NovelToon NovelToon
My Ex Beloved

My Ex Beloved

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintapertama / Cintamanis / Romansa
Popularitas:180k
Nilai: 4.9
Nama Author: fieThaa

Gamil Arfan Wiguna sangat mengharamkan untuk balikan dengan mantan. Bahkan, dia memiliki jargon yang masih dia pegang teguh sampai saat ini.

"Buanglah mantan pada tempatnya."

Namun, kedua orangtuanya mendesak Apang untuk segera menikah karena Apang sudah dilangkahi adiknya. Di saat seperti itu, semesta malah mempertemukan Apang dengan mantan pertamanya. Perempuan yang belum Apang buang pada tempat semestinya.

Apakah Apang akan membuangnya juga ke dalam bak sampah sama seperti mantan-mantannya? Atau malah terjadi cinta lama belum kelar di antara mereka berdua.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fieThaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

18. Pertemuan Besar

Naira terkejut dengan apa yang Apang ucapkan kepada Justine. Namun, Naira tak boleh berbangga hati. Itulah cara Apang agar dirinya terselamatkan dari kecurigaan wanita paruh baya yang bersama Justine.

"Gua udah bilang kan kalau lu akan aman berada di samping gua."

Kalimat itu terucap ketika mereka sudah berada di dalam mobil. Naira masih terdiam karena rasa takut yang masih belum hilang. Di tengah perjalanan, Naira menatap Apang yang tengah fokus mengemudi. Lelaki di sampingnya itu memang berbeda dari Apang yang dia kenal dulu. Namun, kebaikan, perhatian juga cara melindunginya masih sama seperti dulu.

Tibanya di rumah sakit, Apang ikut masuk ke ruang perawatan untuk mengantarkan Naira. Dia bukan lelaki yang mengantarkan wanita hanya sampai depan pagar.

"Makasih, Tante. Udah ijinin aku bawa Naira. Sekarang, aku pamit, ya."

Attitude anak-anak ayah Aska memang patut diacungi jempol. Itulah yang membuat bunda Nena menyukai Apang dan tak lupa kepada Apang meskipun sudah sepuluh tahun bertemu. Wajah yang masih tetap sama malah lebih tampan. Juga adab yang masih sama seperti dulu membuat bunda Nena dengan mudah mengenali Apang.

"Kamu kenapa, Sayang?" tanya bunda Nena selepas Apang pergi.

Seorang ibu pasti tahu apa yang tengah dirasakan oleh anaknya, walaupun sang putri tak berkata apapun. Naira menatap sang bunda dengan sorot mata penuh kepedihan.

"Naira ketemu anak lelaki Ayah dan wanita der--"

Sang ibu segera memeluk tubuh Naira. Tangis Naira pun pecah. Dia merasakan sakit yang dirasakan oleh putri tunggalnya.

"Kebahagiaan dari hasil mencuri dan cara kotor hanya akan bertahan sebentar," balas bunda Nena.

"Biarkan mereka bahagia dia atas penderitaan kita. Karena kebahagiaan Bunda sekarang hanyalah bersama kamu."

Suara bunda Nena pun sedikit bergetar. Bukan karena ayahnya Naira. Melainkan putrinya yang sudah setia dan tulus merawatnya dengan sepenuh hati sampai Naira kerja mati-matian untuk kesembuhan dirinya.

"Apapun yang sudah mereka ambil, ikhlaskan ya, Nak. Jika, itu memang milik kita pasti akan kembali lagi kepada kita. Tapi, jika sebaliknya terimalah dengan lapang dada. Harta yang paling berharga yang bunda miliki sekarang adalah kamu."

Tangan Naira semakin memeluk erat tubuh sang bunda. Tangisnya semakin terdengar. Sedangkan bunda Nena hanya menghela napas kasar. Sebelum kecelakaan dia sudah mengetahui semuanya. Perihal perusahaan, kematian ayahnya, juga kumpul kebo sang suami dengan asisten rumah tangga rumah ayahnya. Air matanya sudah sangat kering untuk menangisi hal seperti itu. Bunda Nena hanya ingin bahagia bersama Naira, putri satu-satunya.

