Tersisih Dari Nagari Minang

***

tak terasa sudah satu minggu bulan Ramadhan dijalani oleh miko, Melissa dan Irina. terlebih lagi miko dan Melissa menjadi sangat akrab. bahkan sampai-sampai Melissa mengurus semua barang miko mulai dari mencuci baju, menyiapkan barang bawaan kerjaan, hingga merapikan ruangan kamar miko. irina sempat mencegahnya namun tak dihiraukan oleh Melissa dengan jawaban berbagi tugas dengan dirinya.

Kedekatan Melissa dengan miko melebihi seorang teman biasa.entah karena akhir-akhir ini mereka selalu bersama atau mungkin miko mulai mempunyai perasaan cinta terhadap Melissa. semua masihlah belum jelas dan biarkan waktu yang akan menjawab semua rasa penasaran itu.

Seperti biasa miko pergi bekerja di pagi hari dan meninggalkan Melissa serta Irina untuk mengurus rumah. semenjak toko kue milik Melissa semakin ternama, ia mempercayakan toko itu pada bawahannya dan Melissa hanya menerima laporan dari waktu ke waktu. hasil jerih payah kini telah Melissa rasakan.

pagi ini setelah miko pergi bekerja, Melissa merapikan ruangan kamar miko dan mengambil baju kotor yang tak sempat miko cuci. ia melihat baju kemeja panjang berwarna biru menggantung di dinding kamar. Melissa pun segera mengambilnya dan aka dicuci. namun baru saja hendak mengambil baju itu, secara tidak sengaja sesuatu jatuh dari kantong saku kemeja miko.

Betapa terkejutnya Melissa ketika melihat benda yang jatuh itu adalah sebuah gelang yang tempo lalu ia lihat di kios pasar bedug. ia tak salah mengenali barang itu.

"gelang ini... apa miko membelikannya untukku?... tetapi sejak kapan? " ucap Melissa.

Sambil mengingat saat di pasar bedug bersama miko barulah Melissa sadar kalau miko membeli gelang itu ketika ia pamit ke toilet padanya. sontak hal itu membuat Melissa terharu sampai meneteskan air mata. ia tak menyangka miko memperhatikan hal kecil dari Melissa. dengan segera ia mengenakan gelang itu dengan suasana hati yang berbunga-bunga. akhirnya kini jawaban dari perasaan Melissa terhadap miko terjawab sudah dan tidaklah bertepuk sebelah tangan semata. begitulah apa yang dipikirkan oleh Melissa saat ini.

Iapun melanjutkan pekerjaan rumah dengan penuh semangat. Melissa sempat berharap kalau miko benar-benar jodoh untuknya. Irina yang melihat suasana Melissa yang bagus langsung terheran-heran dengan apa yang telah membuatnya menjadi seperti itu. Irina lantas tertawa kecil lalu pergi meninggalkan Melissa.

matahari semakin tinggi dan cuaca sangat terik di siang hari membuat orang-orang yang kerja sambil berpuasa terasa semakin gerah dan sangat letih.melissa kini tengah berada di toko kue untuk dijadikan makanan pelengkap berbuka puasa nanti. ia sudah memikirkan kue apa yang akan dibuat oleh dirinya untuk dihidangkan nanti sore.

Semua karyawan toko begitu heran dengan tindakan melissa. bagaimana tidak, semua karyawan tahu kalau melissa sangat jarang sekali turun langsung membuat adonan kue. semua bertanya-tanya kenapa melissa terlihat begitu serius dalam membuat kuenya. melihat sisi melissa yang hanyut akan suasana cinta terhadap miko. semua karyawan langsung membantu melissa menyelesaikan kuenya itu.

***

"assalamu'alaikum... aku pulang."

Suara miko terdengar didepan pintu menandakan ia telah pulang dari kerja. segera Irina membukakan pintu lalu menyambutnya dengan ramah.karena sebentar lagi waktu berbuka puasa tiba, miko segera mandi dan bersiap-siap. Irina juga sudah menyiapkan makanan diatas meja. ketika miko turun dari kamarnya, entah mengapa ada sesuatu kurang untuk hari ini. tentu saja ia sedari tadi tidak melihat melissa. biasanya melissa lah yang sangat riang menyabut kepulangan miko.

