Seorang laki-laki tampan dan kaya yang tidak diketahui apa pekerjaannya dan status nya di masa lalu itu tiba-tiba pulang ke rumah dan mengubah hidupnya dia memperbaiki diri dan melanjutkan hidup nya sebagai seorang CEO di perusahaan milik ayah nya
Pernikahan yang sangat di inginkan pihak keluarga nya, membuat sang ibu harus memilihkan menantu untuk anak nya itu, namun calon menantu yang dipilih masih di bawah umur untuk membangun sebuah rumah tanggan dengan laki-laki yang kurang jelas itu.
yuk baca kelanjutannya biar gak penasaran sama cerita nya.....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nurliana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
penelitian
Bagas mengantar Lyona hingga dia sampai di rumah, di sana amar dan Amira menunggu Lyona di depan rumah setelah mereka turun Lyona langsung menatap kedua orangtuanya dengan tatapan tajam dan sinis, dia masuk tanpa berkata apa pun kepada mereka
Bagas memberikan tanggan nya kepada Amar agar mereka bisa bersalaman karena bisnis mereka sudah berjalan dengan lancar " selamat pak, semua berjalan dengan lancar " menatap amar
Amar menerima tanggan Bagas dengan senyuman di wajah nya " iya kau juga, aku lega perusahaan kami tidak jadi di tutup " tertawa bersama
Bagas melepaskan tanggan nya dan melihat jam " aku harus pulang karena ada beberapa hal yang harus aku urus " berpamitan
Amira masuk setelah melihat bagas kembali ke dalam taxi " apakah kau melihat wajah Lyona? dia seperti akan memakan kita, aku takut dia berbuat gegabah lagi " khawatir dan berjalan menuju kamar Lyona
" Kau lihat saja dia dan ajak bicara, aku harus ke kantor, setelah pulang nanti aku akan mengajak nya berbicara juga " mengambil tas serta jas nya dan pergi ke kantor
Amira menatap pintu kamar Lyona dan memberanikan diri untuk membukanya " sayang " ucap nya saat melihat Lyona duduk di meja belajarnya
Lyona menatap Amira dan memberikan formulir pendaftaran biaya siswa nya " aku mohon ibu tolong tanda tangani ini, aku harus pergi ke luar negri untuk melanjutkan kuliah ku " menatap Amira
Amira membaca nya dan terlihat ada syarat yaitu tidak boleh menikah, sementara Lyona akan menikah walau ini akan di rahasiakan tetapi dia tetap akan menikah " sayang apakah tidak ada biaya siswa lain? Ini terlihat sangat "
" Ibu, aku sudah berusaha selama dua tahun untuk bisa ikut biaya siswa itu, jadi tolong lah Bu, kenapa ibu dan ayah menghancurkan semua yang sudah ku bangun hanya dalam satu malam " Lyona berteriak dan mulai emosi
Amira memegang bahu nya " sayang, ini juga semua kamu, setelah kalian menikah kau bisa melakukan apa saja, tidak mungkin Bagas melarang mu nak " berusaha untuk membuat Lyona tenaga
Lyona mengusap air mata nya " apa ibu tau sudah berapa kali aku menangis setelah mendengar kata pernikahan? kalian sangat egois " mengambil tas nya dan pergi dari kamar nya, dia membanting pintu dengan sangat kuat karena sedang emosi
...****************...
Bagas tidak pulang ke rumah yoga, tetapi dia pulang ke rumah singgah nya, dia membuka rumah nya dan menatap serial sudut nya " aku sudah lama tidak ke sini " tersenyum
Bagas membuka salah satu pintu yang ada di lantai dan ada tangga menuju ke bawah, dia menuruni satu demi satu anak tangga itu sambil tersenyum" aku memang sudah lama tidak melakukan Aksi ku, tetapi aku masih seperti dulu hanya saja tidak terlalu ganas lagi " sampai di bawah sana dia membuka kotak yang berikan kuku itu dan menyusunya dengan kuku-kuku yang lain
Ada semua papan seperti Mading, bahkan lebih besar, papan itu penuh satu tembok dan di sana ada banyak kuku yang sudah di cuci dengan pemutih dan disusun dengan rapi, seperti kuku palsu namun itu kuku asli dari korban-korban yang telah di eksekusi oleh Bagas dan tim nya
Layar handphone Bagas terlihat menyala dan ada pesan dari karen, Karen adalah rekan nya mereka membuat tim ini bersama nama nya adalah serigala malam mereka menjalankan usaha ini sudah lama, mereka akan menjual organ dalam dan melakukan kesenangan mereka dengan membunuh sang mangsa
Karen berniat datang ke rumah yang sama-sama mereka tau itu adalah markas mereka, namun Bagas tidak mengijinkan nya karena sekarang Bagas harus ke kantor, mungkin mereka akan berkumpul lagi nanti malam atau lusa
...****************...
