yg polos,lucu,imut,ceria dan pemberani😍😍😍
ngehaluin mereka berdua bikin guemesss plus ngakak dengan kekonyolannya 😅😅😅
ArlettaByanca
klo ternyata ga cocok tinggal cerai. Pacaran ga boleh tp kawin cerai gpp.
Pacaran ada batasan. Setelah menikah ya menikah bukan pacaran setelah menikah. Pacaran kan bisa putus kapan aja...beda dg menikah.... hmm.ya gitulah
Retno Palupi
wah cerita yang bagus kak, semangat berkarya
Pikachu: Terima kasih, kak ☺️☺️
total 1 replies
Retno Palupi
begitu lebih baik Rusli
Akai Kakazain
kngen kisah2 mu thor...dgn gaya cwe greget yg aq suka kwkwkw....
wiemay
wah cepat sekali cerita Calvin and angsa tamat
yuning
udah tamat saja y, gak kerasa, love you Calvin
Astuti Setiorini
bagus
wiemay
begitu besar pengorbanan mu bang...
Retno Palupi
lah kok bisa gitu ceritanya gimana Vin?
yuning
love you Calvin
bastiana
what 😲😲😲
Elizabeth Zulfa
mc ceweknya zg terlalu bdoh dan mc cowok zg entahlah...
Jumena 31: Mereka berdua sama-sama bodoh
total 1 replies
sinta untari
luar biasa suka Thor... bikin emosi naik turun hihi
yuning
😁
yuning
misteri
Nanda
lanjuttt
Retno Palupi
hmmm
Retno Palupi
yg kuat Kitty
Retno Palupi
siapayg g sedih kl lihat orang yang dicintai jln dg wanita lain?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!