Karena penasaran, miko pun lalu bertanya kepada Irina mengenai melissa pergi kemana.

"kalau tidak salah, melissa berpesan kepada mbak kalau dia pergi ke tokonya untuk membuat kue. paling sebentar lagi juga pulang... " jawab Irina.

Dan benar saja ketika mereka sedang berbicara tentang melissa, ia pulang dengan sedikit berlarian kecil membawa sebuah kantong berukuran sedang. tidak salah lagi itu adalah kue hasi buatan melissa sendiri di toko tadi siang. iapun duduk dan menaruh kue itu diatas meja bersama makanan lainnya.

allahuakbar allahuakbar!!

suara adzan maghrib pun telah berkumandang. mereka bertiga dengan segera membatalkan puasa dengan segelas es teh. setelah itu miko pun menjadi pembawa do'a lalu bersama-sama menikmati makanan yang telah tersedia. raut wajah melissa sedikit memerah ketika dirinya menuangkan kembali es teh pada gelas miko yang telah kosong. tak lupa miko berterima kasih kepada melissa dan irina karena telah repot-repot mengurus rumah lalu menyiapkan makanan yang beragam untuknya.

miko pun lanjut pergi melaksanakan sholat tarawih di mesjid dan Irina membereskan piring dan beberapa alat makan dimeja. hanya Irina yang waktunya sangat luang. iapun duduk diteras depan rumah sembari menyeduh teh. suasana hati melissa yang tadinya ceria dan riang kini terlihat bimbang.

"aku sudah tak bisa memendam ini lagi untuk waktu lama... mungkin aku harus mengatakan itu kepada dieinya malam ini juga... entah apa jawaban yang menanti ku. aku ikhlas daripada harus menahan perasaan ini... "gumam melissa.

rupanya melissa bimbang untuk mengatakan perasaan cinta kepada miko. sudah terlalu dalam rasa sayang terhadap miko di hati melissa. ia membulatkan tekadnya untuk menerima apapun jawaban miko yang ia terima nanti. namun lidah seakan berat untuk mengatakan kalau dirinya sangan mencintai miko. bahkan sejak pertama kali bertemu di SMA.

melissa menatap kearah langit berbintang malam itu diiringi dengan suara riuh beberapa orang disekitar rumah yang menemani anaknya bermain kembang api dan petasan. sungguh menambah warna pada langit malam itu oleh kembang api dan hal itu membuat melissa mengingat ketika ia bersama miko duduk diatap gedung SMA sambil menikmati pemandangan langit malam.

Khayalan melissa seketika buyar ketika disapa oleh miko yang baru saja pulang.

"mel... mengapa kamu melamun? apa ada sesuatu yang sedang kamu pikirkan? " tanya miko.

"anu... miko..."

Melissa tidak mampu untuk berkata akan perasaannya saat ini. tiba-tiba suara letusan kembang api besar sontak membuat miko kearah kembang api itu. lalu dengan santai iapun berkata.

"aaahhh... melihat kembang api menghiasi langit malam membuatku teringat ketika kita duduk bersama menikmati pemandangan kembang api di atap gedung sekolah. sungguh bernostalgia yahh... " ucap miko lalu menatap melissa sembari tersenyum.

Sekali lagi melissa memantapkan hati untuk mengatakan perasaan yang selama ini ia pendam. dengan jantung yang berdebar dan gugup, melissa mulai mengatakan apa yang telah ia tahan selama ini.

"miko... sebenarnya melissa... melissa mencintai miko. mel sayang sama miko... maka dari itu... mel ingin miko menjadi pasangan hidup mel hingga akhir hayat... "ucap melissa terbata-bata.

Ungkapan melissa dari lubuk hati yang terdalam membuat miko terkejut dan terpaku. jantungnya berdekat dengan cepat dan pikiran miko menjadi tak menentu. melissa pun melanjutkan perkataan sembari memegang tangan miko.