Amira menelpon Clara dan memberi tahu, Lyona pergi dari rumah dan sekarang sudah sore dia belum juga kembali, Clara pulang dari butik dan mencari Lyona yang sudah menghilang sejak pagi tadi
Lyona bersama Tiara, lebih tepat nya di rumah Tiara dia terlihat sedang membaca semua artikel yang sudah lama tentang pembunuhan berantai di sebuah desa dan juga korban korban lain nya yang memiliki kasus dan ciri khas yang sama di layar laptop nya
Berita yang dia baca dan dia sepertinya sangat serius " aku aku membuat hasil penelitian mengenai kasus ini, lagipula kenapa sampai sekarang pelaku nya tidak di temukan? " membaca beberapa pendapat reporter yang di posting di dalam berita tersebut
Tiara menatap layar laptop Lyona " sumpah itu seram, kamu yakin mau buat penelitian begitu? Nanti urusan sama polisi juga Lyona " menyakinkan Lyona
" Kalau hasilnya jake pot, maka aku akan lakukan, lagipula aku akan punya banyak waktu untuk ini " tersenyum
" Lihat, kakak mu menelpon dia sudah di bawah, ayo kemari barang mu dan pulang lah " menunjukan layar handphone nya yang ada panggilan dari Clara kakak Lyona
Lyona menatap nya kesal " padahal aku ingin tinggal Disni, nginap " berbaring nyaman di kasur
" kakak mu mengirim pesan, dia bilang Bagas atau aku yang menjemput mu, Bagas siapa? " Tiara terlihat bingung
Lyona kaget dan dengan cepat mengambil barang-barang nya dan juga laptop nya " hahah, ada-ada saja aku pulang ya ti " turun dengan buru-buru dari kamar Tiara
Lyona masuk ke dalam mobil dengan nafas yang tidak stabil karena dia terburu-buru " kenapa kau menyebut nama Bagas? " Lyona terlihat marah
Clara tersenyum " jika tidak, kau tidak akan turun dan aku akan menunggu mu sampai fajar di sini " menyalakan mobil nya dan pulang bersama Lyona
...****************...
Rumah yoga Adiwiyata
Bagas masuk dengan membawa tas nya, dia pulang malam dengan alasan dari kantor padahal setengah hari dia habisnya di rumah singgah nya, Yoga terlihat sedang memilih rumah untuk Bagas dan calon menantu nya, dia melihat beberapa katalog dan tersenyum " Bagas coba kau lihat nak, mana yang cocok dengan kalian? " menatap Bagas
Bagas langsung duduk dan melihat katalog tersebut" sepertinya aku ingin yang ini ayah " menunjuk salah satu gambar rumah
Yoga menatap nya " rumah ini memiliki empat kamar, dia di atas dan dua di bawah, apakah kalian akan pisah kamar kenapa memilih kamar di bawah? " menatap Bagas dengan tatapan heran
Winda datang membawa teh " mungkin untuk tamu nya, Lyona kan punya teman juga " memberikan teh kepada yoga
" Kami tidak mungkin dalam satu kamar kecuali aku memasaknya " bisik Bagas
yoga menatap nya " ada apa? apa yang baru saja kau katakan? "
Bagas menggeleng" tidak ayah "
" Bagaimana kalau besok kalian saja yang langsung ke sana dan melihat rumah nya, kalau kalian setuju langsung beli saja " meminum teh nya dengan hati-hati karena masih panas
Bagas menatap katalog baju dan juga pelaminan " sepertinya kami harus mengukur baju dulu baru memilih rumah ayah "
Yoga memberikan katalog baju ke pada Bagas " baiklah yang mana saja, intinya kalian sudah ada rencana untuk teman pernikahan kalian " tersenyum
