Ibunya masuk rumah sakit jiwa
Ayahnya sedari dulu tidak pernah mengakuinya
dan kekasihnya malah berpaling pada Kaka tirinya.
Inilah kisah Naina, gadis sejuta luka tapi tetap tersenyum.
ketika usia Naina berusia 12 tahun, ibunya masuk ke dalam rumah sakit jiwa akibat ulah ayahnya, dia juga dibuang ke panti asuhan.
6 tahun berlalu ayahnya memanggilnya, Dia pikir ayahnya memanggilnya untuk meminta maaf tapi ternyata Naina salah.
ayahnya menyuruh dia datang, meminta dia melepaskan Gerald yang tak lain kekasihnya, yang juga sama-sama berasal dari panti asuhan. ayahnya melakukan ini karena ternyata, Kakak tirinya menyukai kekasihnya. yang paling membuat Naina sesak, ternyata kekasihnya juga menyetujui ucapan ayahnya.
Dan pada akhirnya Naina jatuh di luka paling dalam, tapi tanpa Naina sadari balik luka yang dia derita ada kebaha
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewi kim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
tekanan
Carlos turun dari mobil, begitu pun dengan teman-teman mafianya yang juga ikut turun dari mobil masing-masing. Hari ni semua mafia yang tergabung dalam organisasi berkumpul untuk membahas perebutan lahan yang akan terjadi di Somalia, di mana Carlos lah yang akan menjadi ketua perebutan tersebut.
Saat akan masuk kedalam, Carlos menghentikan langkahnya ketika merasa ada yang memperhatikannya, insting lelaki itu langsung berjalan ketika dia merasa ada yang aneh.
Dan benar saja, dia melihat ada yang mengintip, hingga dengan cepat Carlos langsung mengeluarkan pistol lalu melepaskan tembakan ke arah tembok di mana Naina sedang mengintip di sana.
''Aaaa!'' Naina berteriak dengan kencang ketika mendengar suara tembakan, tubuhnya bahkan langsung terhempas ke belakang, beruntung tembakan yang di lepaskan oleh Carlos mengenai tembok, jika tidak mungkin nyawa Naina sudah habis sekarang.
"Siapa itu?" tanya Nick rekan Carlos, dia langsung bertanya ketika mendengar suara wanita. Dan sepertinya carlos tau siapa yang mengintip karena ia mengingat suara Naina.
"Lupakan, ayo kita masuk," ajak Carlos yang tidak lagi mempermasalahkan tentang Naina yang mengintip, dan sekarang dia pun masuk kedalam kastil di susul semua rekan mafianya.
"Tu-Tuhan, nyawaku," Naina bergumam dengan pelan, jiwa wanita itu terasa terguncang karena tembakan barusan. Bahkan sekarang nyawa Naina sepertinya belum terkumpul, dan seperti orang linglung.
****
”Bibi, bibi dari mana saja?" Tanya Safira ketika Naina masuk ke dalam kamar. Sedari tadi sore sampai hari mulai gelap, Naina terus terdiam di tempat tadi, wanita cantik itu baru bergerak ketika sudah sedikit tenang karena selama berjam-jam, Naina seperti tidak bisa menggerakkan tubuhnya tentu saja karena efek tembakan yang dilepaskan oleh Carlos.
“Kapan kau pulang, Syafira?" Naina malah balik bertanya karena dia merasa was-was Bagaimana jika Gavin marah karena dia tidak ada ketika Syafira datang.
“Aku datang dari tadi. Bibi cepat siapkan makan malam aku lapar!”
Dengan tubuh yang lemas dan tidak bertenaga Naina pun langsung berjalan ke dapur untuk menyiapkan makan malam.
1 jam kemudian acara memasak pun selesai, Naina langsung memanggil Safira yang sedang memainkan ponsel.
“Syafira, makanannya sudah siap," ucap Naina, hingga Syafira menoleh ke arah wanita itu.
“Aku sudah makan bersama paman Gavin di luar, jadi aku tidak akan memakan masakan bibi." Seperti biasa, Shafira kembali mengerjai Naina. Hingga Naina yang sedang benar-benar lemas akibat kejadian tadi, tidak berbicara lagi wanita cantik itu malah membaringkan tubuhnya di ranjang membuat Safira kebingungan.
****
“Anda memanggilku Tuan?" Tanya Gavin ketika masuk ke dalam ruang kerja Carlos.
“Aku ingin meminta sesuatu padamu,” ucap Carlos, membuat tubuh Gavin menegang. Walaupun Carlos belum berbicara tapi sepertinya Gavin sudah mengerti dengan apa keinginan bosnya, pasti ini berkaitan dengan Naina.
Pertama kali melihat Naina, Gavin juga merasa terkejut karena Naina sangat mirip dengan mendiang istri dari tuannya. Gavin hanya berharap Naina tidak bertemu dengan Carlos, agar tidak rumit. Tapi, sepertinya semua sia-sia. Karena sepertinya Carlos sudah melihat Naina.
“kau sudah tahu bukan siapa yang aku maksud," tanya Carlos hingga Gavin mengangguk.
“Aku ingin dia melayaniku, dalam segala hal dan kau cari lagi pengasuh untuk anak itu." Pada akhirnya Carlos memilih untuk menjadikan Naina sebagai pengganti Sandra.
