Penjara CEO Dingin

Setelah melakukan pernikahan Kanaya kembali di boyong Leo, usai pernikahan Kanaya pun pamit dan meminta restu juga meminta maaf pada kedua orang tuanya juga Arga.

Meskipun dengan berat hati Kanaya pun pergi bersama Leo meninggalkan orang-orang yang ia sayangi itu.

Waktu menunjukkan pukul dua belas siang saat Kanaya sampai di mansion sementara Leo kembali ke kantor.

Kanaya berjalan menyusuri halaman mansion dengan perasaan tak karuan sedih pasti, bingung juga iya, entah bagaimana nasibnya ke depannya ia hanya bisa pasrah dan menjalani hidup sesuai dengan keinginan Leonard demi keselamatan keluarganya.

" Kak Yola, dimana kau saat ini Kak?...tahukah kau jika karena kesalahan yang kau buat aku harus menanggung semuanya demi keselamatan keluarga kita" lirih Kanaya.

" Nona, saatnya makan siang semua sudah saya siapkan di ruang makan" ucap kepala pelayan yang bernama Yati, usianya sekitar 40 tahunan.

Setelah beberapa hari wanita paruh baya itu tinggal dan melayani Kanaya atas perintah Leo selain sebagai kepala pelayan ia juga bertugas menjaga Kanaya selama di mansion dan juga kepercayaan Leonard.

" Iya Bi, nanti Naya makan , terima kasih" jawab Kanaya .

" Iya Non, bibi tunggu di ruang makan"

''Iya"

BI Yati pergi meninggalkan Kanaya , dan tak lama Kanaya pun mengikutinya ia tak ingin jika Bi Yati terkena masalah karena dirinya nantinya.

Bi Yati, selalu melaporkan apa yang terjadi dan apa yang di lakukan Kanaya pada Leo jika kembali dari Kantor.

Kanaya duduk di meja makan dan mulai menikmati makan siangnya kebetulan ia juga sudah merasa lapar sedari pagi ia juga belum sarapan.

Usai makan siang Kanaya memutuskan untuk ke kamarnya di lantai atas ia ingin beristirahat setelah merasakan tubuhnya seolah lelah tanpa ia ketahui apa penyebabnya mungkin saja stres pikirnya.

☘️☘️☘️☘️☘️

 Sementara itu Leo yang saat ini tengah berada di rumah besar untuk mengunjungi sang Nenek.

" Bagaimana pernikahannya? Apa semua berjalan lancar?" tanya sang Nenek.

" Iya Nek, semua berjalan lancar " jawab Leo tanpa melihat ke arah sang Nenek dan lebih memilih tidur di pangkuan sang Nenek.

" Kau harus menjadi suami dan imam yang baik untuk istrimu jangan biarkan dendam itu mengusai hati dan pikiranmu Leo" ucap Nenek Gayatri dengan mengelus rambut Leo dengan lembut.

" Leo bingung Nek, entah harus bagaimana Leo menghadapinya, dia gadis yang baik dia tidak tahu apa -apa, dia sangat lugu dan percaya jika Kakaknya wanita yang baik karena wanita itu sangat menyayanginya, tapi kini ia harus menanggung semuanya demi keselamatan keluarganya karena ancaman yang aku berikan" tutur Leonard.

" Suatu saat ia akan mengerti sayang, dan dia pasti akan memaafkanmu" ucap Nenek.

" Aku tidak berani berhadapan ataupun berharap itu akan terjadi, Nenek tahu sendiri jika aku menikahinya hanya untuk menjamin Kakaknya jika suatu hari aku menemukannya maka aku harus melepaskan dirinya dan aku ingin Yola mempertanggung jawabkan semua perbuatannya bukan Kanaya" Leo kembali beranjak dari pangkuan sang Nenek.

" Baiklah terserah kau saja, tapi satu hal harus kau tahu jangan sampai kau menyesal dengan apa yang telah kau lakukan dan kau harus menerima konsekuensinya jika Kanaya mengetahui semua rencanamu ini"

" Iya, Leo tahu itu Nek"

" Kapan kau akan membawanya kemari?"

" Nanti saja, lagi pula aku bilang Nenek di rawat di rumah sakit , tidak sehat seperti ini untuk mengelabuinya"

" Kau ini, dasar kau sangat keterlaluan bisa-bisanya kau berbohong tentang Nenek bagaimana jika Nenek benar -benar sakit nanti?'

