NovelToon NovelToon
Di Balik Layar HP

Di Balik Layar HP

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Cinta Seiring Waktu / Cinta Murni
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: Iqbal Maulana

Dimas Ardiansyah, seorang pria dari desa yang merantau ke Kota Malang untuk bekerja. Ia bekerja di sebuah perusahaan ternama di kota tersebut. Namun, ia harus menyadari bahwa bekerja di perusahaan ternama memiliki tekanan yang jauh berbeda.
Ketika ia merenungi semua masalah dan melampiaskannya ke hp hingga senja tiba. Dimas yang akhirnya pulang ke kos tak sengaja bertemu seorang gadis yang sangat menawan hingga beban pada pekerjaannya hilang sejenak setelah melihat gadis tersebut.
Apa yang akan dilakukan oleh Dimas setelah ia bertemu dengan gadis itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Iqbal Maulana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Janji bertemu kembali

Perkuliahan Maya akhirnya selesai untuk semester ini, dan itu berarti masa liburan telah tiba. Banyak mahasiswa yang menantikan momen ini, tapi bagi Dimas, masa liburan ini datang dengan rasa sedih yang mendalam. Maya harus kembali ke Semarang untuk tinggal bersama keluarganya, meninggalkan Dimas di Malang. Hari itu, Maya dan Dimas duduk di taman kampus, menikmati sore terakhir mereka bersama sebelum Maya pergi. Mereka berdua duduk di bangku yang sama seperti biasanya, tapi suasana hari ini terasa berbeda. “Sayang, aku sedih kamu harus pergi,” kata Dimas sambil menatap Maya dengan mata sendu. Maya menunduk, merasa hal yang sama. “Aku juga sedih, Sayang. Tapi aku harus pulang ke Semarang. Orang tua aku juga kangen sama aku.” Dimas mengangguk pelan. “Iya, aku ngerti. Tapi aku bakal kangen banget sama kamu.”

Maya tersenyum tipis, mencoba menguatkan hati. “Kita bisa teleponan tiap hari, Mas. Lagian liburan ini nggak lama kok. Sebentar aja, nanti aku balik lagi ke Malang.” Dimas meraih tangan Maya, menggenggamnya erat. “Aku tahu, Sayang. Tapi tetap aja rasanya berat. Kamu udah jadi bagian dari hidupku di sini.” Maya merasakan air mata mulai menggenang di matanya. “Ayang, janji ya, kita akan tetap saling dukung walaupun kita berjauhan. Kita pasti bisa melalui ini.” Dimas mengangguk. “Janji, Sayang. Aku akan selalu ada buat kamu, meski jarak memisahkan kita sementara.”

Mereka berdua duduk dalam keheningan, menikmati momen terakhir bersama di taman yang menjadi saksi banyak kenangan indah mereka. Sesaat kemudian, Dimas mengeluarkan ponselnya. “Sayang, aku punya ide. Gimana kalau kita buat janji ketemu lagi pas liburan selesai? Kita tentuin tanggalnya sekarang, jadi kita punya sesuatu yang bisa kita tunggu-tunggu.” Maya tersenyum. “Itu ide bagus ituu. Aku setuju.” Mereka pun memutuskan untuk bertemu kembali pada akhir liburan sebelum masa liburan berakhir. Mereka membuat catatan di ponsel masing-masing, mengatur pengingat untuk hari istimewa itu.

Hari keberangkatan Maya pun tiba. Dimas mengantarkan Maya ke stasiun kereta. Suasana di sana ramai dengan orang-orang yang sibuk dengan aktivitas masing-masing, tapi bagi Dimas dan Maya, dunia seakan berhenti sejenak. “Sayang, makasih banget udah anterin aku,” kata Maya sambil menatap Dimas dengan mata berkaca-kaca. Dimas mengangguk, mencoba tersenyum meski hatinya berat. “Aku selalu ada buat kamu, Sayang. Hati-hati di jalan, ya.” Maya mengangguk. “Kamu juga, Sayang. Jaga diri baik-baik. Aku bakal kangen kamu.”

Mereka berpelukan erat, merasakan kehangatan yang akan dirindukan selama beberapa bulan ke depan. Ketika kereta mulai bergerak, Maya melambaikan tangan dari jendela kereta, dan Dimas membalas lambaian itu dengan senyum yang penuh haru. Perjalanan ke Semarang terasa panjang bagi Maya, tapi dia mencoba mengalihkan pikirannya dengan memikirkan hal-hal positif. Dia bertekad untuk tetap berhubungan dengan Dimas setiap hari, meskipun jarak memisahkan mereka.

Sesampainya di rumah keluarganya di Semarang, Maya disambut dengan hangat oleh ibunya. “Maya, akhirnya kamu pulang juga! Ibu kangen banget sama kamu,” kata Ibu Dina sambil memeluk Maya erat. “Iya, Bu. Maya juga kangen sama Ibu,” balas Maya sambil tersenyum. Meskipun dia bahagia bisa berkumpul kembali dengan keluarganya, dia tidak bisa menghilangkan rasa rindu terhadap Dimas. Hari-hari pertama liburan di Semarang, Maya dan Dimas sering saling menelepon dan mengirim pesan. Setiap malam sebelum tidur, mereka berbicara panjang lebar tentang hari-hari mereka dan rencana masa depan. Meski begitu, rasa rindu itu tetap ada.

