Damar Prasetyo, lelaki yang berprofesi sebagai seorang ASN di suatu instansi. Damar dikenal sebagai lelaki yang baik. Namun sayang, hidupnya tak sebaik dengan sifatnya.
Istri yang dinikahi selama hampir tiga tahun, tiba-tiba meminta cerai. Padahal mereka sudah dikaruniai dua orang anak.
Damar pun dipindahkan ke daerah pelosok oleh atasannya yang tak lain adalah paman dari Rasita, mantan istrinya.
Ketika pindah ke daerah itu, Damar bertemu dengan Kasih seorang guru di daerah itu.
Perjuangan hidup Kasih dan juga beberapa orang yang dikenalnya di daerah itu, membuat Damar sadar, jika hidupnya masih lebih baik dibandingkan mereka.
Damar pun bangkit dan bertekad akan merubah hidupnya lebih baik dari sebelumnya. Bahkan Damar menggunakan warisan yang tak pernah dia gubris selama ini untuk membangun daerah itu.
Bagaimanakah kisah Damar? Apakah bisa dia mewujudkan keinginannya itu? Bagaimana pula reaksi Damar setelah tau alasan sebenarnya kenapa Rasita meminta cerai?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Naira_w, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Seragam Yang Berlumpur
Damar dan Ridwan sudah sampai di sekolah tempat Kasih mengajar, sebuah sekolah menengah pertama negeri.
Sekolah yang menurut Damar, sangat jauh di bawah standar. Lapangannya pun sangat becek walaupun bisa digunakan untuk bermain bola.
Damar melihat ke arah celana yang sudah kotor.
Seragam dinas coklat yang biasanya rapi dan licin kini terlihat mengenaskan. terlihat beberapa bagian terkena percikan tanah yang berwarna kuning itu.
Untungnya dia masih memakai sepatu bot milik Ridwan. Kalau tidak sepatunya juga pasti tak berbentuk lagi
Ternyata jalan yang pernah dilewatinya bersama pak Sapto lebih mengerikan di kala hujan.
Jika kemarin, Damar sempat mengeluh karena debu tanah jalan tersebut. Hari ini Damar setuju dengan pendapat Pak Sapto jalan itu akan lebih baik dilewati jika di musim panas.
Damar menunggu Ridwan yang masuk ke dalam sekolah untuk mencari Kasih. Damar duduk di motor yang tadi ditumpanginya bersama Ridwan.
Tak lama Kasih keluar bersama Ridwan di belakang mereka, pak Irwan pun ikut keluar. Terlihat wajah panik Kasih.
Damar melihat Ridwan yang mengambil kunci motor dari tangan Kasih lalu menghidupkan motor itu.
Ridwan menghampiri Damar sambil membonceng Kasih yang sudah terlihat ingin menangis.
"Mas Damar, yakin bisa bawa sendiri?" tanya Ridwan.
Damar mengangguk dengan yakin.
"Mas bisa. Kamu tenang saja. Hati-hati bawa motornya." kata Damar
Ridwan pun mengangguk dan segera membawa Kasih pulang dengan motor milik Kasih.
"Mas, Damar. Sampai berantakan begini mas." kata Pak Irwan ketika menghampiri Damar.
"Iya pak, ternyata yang saya alami gak segampang yang saya tonton di televisi. Padahal kalau yang di televisi yang judulnya Trip Advanture kayaknya enak banget lewatin jalan becek kayak begitu." kata Damar sambil terkekeh.
"Iya pak, saya tiap hari lewat jalan itu. Bisa bayangin kan seperti apa. Makanya saya selalu pakai baju biasa kalau pergi, gantinya di sekolah." kata Pak Irwan.
"Padahal bapak enaknya kalau tinggal di sekitar sini. Kenapa malah bapak tinggal di desa Timur kan lebih jauh pak?" tanya Damar
"Istri saya gak mau tinggal di daerah ini. Malah cocok di desa Timur. Apalagi dia juga mengajar di SD Desa Timur. Daripada dia yang setiap hari lewat jalan itu mendingan saya saja, lebih aman." kata Pak Irwan.
"Benar juga pak. Ya sudah pak, saya pamit dulu. Takutnya nanti malah pak Sapto ikut nyusul karena khawatir saya gak sampai-sampai." kata Damar
Pak Irwan tertawa dan mengangguk.
Damar pun segera pulang menuju Desa Timur. Lagi-lagi dia harus melewati jalan yang mengerikan ini.
"Sepertinya salah pakai kostum ini." kata Damar lirih saat melihat celananya semakin kotor bahkan baju atasannya sempat terkena cipratan air becekan itu.
"Ya Allah, apa aku harus minta bantuan mas Sean dan bang Rendi buat betulin ini jalan?" tanya Damar yang miris saat melihat seorang lelaki yang membawa barang di bagian motornya. Namun ban motor tersebut malah terbenam di dalam kubangan lumpur tanah.
