Lin Mei seorang bodyguard di abad 21, meninggal karena kecelakaan tunggal, Jiwanya berpindah ke tubuh seorang Nona di dinasti Qing .
Feng Yie gadis yang cantik, lembut dan penurut. Ia hidup dengan Ayahnya yang tidak peduli padanya, Ibunya sudah meninggal saat Feng Yie berumur empat tahun.
Feng Yie tinggal bersama Ibu dan saudara tirinya yang kejam, akan kah Lin Mei mampu bertahan? tanpa adanya dukungan dari sang ayah.
Sekedar hiburan aja, yang suka silahkan baca, yang gak suka tidak perlu baca!
yang mau kasih bintang limanya, Author ucapkan Terimakasih, selain bintang lima tidak perlu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Queen Fitria, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 9 Feng Yie mengabaikan sang ayah
''Untuk para Jendral selamat kalian berhasil, dan terima kasih telah menjaga kedamaian.''
''Para Jendral akan mendapatkan hadiah masing masing 1000 Tael koin emas.''
Ada beberapa kasim yang membawakan di nampan dan akan di berikan kepada para Jendral yang telah berhasil.
''Silahkan di nikmati minuman dan makanannya,'' ucap Kaisar Xiao Zhang.
''Terimakasih atas hadiahnya yang mulia kaisar,'' para Jendral berdiri dan membungkuk.
''Hem, silahkan di nikmati pestanya,'' ucap Kaisar Xiao Zhang.
Xiao Zhang meminum araknya, dan yang lain pun mulai meminum dan makan makanan ringannya.
Xiao Zhang tersenyum pada Feng Yie,
Para wanita menatap sang Kaisar dengan kagum. Tapi sang Kaisar malah menatap Feng Yie.
Feng Yie yang di tatap tersenyum anggun pada sang Kaisar, seolah dia menggoda sang Kaisar .
Dengan elegan Feng Yie meminum arak di hadapannya.
mata Kaisar menyipit melihat Feng Yie minum di teko yang berbeda, itu teko berisi arak.
Banyak mata memandang pada Feng Yie, ia terlihat sederhana. Tapi sangat cantik kakak tirinya pun kalah cantik darinya .
''Hai'er ada apa ?'' ucap jendral Feng.
''Tidak ada apa-apa Ayah, Ayah nikmatilah pestanya!'' ucap Feng Hai dengan tersenyum.
''sial ada apa dengan tubuhku ini sangat gatal sekali, '' ucap Feng Hai.
''hehe ayo garuk terus, ini hadiah untuk mu yang sok cantik.'' Feng Yie tersenyum jahat sekilas.
Tapi sang Kaisar melihatnya, ''Apa yang gadis ini lakukan?'' ia pun melirik pada Feng Hai. ''Hem, sepertinya itu ulah wanitaku.''
Para Tetua mempersilahkan bagi para Anak muda yang mau menunjukan bakatnya. Sambil akan memilih mana yang cocok dengan Kaisar untuk menjadi Permaisuri.
Para Nona pun mulai menunjukan bakatnya. Tapi sayang mata Kaisar tidak melihatnya, melainkan bermain tatap tatapan dengan Feng Yie.
''Feng Yie, apa kau mau maju?'' tanya jendral Feng.
''Tidak Ayah, biarkan Kakak Hai yang melakukannya!'' Saat bicara pun Feng Yie tidak menatap mata sang Ayah.
Sang Ayah merasa sedikit kecewa melihat Putri yang nakal sudah tak menghiraukannya lagi.
Nyonya Wang menyadarinya lalu ia beraksi.
''Suamiku cicipi lah makanannya! kau pasti menyukainya.''
''Hem, terimakasih,'' jawab jendral Feng.
''Hai'er, apa kau akan maju sayang ?'' tanya selir Wang.
''Tidak Bu, aku sedang tak enak badan,'' jawab Feng Hai.
''Hai'er ada apa ... ?'' bisik selir Wang.
''Bu, tubuhku terasa gatal jika aku banyak bergerak, jadi aku hanya bisa duduk saja,'' bisik Feng Hai pada Nyonya Wang.
Jendral Feng tak memperhatikan ibu dan anak yang sedang berbisik bisik, ia hanyut dalam pikiran, selama ini ia selalu mengabaikan putrinya. Tapi sekarang putrinya tidak mau menatapnya.
Tetua melihat tatapan mata Xiao Zhang tertuju pada tempat berkumpulnya keluarga Feng.
Para tetua merasa lega setidaknya cucu Meraka menyukai seorang gadis, karna selama ini Xiao Zhang seperti sangat jijik pada wanita, tidak masalah dengan siapapun asal dengan wanita, umur Xiao Zhang sudah tiga puluh tahun, di saat orang Tuanya masih adapun ia tidak menunjukan rasa suka pada wanita.
Para Tetua terus mendesak dan mengadakan pemilihan Permaisuri. Tapi cucunya sangat nakal, sering menghilang, membuat para Tetua merasa kepalanya akan pecah.
Acara sangat ramai, banyak para gadis menunjukan bakatnya seperti menari atau pertunjukan yang lainnya. Tapi sayangnya mereka kecewa karna sang kaisar tidak meliriknya sedikitpun.
Matanya terus menatap keluarga Feng semua orang menyadarinya. ada banyak keluarga yang iri pada keluarga Feng .
''Kakak Hai, bukan kah Kakak akan menunjukan bakat Kakak?'' tanya Feng Yie dengan sengaja.
''Tidak Yie'er, Kakak merasa tak enak badan,'' jawab Feng Hai.
''Ada apa dengan Kakak? Apa Kakak akan di panggilkan tabib, di Istana sangat banyak para tabib hebat,'' ucap Feng Yin dengan sengaja.
Mendengar ucapan Feng Yie wajah Feng Hai memucat ia takut ketahuan, pasti akan sangat memalukan.
Mata Nyonya Wang melotot pada Feng Yie. ''Apa Yie'er sengaja melakukannya? Untuk mempermalukan Kakakmu?''
''Tidak Nyonya aku hanya khawatir pada Kakak,'' Feng Yie menunduk dengan wajah sedih.
''Maksudku tidak begitu Yie'er, aku hanya tidak mau ada yang tahu tentang sakitnya Kakakmu,'' ucap selir Wang, ia merasa takut ketahuan oleh suaminya.
Jendral Feng hanya mendengarkan dan melirik pada putri yang ia lupakan, putrinya menunduk dengan sedih karna Nyonya Wang membentaknya tadi, ia ingin mengatakan sesuatu tapi tenggorokannya tercekat.
Xiao Zhang melihat interaksi keluarga Jendral Feng, ''Ini ada yang salah ... '' gumam Xiao Zhang.
💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