"mel tahu kalau miko lebih menyayangi elya daripada mel. tapi jika tidak mel ungkapkan perasaan ini maka itu akan membuat mel dihantui bayang-bayang dirimu. sekarang mel sudah mengungkapkan perasaan mel terhadap miko dengan tulus. entah apa jawaban yang miko beri, mel ikhlas menerima itu semua... "

Setelah melissa mengatakan hal itu, suasana menjadi hening dan mereka saling menatap. ungkapan melissa benar-benar tulus dan penuh harap kalau miko mau menjadi suaminya. namun melissa juga tahu kalau hal miko pasti sangat susah menerima dirinya karena elya. melissa juga telah siap menerima apapun jawaban miko.

dengan segera miko pun menghela nafas panjang. bagaimanapun juga miko juga mempunyai perasaan cinta terhadap melissa. namun, jikalau miko menerima cinta melissa bagaimana dengan elya. sungguh itu semua pilihan yang rumit.

"mengapa harus ada kejadian seperti ini?... ya allah, aku benar-benar tidak tahu bagaimana mengatasi permasalahan cinta yang rumit ini... " gumam miko dalam hati.

Belum sempat miko menjawab, melissa mengambil kotak yang berada di samping gelas teh. ternyata kotak itu berisi sebuah alat musik bansi yang tak lain dan tak bukan milik miko dulu.

"selama ini mel menyimpan bansi milik miko yang ketinggalan dimalam kita duduk di atap gedung sekolah. benda ini selalu Mellissa bawa dengan penuh harapan bisa bertemu kembali dengan miko setelah karir mel tercapai. " ucap melissa sembari memberikan bansi itu kepada miko.

Melissa pun langsung meluk miko dengan erat. terdengar suara kecil melissa yang menangis dalam pelukan miko. miko pun lalu mengusap kepala melissa dengan lembut dan mulai menjawab perasaannya.

"melll... aku juga mencintaimu. perasaan rindu ketika dirimu dahulu pergi meninggalkan desa benar-benar tulus. namun sekarang, aku benar-benar bingung bagaimana aku menjawab perasaanmu. sedangkan dirimu tahu kalau elya dan aku juga saling mencintai. sungguh diriku sangat serakah terhadap keinginanku untuk menerima perasaan kalian berdua."ucap miko.

lalu miko melanjutkan kalimatnya.

"mel... tolong beri aku waktu untuk menjawab perasaanmu. ini tidaklah mudah bagiku yang harus memilih di antara dua hati sedangkan diriku tak ingin melukai perasaan kalian berdua."

Sebuah harapan bagi melissa untuk hidup bersama miko pun akhirnya berada di titik terang. walau sekecil apapun harapan itu, melissa sangat senang mendengarnya. miko lalu memainkan bansi nya untuk menenangkan melissa dan duduk berdua memandangi gemerlap cahaya kembang api.

Lantunan nada bansi miko sangat merdu dan begitu menenangkan. bansi yang dulunya hilang kini kembali ketangan miko. melissa merebahkan kepala di bahu miko sambil memegang erat tangannya. dalam hati melissa, ia tidak akan menyerah untuk perasaan cinta terhadap miko meski jalan yang akan ditempuh dirinya sangatlah sulit.

Tanpa mereka berdua sadari, Irina sedari tadi mengintip dibalik jendela dari awal hingga akhir. hal itu membuat dirinya sedikit iri pada keberuntungan melissa yang bisa mengenal miko. Irina cemburu karena membandingkan kehidupannya suram dan terjebak rayuan dunia yang ia rasakan selama ini.

"sungguh beruntung dirimu melissa. aku yakin miko adalah pilihan yang tepat untuk dirimu bahkan untuk semua wanita... andai saja diriku lebih awal bertemu dengan miko, pastinya aku juga akan berkata seperti itu kepada miko... aku benar-benar iri dengan kisah hidupmu melissa..." gumam Irina dan tanpa disadari matanya menitikkan air mata.