NovelToon NovelToon
Daily Pasutri

Daily Pasutri

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / cintapertama / cintamanis
Popularitas:1.9k
Nilai: 5
Nama Author: Skay. official

keseharian seorang pasutri sebagai seorang pegawai negri, sebagai pasangan suami istri Dimas dan Indah saling melengkapi. namun terkadang perasaan cemburu dari Indah membuat Dimas merasa pusing. akan kah Dimas bisa bertahan dengan sikap kekanak kanakan istrinya?
simak cerita selengkapnya dalam kisah Daily pasutri

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Skay. official, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 6. Mulut lemes

Seperti biasa, setelah mereka pulang dari kantor. Dimas dan Indah melakukan tugas mereka masing masing, saling bantu dalam pekerjaan rumah. Usai mereka beberes dan makan malam, serta Dimas yang baru pulang dari masjid kini duduk di sofa depan TV. Menonton dan mengobrol ringan, ditengah mereka yang tengah santai sambil mengobrol dan menonton televisi. Ponsel Dimas berdering tanda ada panggilan masuk, saat Dimas mengecek benda pipih miliknya, tertera username Romi kemudian Dimas mengangkatnya. 

"Siapa mas? " Tanya Indah pada Dimas. 

"Romi, aku angkat dulu ya" Jawab Dimas lalu mengangkat telfon. 

:halo Rom, ada apa?: Tanya Dimas pada Romi diujung telfon. 

:nggak ada apa apa sih, aku cuma mau main ke rumahmu. Apa boleh: jawab Romi diujung telfon. 

:gimana ya, aku lagi pacaran soalnya: jawab Dimas bernada serius namun ia bercanda. 

:sama siapa kamu pacaran, kamu selingkuhin Indah? Wah parah, nggak bisa dibiarin. Sejak kapan kamu selingkuhin Indah: kata Romi yang salah paham dan sudah nyerocos sok tau. 

:woy woy, main nyerocos aja. Tanya tu satu satu, udah berburuk sangka aja kamu ini: jawab Dimas mencoba meluruska. 

:ya lagian ditanya malah bilang masih pacaran:

:ya aku pacaran sama Indah, kita lagi pacaran halal. Emang kamu mau kesini mau apa sih, kok kayaknya nggak penting banget: kata Dimas menjawab. 

:nggak papa, aku cuma gabut. Aku kebetulan baru beli kaset PS, rencananya aku mau ajak kamu main PSPS.  Tapi kalok kamu masih pacaran sama Indah ya udah nggak jadi. Maaf mengganggu: jawab Romi mencoba mengurungkan niatnya. 

:eh, kamu apa apaan, udah kayak cewe aja gampang moody-an. Udah kalok mau main main aja ke sini, lagian ini masih jam delapan malam. Aku tau pasti kamu galau kan: Dimas meledek Romi dan menggodanya. 

:apaan, ya udah. Beneran ni aku boleh main ke rumahmu? : tanya Romi lagi. 

:iya boleh, kayak apa aja nggak boleh: balas Dimas sebelum telfon mereka akhiri. 

"Kenapa mas? " Tanya Indah tentang telfon dari Romi. 

"Romi mau kesini, mau main katanya" Jawab Dimas jujur. 

"Oh, kirain ada hal penting. Ya udah, aku beli cemilan dulu ya ke warung buat kalian ngobrol nanti" Pamit Indah pada Dimas. 

"Mau ditemani?" Kata Dimas menawarkan pada Indah. 

"Nggak usah, nggak papa. Deket sini kok, nanti kalok Romi datang tapi kamu nggak dirumah gimana" Tolak Indah, dan Indah memilih untuk pergi ke warung sendirian. 

Dimas hanya menganggukan kepala, dan mengizinkan Indah untuk pergi ke warung sendirian. Sementara Indah pergi ke warung, Dimas menunggu rumah sambil duduk menonton televisi. 

Dalam perjalanan Indah menuju warung, Indah berpapasan dengan salah satu tetangganya yang juga hendak pergi ke warung. 

"Eh Bu Indah, mau ke warung?" Sapa bu Ajeng dengan ramahnya. 

"Eh iya ni bu, ibu mau kemana?" Tanya Indah balik. 

"Kebetulan saya juga mau ke warung, mau beli gula" Jawab Bu Ajeng. 

"Oh kalau begitu kita barengan saja, toh tujuannya juga sama" Ajak Indah untuk berbarengan menuju warung. 

Baru beberapa langkah Indah dan Bu Ajeng beranjak, ditengah perjalanannya ia bertemu dengan Romi. 

"Eh Indah, mau kemana? Dimas ada dirumah kan?" Tanya Romi yang berhenti sejenak namun tak mematikan mesin motornya. 

"Ini mau ke warung, mas Dimas ada di rumah kok lagi nunggu kamu, kamu ke rumah aja" Jawab Indah. 

"Oh gitu? Ya udah aku langsung ke rumah kamu aja ya" 

Romi melakukan motornya menuju rumah Dimas, Indah dan Bu Ajeng juga melanjutkan perjalanan mereka menuju warung. 

"Ngomong ngomong itu tadi teman bh Indah?" Tanya Bu Ajeng pada Indah. 

"Iya Bu, dia rekan kerja saya. Kebetulan katanya lagi pengen main kerumah" Jawab Indah menanggapi. 

"Ooo, cakep juga ya. Kira kira apa dia sudah punya istri?" Tanya Bu Ajeng lagi. 

"Belum, emang kenapa Bu?"

"Mau saya comblangin sama keponakan saya" Jawab Bu Ajeng diakhiri dengan kikikan geli. 