" Tidak akan, Nenek adalah wonder womanku selalu sehat dan selalu kuat untuk menjagaku dan menyayangiku"

" Hah...dasar bocah nakal"

Leo memeluk sang Nenek dengan penuh kasih sayang, baginya hanya Nenek Gayatri lah orang yang ia sayangi selamanya dan sampai kapanpun.

Disisi lain saat ini Yola tengah benar -benar dalam posisi terpuruk Damar pria yang selama ini ia cintai dengan mengorbankan segalanya demi cintanya malah tega menghancurkan dirinya dengan begitu kejam.

Tempo hari Damar membawa dirinya bukan untuk membawanya pergi berlibur ataupun bersenang-senang seperti keyakinannya selama ini melainkan Damar membawa Yola ke sebuah tempat yang tak pernah di impikan oleh Yola.

Damar membawa Yola ke tempat perdagangan wanita atau lebih tepatnya tempat pelacuran dengan menjual Yola ke seorang mucikari.

Hampir satu bulan juga Yola harus rela melakukan pekerjaan tersebut karena kalau ia menolak maka para penjaga rumah pelacuran tidak akan segan -segan untuk menyiksanya ataupun dengan bergiliran menyetubuhi dirinya secara kejam.

Damar sendiri mendapatkan bayaran dengan menjual Yola ia kembali ke Ibu kota dengan uang penjualan Yola bukan untuk menambah pundi-pundi uang nya , ia melakukan hal itu hanya untuk menyingkirkan wanita yang ia anggap mainan atau lebih tepatnya alat untuk menjatuhkan Leo.

" Kamu kejam Damar, aku sudah melakukan segala yang kau mau bahkan merendahkan diriku demi memenuhi keinginanmu , tapi apa balasannya kau benar-benar keterlaluan aku menyesal percaya dan jatuh cinta padamu kau bukan manusia!" Yola dengan berurai air mata.

" Kau saja yang bodoh , dasar gadis tolol mau saja di perdaya, seharusnya kau berpikir aku orang terpandang tidak akan Sudi jatuh cinta pada gadis rendah sepertimu" ejek Damar.

" Bajingan kau Damar, dasar keparat ku bunuh kau , mati saja kau .... Laki-laki tidak berguna pantas saja jika Leo selalu berhasil mengalahkan dalam setiap hal ...kau memang payah...kau payah Damar Prasetyo!!!" Yola dengan nyalangnya mencoba menyerang Damar namun di halangi para pengawal Damar.

" Hahahaha...kau wanita bodoh....kau lah yang payah....wanita murahan " kembali Damar berkata membuat Yola semakin meradang dengan sikap Damar.

" Brengsek...sialan kau Damar, laki-laki tak berguna ...aku bersumpah aku akan membalas mu...."

" Hahahaha.... sudah lah kau nikmati saja tempat ini, bukannya kau suka dengan pria- pria yang banyak uangnya ? Kau pasti senang di tempat ini...."

" Bajingan kau Damar....aku membencimu...aku sangat membencimu...."

Teriakan dan tangisan Yola seolah tak ada artinya bagi Damar yang tetap pergi meninggalkan dirinya di tempat yang bagi sebagian orang adalah tempat maksiat dan tempat dosa.

Itulah terakhir kalinya Yola dan Damar bertemu, Yola terhenyak dari lamunannya saat seseorang memanggil dirinya.

" Yol...ada tamu untukmu "

" Mih, bisa tidak hari ini saya menolak untuk melayani tamu-tamu itu?, saya merasa kurang enak badan" jawab Yola.

" Enak saja, kamu pikir kamu siapa bisa menolak tamu-tamu itu? Mereka sudah membayar dengan mahal jadi kamu harus mau melayani mereka " ucap Mamih Ella pemilik rumah bordil dimana Yola di jual oleh Damar.

" Tapi Mih, Yola lagi gak enak badan beneran Yola gak bisa"

" Kamu ini selalu saja mencari alasan, memang kamu ini senang di siksa rupanya "

" Mih...ampun mih....Yola beneran lagi gak enak badan Mih..."

" Penjaga bawa, wanita ini ke kamar tamu jangan biarkan tamu-tamuku menunggu terlalu lama"

Dengan cepat dua orang penjaga menyeret Yola dan mengantarkannya dengan paksa ke sebuah kamar meskipun Yola terus berontak dan menangis tapi tak di gubris sekalipun Mamih Ella baginya hanya uang dan uang yang terpenting.