Selama satu minggu ini dia sudah banyak berpikir, sepertinya menggunakan Naina sebagai Sandra adalah terbaik yang bisa diambil.
Selama 8 tahun ini Dia menderita karena dia tidak bisa melupakan Sandra, yang membuat Carlos begitu merana adalah dia masih mencintai istrinya. Tapi dia juga tidak terima penghianatan wanita itu.
Dan dengan adanya Naina, dia rasa dia bisa meleburkan rasa sakitnya, dia akan melihat sosok Sandra yang baru di tubuh Naina. Tentu saja itu tidak akan selamanya, karena jika dia sudah bosan, dia akan membuang Naina.
“tapi Tuhan Aku ragu ....”
“Cari tahu saja semuanya tentang dia, cari kelemahannya agar dia bisa diancam. Aku tidak mau tahu, tekan dia, sampai dia mau mengikuti apa kataku.” Carlos berbicara dengan tegas seolah dia tidak ingin menerima bantahan.
Dan jika dia sudah bisa berhasil mendapatkan Naina, dia bersumpah tidak akan pernah membiarkan Naina keluar dari kastil ini tanpa dirinya, karena dia tidak ingin kejadian serupa terjadi di mana dulu Sandra mengkhianatinya.
“Baik, Tuan." Pada akhirnya Gavin mengiakan keinginan tuannya, selain dia harus cari tahu tentang Naina dia juga harus mencari pengasuh lagi untuk Shafira.
Dua Minggu kemudian
“Ke-kenapa Tuan Carlos ingin bertemu denganku?” tanya Naina menatap Gavin tanpa berkedip. Wanita cantik itu cukup terkejut ketika mendengar bahwa Carlos Ingin bertemu dengannya.
Ini sudah 3 Minggu Naina mengasuh Safira, tidak ada yang berubah Shafira tetap selalu mengerjainya hanya saja jika malam, Naina selalu mengunci pintu agar Safira tidak keluar dan menemui Carlos, dan dia tidak menyangka sekarang malah Carlos yang ingin bertemu dengannya.
“Apa aku punya kesalahan?" Tanya Naina lagi ketika Gavin tidak menjawab. Jujur Gavin bingung harus menjawab apa.
“kau temui saja dia, tidak akan ada yang terjadi dan kau tidak membuat kesalahan apa pun. Hanya saja dia ingin berbicara denganmu.” setelah mengatakan itu Gavin pun berbalik karena dia tidak ingin mendengar pertanyaan lagi dari Naina, dan mau tak mau Naina pun langsung mengikuti langkah Gavin.
“Silahkan masuk!” titah Gavin ketika mereka sudah berada di depan ruang kerja Carlos.
“Tuan apa aku harus masuk sendiri?” tanya Naina, dia menatap Gavin dengan wajah yang memucat.
Gavin tidak menjawab lelaki itu malah membuka pintu. “Silahkan masuk!" Dan setelah membuka pintu, Gavin langsung mundur dan meninggalkan Naina.
“Masuk!” tiba-tiba terdengar suara Carlos hingga tubuh Naina langsung terhuyung ke belakang, karena suara Carlos begitu menggelegar menambah ketakutan di diri wanita cantik itu.
Pada akhirnya Naina pun langsung menggerakkan kakinya, Lalu setelah itu dia masuk ke dalam. Dan ketika masuk ke dalam tatapannya langsung bersibobrok dengan Carlos, hingga Naina langsung menundukkan pandangannya. Karena aura Carlos benar-benar luar biasa menakutkan.
“Silahkan duduk!” titah Carlos, lelaki itu menyeringai ketika melihat Naina tertunduk, dia memang butuh wanita seperti Naina yang menurut padanya, karena di masa lalu Sandra sering membantahnya dan cenderung berani padanya.
“Apa ini foto ibumu?" Setelah mereka duduk, Carlos langsung melemparkan foto ke hadapan Naina, hingga beberapa foto itu terjatuh ke lantai, membuat Naina yang sedang menunduk langsung melihat foto tersebut.
Mulut Naina menganga ketika melihat foto yang dilemparkan oleh Carlos, dengan tangan gemetar Naina mengambil foto tersebut yang tak lain foto ibunya.
“Tu-Tuan, kenapa kau bisa mengambil foto ini?” tadi, Naina begitu takut untuk melihat ke arah Carlos, tapi ketika melihat foto ibunya, dia memberanikan diri untuk bertanya karena dia tidak mengerti kenapa Carlos tiba-tiba memberikan foto ini.
****
Mario Membuka pintu dengan keras, Rasanya hari ini dia begitu emosi pada Gerald. Sudah 3 minggu berlalu semenjak Gerald belajar tentang Bagaimana menjadi kalangan atas, tapi selama 3 minggu ini pula hanya sedikit perubahan dari Gerald membuat Mario gemas.
Dan yang membuat dia kesal, Mario tetap berpura-pura sabar dan tidak menampilkan emosinya di hadapan Gerald sebab jika dia emosi Mario takut Gerald berubah pikiran.
Bayangin aja nanti menderitanya si Gerald pas jadi boneka Mario wkwkw.
Men temen maafin banget ya, mau update 4 bab tapi gigiku cenat-cenut. Insyaalah 4 bab nya bsok ya. Yuk seperti biasa gas komen.