.

Naira tak bisa memejamkan mata. Dia terus menatap aplikasi pesan di mana hanya ada kontak Apang di sana. Dia menatap foto profil lelaki yang semakin hari semakin tak bisa dia lupakan.

"Kalau kamu benci sama aku, kenapa kamu masih membantu dan melindungi aku?" batinnya.

Naira menyadarkan tubuhnya di sandaran sofa. Matanya dia coba untuk pejamkan. Bayang wajah Arfanlah yang menari-nari.

"Kalau hak aku dan bunda sudah kembali, apa kamu beneran akan pergi ninggalin aku?" Kembali Naira berkata di dalam hati.

Jam empat pagi, Apang sudah datang ke rumah sakit. Dia sudah berunding dengan sang baba juga kakak sepupunya untuk membawa bunda Nena keluar rumah sakit pagi sampai siang. Namun, Apang tetap meminta didampingi oleh dokter yang menangani bunda Nena.

Ketika pintu dia buka, dia melihat Naira yang tertidur dengan posisi duduk. Ponselnya pun ada di atas dadanya. Sedangkan bunda Nena masih terlelap dengan begitu damai.

Apang melangkahkan kaki dengan pelan menghampiri Naira. Dia ingin membangunkan Naira, tapi tak tega. Tidurnya begitu nyenyak. Dia melihat ke arah ponsel yang baru semalam dia belikan. Diraihnya untuk dia letakkan di atas meja. Tak sengaja dia menekan tombol power, dan dia melihat foto profil dirinya di aplikasi pesan singkat milik Naira. Apang menatap ke arah Naira yang masih terlelap. Bibir Apang tak berkata, tapi matanya berbicara.

Beberapa detik kemudian, Naira mulai membuka mata. Dia terkejut karena Apang sudah di hadapannya.

"Kamu ke--"

Jari telunjuk sudah Apang letakkan di bibirnya. Menandakan jikalau Naira jangan berisik supaya tak mengganggu bunda Nena.

"Bersiaplah!"

"Fan--"

"Gua tunggu di luar."

Apang meninggalkan Naira, kini dia menyandarkan tubuhnya di dinding. Hatinya begitu dilema hari ini.

"Apa rasa benci yang membuat lu se-effort ini?"

Kalimat dari kakak sepupunya, Agha terngiang di kepala Apang. Setelah pulang dari rumah sakit Apang segera menuju tempat di mana beberapa singa berkumpul. Di antaranya ada Agha di sana.

"Apang masih benci dia, Tuhan," adunya kepada pemilik semesta.

Ponselnya berdenting dan pesan dari Naira dia terima. Apang segera masuk dan bunda Nena sudah bangun dan berganti pakaian.

"Maaf ya, Tante. Masih gelap aku harus bawa Tante."

"Gak apa-apa, Fan."

Apang membawa bunda Nena dan Naira ke kantor Wiguna Grup. Mereka ditempatkan di suatu ruangan khusus yang nyaman. Di sana juga sudah ada perawat juga dokter yang menangani bunda Nena. Juga ada dua orang berbadan tegap yang akan menjaga mereka.

Bunda Nena menatap ke arah Naira yang tak bersemangat hari ini. Seperti ada yang Naira pendam.

"Naira, kamu kenapa?"

Terlihat Naira sedikit terkejut. Dia tersenyum kecil dan menjawab tak apa-apa. Bunda Nena memaklumi karena hari ini akan ada pertemuan besar.

.

Para petinggi sudah datang satu per satu. Termasuk Apang pun sudah datang. Mereka sudah berada di ruang meeting dan tinggal menunggu tuan Juan dan juga Justine datang. Lima belas menit kemudian, dua orang tersebut datang dengan senyum yang merekah. Namun, mereka harus menunggu Ghassan Aksara Wiguna karena masih dalam perjalanan.