Suatu malam, saat Maya sedang bersantai di kamarnya, ponselnya berdering. Itu panggilan video dari Dimas. Maya segera menjawabnya. “Hey, Sayang. Lagi apa?” tanya Dimas dengan senyum di wajahnya. “Lagi santai aja, Sayang. Kamu sendiri gimana?” balas Maya sambil tersenyum. “Aku juga lagi santai. Aku cuma pengen lihat wajah kamu. Kangen banget rasanya,” kata Dimas dengan tatapan hangat. Maya tertawa kecil. “Aku juga kangen sama kamu, Mas. Tapi lihat kamu di video aja udah bikin aku senang.” Mereka berbicara lama malam itu, menghabiskan waktu seolah-olah mereka berada di tempat yang sama. Maya menceritakan tentang keluarganya dan kegiatan yang dia lakukan di Semarang, sementara Dimas berbagi cerita tentang pekerjaannya dan bagaimana dia mencoba mengisi waktu tanpa Maya.

Sementara itu, Dimas mencoba mengisi kesibukan sehari-harinya di Malang. Dia tetap bekerja keras di kantor dan berusaha menjaga pikirannya tetap positif. Setiap kali dia merasa rindu yang mendalam terhadap Maya, dia akan membuka galeri fotonya dan melihat foto-foto kenangan mereka berdua. Suatu hari, Dimas mendapat ide. Dia memutuskan untuk membuat sebuah album foto digital yang berisi momen-momen indah mereka berdua. Dia menghabiskan waktu berjam-jam memilih foto-foto terbaik, menambahkan teks yang menggambarkan perasaan dan kenangan di setiap foto. Album itu akan menjadi hadiah spesial untuk Maya ketika mereka bertemu lagi nanti.

Pada saat yang sama, Maya juga merencanakan kejutan untuk Dimas. Dia membuat sebuah scrapbook yang berisi catatan harian, foto-foto, dan berbagai kenangan selama mereka berjauhan. Setiap halaman dipenuhi dengan warna-warna cerah dan hiasan yang indah, mencerminkan betapa berharganya hubungan mereka bagi Maya. Waktu berlalu, dan akhirnya hari yang ditunggu-tunggu pun tiba. Maya kembali ke Malang setelah masa liburan yang terasa begitu lama. Dia merasa sangat bersemangat untuk bertemu kembali dengan Dimas.

Sesampainya di Malang, Maya langsung menghubungi Dimas. “Sayang, aku udah sampai! Bisa ketemuan sekarang?” Dimas yang sedang di kantor, segera meminta izin untuk pulang lebih awal. “Tunggu bentar, Sayang. Aku jemput kamu di stasiun.” Ketika Dimas sampai di stasiun, dia melihat Maya berdiri dengan senyum lebar di wajahnya. Dimas berlari kecil menghampiri Maya dan langsung memeluknya erat. “Sayang, aku kangen banget sama kamu!” kata Dimas dengan penuh emosi. Maya memeluk Dimas dengan erat. “Aku juga, Mas. Rasanya lama banget kita nggak ketemu.”

Mereka berdua merasa sangat bahagia bisa bertemu kembali. Dimas mengajak Maya ke tempat favorit mereka, sebuah taman yang penuh dengan kenangan manis. Di taman itu, mereka duduk berdua di bangku yang biasa mereka duduki. Dimas membuka tasnya dan mengeluarkan album foto digital yang dia buat. “Sayang, aku punya sesuatu buat kamu.” Maya membuka album itu dan melihat foto-foto mereka berdua dengan teks yang menggambarkan setiap momen. Air matanya mengalir melihat betapa berharganya kenangan-kenangan itu.

“Sayang, ini indah banget. Makasih ya,” kata Maya dengan suara bergetar. Dimas tersenyum. “Aku juga punya sesuatu buat kamu,” kata Maya sambil mengeluarkan scrapbook yang dia buat. Dimas membuka scrapbook itu dan melihat catatan-catatan penuh cinta serta foto-foto kenangan mereka. “Sayang, ini luar biasa. Makasih banyak, Sayang,” kata Dimas sambil memeluk Maya. Mereka berdua merasa sangat beruntung memiliki satu sama lain. Meskipun jarak memisahkan mereka untuk sementara, cinta dan dukungan mereka tetap kuat.

1
jeju
hai thor aku udah mampir nih semangat ya buat karya selanjutnya
Iqbal Maulana: oke makasi masih proses yg hembusan angin
total 1 replies
Durahman Kedu
sudah selesai apa masih terus nih.. ceritanya bagus...
Iqbal Maulana: sudah bikin karya kedua judulnya "Hembusan Angin" dengan cover cewek yg diselimuti dedaunan /Grin/
Durahman Kedu: oke.. bikin lagi gan... sukses selalu pokoknya
total 3 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!