Damar pun turun dari motor yang dikendarainya dan memastikan motor itu terparkir aman. Damar pun menghampiri bapak tersebut.
"Motornya kenapa pak, nyangkut?" tanya Damar pada lelaki yang kelihatan bingung itu.
"Iya pak, ini ban nya masuk ke lumpur gak narik gas nya. Mana saya bawa barang lagi pak." kata bapak itu.
"Saya bantu ya pak. Saya dorong dari belakang." kata Damar.
Bapak itu melihat Damar dengan tatapan aneh.
"Baju bapak bisa kotor, cipratan ban bisa kena baju bahkan wajah bapak." kata lelaki itu.
"Nggak apa-apa pak, sudah kotor juga. Sekalian saja." kata Damar.
Akhirnya bapak itu pun mengiyakan. Dengan hati-hati dan sekuat tenaga Damar mendorong motor itu.
Bukan karena dia tak kuat, tapi jalan itu sangat licin beberapa kali Damar hampir terpeleset.
Setelah beberapa menit akhirnya motor bapak itu lepas dari jeratan kubangan lumpur itu.
"Makasih banyak ya pak, gara-gara saya baju bapak kotor begitu." kata lelaki itu.
"Bapak tugas di sini, baru ya pak? Saya tak pernah melihat bapak lewat." kata lelaki itu.
" Iya pak baru seminggu saya di sini. Saya tinggal di Desa Timur." kata Damar.
"Tempat pak Sapto ya, pak?" tanya lelaki itu
"Iya pak, saya penyuluh pertanian yang baru. Nama saya Damar." kata Damar memperkenalkan dirinya.
"Saya Yanto pak, tinggal di desa Timur juga. Saya yang punya kandang ayam besar di jalur C" kata Pak Yanto.
Daerah desa Timur, memakai jalur untuk menamai jalannya. Tempat pak Sapto jalur B dan Pak Yanto jalur C berarti jalur belakang.
Sedangkan jalur A berisi fasilitas-fasilitas seperti kantor desa, puskesmas dan sekolah, juga pasar tradisional.
Pak Yanto sedang membawa pakan untuk ayam-ayamnya.
Setelah perkenalan singkat, Damar pun meminta pak Yanto berkendara di depannya. Setidaknya jika ada kubangan yang tak bisa dilalui oleh pak Yanto Damar bisa membantunya.
Damar tersenyum melirik ke arah bajunya, hampir semuanya tertutup lumpur. Karena tadi Damar sempat terpeleset saat membantu pak Yanto. Namun bukannya kesal, justru Damar merasa senang dan bangga.
Dirinya seperti kembali ke masa-masa dia kuliah dulu, berbarengan dengan driver Ojol lainnya. Saling membantu jika ada salah satu dari mereka yang kesulitan.
Sejak Damar tinggal di tempat ini, Damar justru sibuk memperhatikan kehidupan di desa ini. Sampai-sampai dia hampir saja melupakan anak-anaknya di kota bersama Rasita.
Bahkan Damar sendiri lupa dengan masalah perceraiannya dengan Rasita. Pesan mas Sean jangan khawatir, apapun yang dia lakukan pastinya untuk kebaikan Damar. Dan Damar pun percaya pada lelaki itu.
🍀🍀🍀
Memang masih ada thor, jalan yang sulit dilalui seperti itu?
Masih ada dong, author bahkan punya teman yang setiap harinya harus melewati jalan seperti itu jika ingin pergi ke tempat kerjanya.
Biasanya perginya memang rombongan, jadi kalau ada yang nyangkut di kubangan lumpur ada yang bantu dorong motornya.
Kadang mereka mengeluh kalau sudah hujan, pasti sangat becek dan sulit untuk dilalui. Tapi kalau musim panas debunya gak kira-kira.
Kata teman author yang penting bersyukur saja dan nikmati saja prosesnya🤗
Jangan lupa likenya ya
emang kmu luar biasa..
jiwa polisimu meronta ...
apa luthfi menyukai malika..
😀😀😀❤❤❤❤
akankah histeris dan melukai Hardi...
hardi ini udah berkeluarga apa blm yaa...
mohon penjelasaannnn..
❤❤❤❤❤❤
Tapi semua perbuatan sekescil apapun pasti ada balasannya, apalagi ini penyiksaan , pelescehan dan pembunuhan, pasti hukumannya sangat berat.
Semoga aja kasih nanti kuat dan baik2 saja , saat mengetahui bahwa ayahnya susah meninggal karena disiksa dengan sadis sama jono, Sugiyono dan Guntoro.
dan sudah dimakamkan di kebun sawit , oleh bawahan pak Sapto yg ketemu dikebun sawit kemaren.
sehingga menyelamatkan pak sapto???
kapal itu lewat mana ya..
dermaga baru apa lama?
mohon penjelasan..
❤❤❤❤