Semua orang memberi hormat kepada pria yang terlihat begitu dingin dan datar. Keputusannya lah yang amat dinantikan. Rapat sudah dibuka oleh Reksa. Kali inipun Agha hadir. Sesuai rentetan pembahasan, Reksa memberikan wewenang kepada ayah mertuanya untuk memutuskan perihal kerjasama yang diajukan oleh PT. DNG.

"Saya tak ingin berbasa-basi dan berlama-lama," tutur Daddy Aksa dengan begitu tegas.

Tuan Juan dan Justine terlihat begitu percaya diri. Mereka terus menyunggingkan senyum.

"Wiguna Grup MENOLAK kerjasama dengan PT. DNG."

Senyum yang mengembang seketika menghilang. Tuan Juan dan Justine saling pandang. Dan kini mencecar dengan banyak pertanyaan yang menyudutkan. Hingga sebuah bukti Restu tunjukkan di layar.

"Pemilik asli PT. DNG adalah Nena Dahlia dan Jennaira Nirmala. Bukan kalian berdua."

Tubuh Tuan Juan dan Justine pun menegang. Namun, Tuan Juan masih bisa menyanggah bukti yang Restu berikan.

"Nena Dahlia sudah meninggal sembilan tahun yang lalu, dan Jennaira sudah menyerahkan perusahaan kepada saya yang notabene ayah kandungnya. Kepemilikan PT. DNG baru bisa diubah ketika usia kepergian Nena Dahlia sepuluh tahun. Kita tinggal menunggu beberapa bulan lagi untuk bisa melakukan perubahan kepemilikan."

"Siapa yang sudah meninggal, Juan?"

Suara seorang wanita yang masih tuan Juan kenali. Asal suara itu dari arah pintu dan dia hampir terjengkang saking terkejutnya.

"SAYA MASIH HIDUP!"

...***To Be Continue***...

udah double up, masih gak komen juga?

1
Andaru Obix Farfum
pipo tuh sapa yah.
Epi Tri Wahyuni
abang Er ganggu momen romantis aja sih
Henny Purwanto
ok banget g bs berkata
irma hidayat
Kecewa
irma hidayat
Buruk
🌹@tiksp💐💐
itu foto usg punya kak Fie ya... Alhamdulillah akhirnya Dalla dan Rene akan menyusul saudara yg telah dikaruniai keturunan....
Ida Farida
jngn kamu sia" kan cinta kalian
Ida Farida
hahahaha Apang sama tuan itu da kaya tom and Jerry /Grin//Grin//Grin//Grin/
Rahmawati Abdillah
kesabaran didukung dengan do'a dan ikhtiar serta pengertian dari orang yang terdekat serta kasih sayang dari semua akan menguatkan
jasmine
yaaaah cepat sekali tamatnya kak.. padahal seru lho baca cerita tuan. apa ada novel terbaru khusus cerita tuan,thor
Neny Mardiyanti
tebak2 buuah manggis😄
Neny Mardiyanti
thanks thor buat cerita yg bgs dan mendidik bahwa bersaudara hrs saling mendukung dan menjaga
semangat ya...
Riris
no komen akak....😥
sedih tuk berpisah dari kisah ini
Ida Lestari
ok lngsung baca thor.....
lnjut trus thor
semangat
Salmi Ati
segera meluncur😁😁
sum mia
oke kak.... langsung cuuuussss lah...
semoga ceritanya tetap seru dan keren . dan retensi novel bisa tinggi dan bisa menghasilkan cuan .

lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍
Yulia Wati
siap kak othor👍👍
Yulia Wati
ceritanya seru tp sayang kok ud end ja kak othor ni
Salim S
reyn adiknya abang Er ya....waaaah pasti seru...cuuus lah
Sri Lestari
Cerita Abang Er ya Mak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!