Semenjak suami dan Ayahnya meninggal bersama karena kecelakaan,Dania merasa hancur.pernikahan yang baru satu bulan tapi Tuhan sudah berkehendak lain.
Dania wanita berusia 22 tahun,dan saat ini menjadi janda kembang.Dania bekerja di butik ternama di kotanya sebagai karyawan.
Dania harus tetap semangat hidup karena masih ada Ibu yang harus di jaganya.walau hatinya hancur karena kepergian Suami dan Ayahnya secara bersamaan akibat kecelakaan lalu lintas.
Sampai dua tahun Dania menjanda,Dania menutup hati untuk laki laki. Dania masih belum bisa melupakan suaminya.
Sampai suatu hari ada seorang ibu langganan butiknya, yang menginginkan Dania untuk jadi menantunya.
Dania merasa bingung untuk menjawabnya,karena Dania belum ingin menikah lagi.tapi di Ibu terus memaksa.sampai akhirnya Dania menyetujui tapi dengan satu syarat. Dania menginginkan mahar 100 juta.akankah si ibu mau menerima syarat Dania,yuk lanjut baca aja...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon tuti yuningsih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Es Batu
Deg..
Dania melihat kearah anak Bu Sindy cukup kaget.karena anak Bu Sindy sangat tampan.Dania langsung menunduk saat anak Bu Sindy berdiri dari duduk nya.
"Maaf ya Sayang, Mamah telat."Bu Sindy dan anaknya cipika cipiki.
"Gilang juga belum lama kok Mah."
Setelah cipika cipiki,Bu Sindy mengenalkan Dania ke Anaknya.
"Sayang .kenalkan ini Dania."
"Dania. ini anak Ibu."
Gilang dan Dania saling jabat tangan.
"Dania."
"Gilang."
Keduanya saling sebut nama,setelah itu keduanya melepaskan jabatan tangan.
Ketiganya lalu duduk dan Bu Sindy yang memesankan makanan.sambil menunggu pesanan ketiganya ngobrol.
Bu Sindy menceritakan tentang Gilang ke Dania,dan Bu Sindy juga menceritakan tentang Dania ke Gilang.
Dania hanya menunduk malu saat Bu Sindy selalu memuji dirinya kepada Gilang.
Apa lagi Gilang terus melirik ke arahnya,membuat Dania makin tidak berani mengangkat wajahnya.
Makanan pun akhirnya datang. Bu Dania memesan banyak makanan.
"Sayang,Dania ayo ambil. Ibu sengaja pesan makanan kesukaan kalian berdua."
"Iya Bu,"Dania menjawab pelan.
Saat Dania mau ambil udang mentega,ternyata Gilang juga mau mengambilnya.tangan mereka sudah sama sama mau pegang sendok.tapi karena bersamaan, keduanya menarik lagi tanganya.
"Silakan Mas Gilang duluan,"kata Diana dengan pelan.
Ibu Sindy yang melihat keduanya tersenyum .Gilang lalu mengambil sendok dan mengambil udangnya.
Saat makan,Bu Sandy yang banyak bicara.sedang Dania dan Gilang hanya jadi pendengar .Dania sangat tidak enak karena Gilang dari tadi terus meliriknya.
Dania merasa tidak asing dengan Gilang,seperti pernah bertemu.tapi Dania lupa di mana pernah bertemu dengannya.
Selesai makan,Bu Sindy lalu menyuruh Gilang mengatar Dania ke tempat kerjanya.
"Ngga usah repot repot Bu. Saya biasa naik taxsi ."
"Jangan nolak. Ibu tidak enak kalau kamu pulang naik taxsi.sayang kamu mau kan mengantar Dania ke tempat kerjanya.?"
"Iya Mah, Gilang mau."
"Tuh kan Dania,Gilang mau.ya sudah Ibu pulang dulu sama pak supir,kamu pulang sama Gilang yah."
Bu Sindy bangun dari duduknya dan langsung keluar. Dania jadi bingung karena merasa ngga enak dan bingung.
Dari tadi Gilang selalu diam ke Dania."Saya pulang,"belum juga Dania selesai bicara ,Gilang bangun dari duduknya .
"Saya akan mengantar kamu,"kata Gilang sambil berjalan.
Dania hanya buang nafas pelan."Ya Tuhan, orang kok dingin kaya Es,"Dania bicara pelan sambil melihat Gilang yang berjalan.
Dania lalu menyusul Gilang menuju parkiran mobil.karena Dania jalanya pelan ,Gilang menekan klakson tanda agar Dania cepat jalanya.
Dania lalu mempercepat jalanya.sampai di mobil Dania buka pintu mobil belakang.saat mau duduk Gilang bicara.
"Saya bukan supir kamu.duduk depan,!"Dania kena mental dengar suara Gilang.
Dania tidak menjawab dan hanya diam.tapi Dania lalu pindah ke depan .Dania merasa takut dan hanya diam saja di dalam mobil.begitu juga dengan Gilang yang terus diam.
Sekitar 20 menit mobil Gilang sudah sampai di parkiran butik.mobil pun berhenti.
"Buruan turun,!"Dania langsung tersadar.karena kaget dengar suara Gilang,Dania langsung turun dari mobil tanpa bilang terimakasih.
Saat Dania turun dari mobil,Gilang langsung tancap gas meninggalkan Dania.
"Ya tuhan.pantas dia belum juga nikah.gimana ada wanita yang mau sama dia kalau dianya dingin kaya es batu,"Dania bicara sambil melihat mobil Gilang yang makin jauh.
"Eh kok dia tau tempat kerjaku,Aku kan ngga bilang,apa mungkin Bu Sindy yang kasih tau yah.tapi bodo amat lah,,yang penting Aku sudah sampai Butik."
Setelah mobil tidak terlihat Dania masuk ke dalam butik.teman teman Dania rupanya melihat kalau Dania datang di antar mobil yang berbeda dengan mobil Bu Sindy.
"Di antar siapa kamu tadi.?"
"Supirnya Bu Sindy,"jawab Dania sambil masuk ke dalam.
Sore harinya Gilang pulang ke rumah.dan ternyata di rumah Bu Sindy sedang menunggunya.
"Sayang , Mamah mau bicara,"Bu Sindy sambil mendekati anaknya yang baru masuk ke rumah.
"Bicara apa si Mah. ngga bisa nanti apa, Gilang capek mau istirahat."
"Mamah cuman mau tanya gimana dengan Dania .kamu mau kan Mamah jodohkan dengan nya."
"Mah. Gilang belum kepikiran buat nikah saat ini."
"Kamu mau sampai kapan kaya gini.selalu bilang belum siap nikah. Mamah tuh sudah tua,sudah ingin melihat kamu menikah dan punya anak. kenapa sih kamu ngga mau bahagiain Mamah,"Bu Sindy sambil menangis bicaranya.
"Mah,bukanya Gilang ngga mau bahagiain Mamah,tapi memang Gilang belum siap menikah untuk saat ini."
"Mau sampai kapan kamu ngga siap nikah.sampai Mamah mati baru kamu siap.kamu sudah umur 30 tahun Gilang,sudah waktunya kamu nikah,"Bu Sindy masih saja menangis.
Gilang ngga tega melihat Mamah nya yang terus menangis lalu memeluknya.
"Jangan bicara seperti itu Mah. Mamah pasti akan panjang umur."
"Mamah hanya melihat kamu menikah dan bahagia,"bicara pelan sambil menangis.
"Ya sudah Gilang terserah Mamah saja. Gilang akan menuruti semua keinginan Mamah."
jangan lupa like komentar dan votenya terimakasih..