Dokter Nakal

🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁

Sheila masih menandatangani berkas-berkas perpindahan nya untuk bekerja disana,dia mengisi semua nya dengan cepat . Kini dia membaca peraturan yang akan dia jalani jika dia berada di mess rumah sakit yang berada dibagain samping,dia melihat setiap detail peraturan itu yang tidak memberatkan untuk nya.

"Tidak boleh membawa kekasih ,tidak boleh keluar malam. Jika libur dan pergi keluar,harus kembali sebelum pukul sepuluh malam. Kamu juga harus siaga saat dipanggil untuk membantu di rumah sakit jika berada di mess"

Dokter Mala membacakan sebagian isi peraturan disana,dia sedikit banyak nya tau karena dulu dia berada disana cukup lama saat masih menjadi dokter muda . Karena mess rumah sakit bukan hanya untuk perawat yang memiliki rumah jauh ,tapi juga untuk dokter muda yang masih baru pindah disana .

Sheila tersenyum dan menganggukan kepala nya, kemudian dia mengambil pena dan menandatangani nya . Membuat dokter Mala tersenyum juga,dia ingin sekali Sheila tinggal dirumah nya tapi dia ngak mau memaksakan diri karena di mess . Sheila akan mendapatkan pelajaran yang cukup banyak ,dia ingin Sheila mendapatkan yang terbaik.

"Saya akan tinggal di mess saja dok,agar bisa mendapatkan pelajaran lebih banyak lagi " ucap Sheila dengan lembut .

"Maafkan saya karena merepotkan dokter ,terima kasih karena sudah bersedia membawa saya kesini dan mendapatkan pelajaran juga pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan saya " ucap sheila lagi dengan sopan

"Tidak masalah,sebentar lagi kita akan menjadi keluarga. Walaupun setahun lagi,tapi saya yakin kalau adik saya bisa menikahi Shita adik kamu " jawab dokter Mala dengan tenang.

Setelah menyelesaikan semua nya, Dokter Mala pun keluar dan mengantarkan berkas itu bersama dengan Sheila sambil menjelaskan beberapa ruangan yang mereka lewati. Sheila menghapal nya dan memperhatikan nya dengan baik,dia ngak mau nanti nya dia salah memasuki ruangan.

Tok....tok....tok....

Dokter Mala mengetuk pintu yang berwarna putih dan berada dilantai paling atas rumah sakit,ruangan dimana pemilik rumah sakit berada . Hanya orang-orang tertentu yang dapat menemui pemilik rumah sakit,termasuk para dokter senior seperti dokter Mala.

Terdengar suara pintu dibuka dari dalam, terlihat seorang pria muda yang tinggi dan tegap. Dia membuka pintu nya semakin lebar saat melihat dokter Mala yang datang,kemudian mempersilahkan mereka untuk masuk .

"Hai....Apa kabar dokter Mala ?Kau sudah kembali ?" tanya seorang paruh baya yang duduk dibalik meja yang bertuliskan direktur utama.

"Baik prof,bagaimana kabar anda ? Tidak vertigo lagi karena kelakuan Raga kan ? " jawab dokter Mala dengan sedikit tanya yang tak dimengerti oleh Sheila.

"Aaah....anak itu membuat darah tinggi ku naik,tapi untung saja aku sudah mengirim nya ke pusat. Aku ngak mau dia menggoda para perawat lagi dan mencemarkan nama baik keluarga juga rumah sakit ini " jelas pria paruh baya itu sambil melirik ke arah Sheila yang berada di belakang dokter Mala.

"Hhmmm.....ini Sheila ? Perawat yang kamu ceritakan itu dok?" tanya pria paruh baya didepan mereka,Sheila hanya tersenyum dan menganggukan kepalanya saja.

"Hallo Sheila,selamat bergabung dengan rumah sakit kami . Panggil saja saya Dokter Ragil,saya dokter bedah " sapa pria paruh baya yang tersenyum ramah pada sheila.