"Ada ada saja" Indah tersenyum dan geleng geleng. 

Panjang lebar mereka mengobrol sambil berjalan, hingga tak terasa mereka sampai di warung. Mata dan raut wajah Indah seketika berubah, saat melihat ada Ningsih disana yang juga membeli sesuatu. Sadar kalau Indah tiba tiba diam, Bu Ajeng mencoba menelisik mengapa Indah tiba-tiba diam. Dan saat Bu Ajeng melihat Ningsih barulah Bu Ajeng paham mengapa Indah terdiam. 

"Bu, selow aja. Jangan ditanggapi kalau Ningsih ngomong yang aneh aneh. Mulutnya memang suka jadi biang korek" Kata Bu Ajeng sedikit berbisik pada Indah. 

"Biang kerok Bu" Ralat Indah dengan berpurapura lesuh. 

"Iya itu lah pokoknya"

"Sebenarnya saya males harus ngadepin dia, tapi mau gimana. Ini satu satunya warung langganan saya, dan saya hanya percaya di warung ini" Kata Indah tampak malas melihat perempuan yang secara terang terangan mengagumi suaminya. 

"Udah kalau Ningsih bicara macam macam nanti saya yang tegur" Kata Bu Ajeng menenangkan Indah. 

Indah menarik nafas dan menghembuskannya melalui mulut, lalu mengangguk dan berjalan menuju warung yang sudah didepan matanya. 

"Pak, saya mau beli gula satu kilo sama makanan ringan ini" Indah langsung memesan apa yang ia butuhkan pada penjaga warung tersebut. 

"Oh baik Bu Indah, tunggu sebentar saya ambilkan" Jawab pak penjaga toko. 

"Hadeuh, baru datang udah minta dilayani duluan. Antre dong, pekerjaannya aja sebagai ASN tapi nggak bisa menerapkan budaya antre" Celetuk Ningsih menyindir Indah dengan raut wajah sinis dan sewot. 

"Loh, disini kan memang nggak pakek antre antre segala mbak Ningsih, siapa yang cepat memesan makanan dia yang lebih dulu dilayani. Nggak cuma pilah pilih aja, modusnya nongkrong sambil ngegosip" Kata Bu Ajeng membela Indah. 

"Waduh, pedes juga ibu ibu satu ini. Perasaan orangnya terkenal kalem" Gumam Indah dalam hati. 

"Iiih kok Bu Ajeng yang sewot, kenapa sudah jadi bestie ya makanya ngebelain" Kata Ningsih tak mau kalah. 

"Kalok iya memang kenapa?" Bu Ajeng juga tak mau kalah. 

"Bu sudah Bu, kata ibu jangan diladeni. Tapi kok ibu sendiri malah menanggapinya" Kata Indah mencoba menenangkan. 

"Nggak usah sok sok an sabar Bu Indah. Dan nggak usah sok sokan saling bela, mending pikirin gimana caranya supaya dapat anak dalam waktu singkat. Anakku loh sudah mau sekolah, padahal nikahnya juga duluan kamu" Kata Ningsih dengan perkataan yang sangat membuat Indah sakit hati, tapi jika ia meladeni Ningsih di warung itu. Maka bukan hanya dia yang malu, tapi juga suaminya. 

Indah lebih memilih diam dan tak menanggapi sama sekali apa yang Ningsih katakan pada Indah, dan I dah malah mendapatkan pembelaan dari orang orang yang ada disana. 

"Mbak Ningsih, kok mulutnya jahat banget ya. Anak itu pemberian Allah, jangan salahkan calon orang tua yang belum juga punya momongan. Semua orang juga ingin segera punya momongan, tapi itu semua urusan Allah. Lebih baik jadi pejuang garis dua dari pada sudah positif sebelum menikah" Kata bapak bapak yang tengah membeli kopi untuk teman ronda malam pada malam itu. 

"Kok bapak ikut campur sih, semua yang saya bilang bener kan. Mereka udah nikah lama tapi belum ada momongan, bisa bisa kesalip sama anakku dan anak anak tetangga yang lain. Nanti anak anak yang lain sudah sekola, dia aja belum ada ta da tanda positif" Jawab Ningsih tak mau kalah. 

"Mohon maaf, kamu jangan mencampuri urusan Allah tentang kehadiran seorang anak dalam rumah tangga pasangan suami istri, kan tadi sudah dijelaskan kalau itu urusan Tuhan, anak itu rezeki" Kata pak penjaga warung juga ikut membela. 

"Pak ini berapa totalnya, saya cukup cuma beli ini aja" Indah mencoba mengalihkan topik pembicaraan. Dan Indah ingin cepat cepat pulang, rasanya dadanya terasa sakit mendengar perkataan Ningsih padanya. 

Pulang dari warung, Indah masuk rumah dengan tergesa gesa dan buru buru meletakkan belanjaannya diatas meja patri. Lalu Indah segera masuk kedalam kamar, Dimas menoleh dan kebingungan dengan istrinya. 

"Istrimu kenapa tu?" Tanya Romi pada Dimas, mereka sama sama memegang stik PS duduk diatas sofa. 

"Nggak tau, nggak biasanya dia masuk rumah tanpa ketuk pintu"

"Coba samperin dulu, tengok dia dikamar ngapain" Kata Romi menyuruh Dimas untuk mengecdk keadaan istrinya. 

1
TheNihilist
Bukan hanya cerita yang membuatku senang, tapi juga cara penulisan yang luar biasa! 🤩
Kurnia Sari: terimakasih 🙏
total 1 replies
Paola Uchiha 🩸🔥✨
Kereeeen!
Beerus
Keren, thor udah sukses buat cerita yang bikin deg-degan!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!