"Terima kasih dok,saya Sheila. Saya mohon bimbingan nya dok" jawab Sheila dengan pelan dan ramah juga,masih dengan senyuman dibibir nya .

"Wah....wah,seperti nya Sheila cocok dengan dokter Raga. Bisa kah sheila menjadi pendamping perawat nya dokter Raga saja dokter Mala ? Agar anak itu ngak membuat onar dan memberikan contoh buruk pada Dokter lainnya " ucap dokter Ragil ,tapi dengan cepat Dokter Mala menggelengkan kepala nya.

"Maaf dok,saya ngak setuju. Saya yang bawa sheila kesini,saya ngak mau dia jadi bahan pelampiasan dokter Raga. Anda juga tau bagaimana kelakuan putra anda itu,lebih baik biarkan saja beliau bekerja di perusahaan agar tak merusak lingkungan seperti yang anda bilang tadi " jawab dokter Mala dengan kesal dan suara yang cukup ketus.

Wajah dokter Mala sudah tertekuk,membuat sheila hanya bisa mengernyitkan dahi nya saja karena ngak tau apa yang dibicarakan oleh kedua nya. Bukan nya marah,Dokter Ragil malah tertawa terbahak-bahak. Dia menghapus sudut mata nya yang sudah mulai basah karena tertawa,dia memperhatikan Sheila dengan jelas dan tau kalau Sheila pasti bisa membuat anak nya sadar.

Dokter Ragil sudah ngak bisa lagi mendidik anak nya itu ,anak nya itu selalu menuruti apa yang dikatakan oleh mendiang istri nya . Setelah sang istri meninggal,putra semata wayang nya itu ngak pernah terlihat berada dirumah dan memilih untuk tinggal berpisah dengan nya . Dokter Ragil sangat merindukan anak nya itu,yang biasa bermain bola dan berlari pagi bersama dengan nya saat anak nya masih remaja.

Dokter Ragil hanya menganggukan kepala nya saja,dia berharap ada wanita yang bisa menyadarkan anak nya itu sebelum dia mati . Dokter Mala dan Sheila pun memilih undur diri dan kembali keruangan nya,mereka akan menunggu oscar dan keluarga sheila lebih dulu sebelum mereka pulang .

Sementara itu,Oscar mengajak Shita dan keluarga nya untuk makan di cafe depan rumah sakit karena memang dia belum makan sama sekali dari pagi. Pagi tadi ada jadwal operasi sehingga dia hanya bisa makan roti dan susu sebagai sarapan saja, itu saja ngak bisa membuat nya kenyang .

"Ayah ,ibu ngak makan ? Masak saya saja yang makan ? " tanya Oscar yang merasa ngak enak hati .

"Kami sudah makan tadi nak,kamu makan lah . Jangan sampai sakit " jawab ayah Shita dengan tenang dan senyum dibibir nya.

"Kan ada Shita dan Sherry yang menemani kamu makan ,makan lah lebih dulu. Setelah ini kita harus kembali,kamu juga harus banyak istirahat " ucap Ibu Shita dengan ramah dan sopan

Shita dan Sherry memesan spaghetti yang terlihat enak di gambar nya ,mereka ingin merasakan masakan orang kota karena mereka memang ngak pernah makan makanan seperti itu di desa. Ada,tapi mereka ingin membandingkan rasa nya saja.

Oscar pun menganggukan kepala nya, dia memang sudah sangat lapar dan lelah. Dia ingin segera kembali kerumah dan tidur,dia sudah sangat rindu dengan kasur dan bantal guling nya.

Oscar makan dengan lahap sambil menatap ke arah Shita yang juga makan,dia tersenyum menatap wajah Shita yang terlihat santai. Dia menghabiskan makan nya dengan cepat,karena memang sudah terbiasa makan cepat juga.

bersambung

jangan lupa vote like dan komentarnya ya makasih 😘😘😘😘😘😘😘