NovelToon NovelToon
PESONA PENGANTIN PENGGANTIKU

PESONA PENGANTIN PENGGANTIKU

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Pengantin Pengganti Konglomerat / Pelakor jahat / Balas dendam pengganti / Pernikahan rahasia
Popularitas:9.4k
Nilai: 5
Nama Author: Amelia's Story

Berkisah tentang Alzena, seorang wanita sederhana yang mendadak harus menggantikan sepupunya, Kaira, dalam sebuah pernikahan dengan CEO tampan dan kaya bernama Ferdinan. Kaira, yang seharusnya dijodohkan dengan Ferdinan, memutuskan untuk melarikan diri di hari pernikahannya karena tidak ingin terikat dalam perjodohan. Di tengah situasi yang mendesak dan untuk menjaga nama baik keluarga, Alzena akhirnya bersedia menggantikan posisi Kaira, meskipun pernikahan ini bukanlah keinginannya.

Ferdinan, yang awalnya merasa kecewa karena calon istrinya berubah, terpaksa menjalani pernikahan dengan Alzena tanpa cinta. Mereka menjalani kehidupan pernikahan yang penuh canggung dan hambar, dengan perjanjian bahwa hubungan mereka hanyalah formalitas. Seiring berjalannya waktu, situasi mulai berubah ketika Ferdinan perlahan mengenal kebaikan hati dan ketulusan Alzena. Meskipun sering terjadi konflik akibat kepribadian mereka yang bertolak belakang, percikan rasa cinta mulai tumbuh di antara

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Amelia's Story, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 25. Kecemburuan Ferdinan

Ferdinan masuk ke penthouse dengan langkah cepat, wajahnya penuh amarah yang coba ia tahan. Alzena yang sedang duduk di ruang tamu membaca buku terkejut melihat suaminya pulang lebih awal.

Tanpa basa-basi, Ferdinan langsung membuka pembicaraan dengan nada rendah namun tajam. "Kenapa Bastian datang ke penthouse ini? Apa urusan dia denganmu?"

Alzena tertegun, wajahnya berubah pucat. "Dari mana kamu tahu soal itu?" tanyanya dengan nada bingung, berusaha mengatur napasnya yang mulai tak beraturan.

Ferdinan mendekat, matanya tajam menusuk. "Jangan balik bertanya. Aku yang ingin tahu jawabannya. Apa hubunganmu dengan dia sampai dia datang ke sini?"

Alzena merasa tertohok dengan tuduhan tersebut. Ia bangkit dari tempat duduknya dan berusaha menjelaskan. "Dia hanya datang untuk memastikan aku baik-baik saja karena aku tidak masuk kerja selama dua hari. Tidak ada hal lain."

Namun Ferdinan tidak langsung percaya. "Kalau memang begitu, kenapa dia harus datang ke rumah? Kenapa bukan hanya lewat telepon? Dan kenapa kamu tidak memberitahuku?"

Alzena menghela napas panjang, mencoba bersikap tenang meskipun hatinya terasa sesak. "Karena aku tahu kamu akan bereaksi seperti ini. Aku tidak ingin membuat semuanya jadi rumit, tapi ternyata tetap saja begini."

Ferdinan menatapnya dengan campuran emosi—antara marah, cemburu, dan terluka. "Kamu tahu apa yang membuatku gila, Alzena? Aku mencoba mempercayaimu, tapi melihat dia berada di sini, itu seperti tamparan bagiku. Kamu bahkan tidak berpikir untuk memberitahuku sebelumnya."

Alzena yang merasa tidak bersalah mulai kehilangan kesabaran. "Ferdinan, sampai kapan kamu akan terus seperti ini? Aku tidak punya hubungan apa pun dengan Bastian. Aku bahkan mencoba menjelaskan, tapi kamu lebih memilih untuk mencurigai aku."

Suasana di antara mereka menjadi tegang. Ferdinan mengusap wajahnya dengan frustrasi. Dia tahu mungkin dia sudah terlalu jauh, tapi rasa cemburu dan ego membuatnya sulit untuk menahan diri.

"Aku hanya ingin tahu, Alzena. Aku tidak mau kamu menjadi alasan orang lain meremehkanku," ucap Ferdinan akhirnya, dengan nada yang sedikit melunak namun masih tegas.

"Dan aku tidak pernah berniat melakukan itu, pak Ferdinan. Aku hanya ingin menjalani hidupku dengan damai. Aku mohon, berhenti membuat semuanya jadi lebih sulit," jawab Alzena, matanya mulai berkaca-kaca.

Keduanya terdiam, saling berpandangan tanpa kata. Ketegangan yang menggantung di udara terasa begitu berat, seolah hanya waktu yang bisa menjawab ke mana arah hubungan mereka akan berlanjut.

Ferdinan berdiri di ruang tamu, menatap pintu kamar Alzena yang tertutup rapat. Suara isak tangis dari balik pintu membuatnya gelisah. Ia menghela napas panjang, lalu pandangannya jatuh ke meja makan. Di sana terdapat puding buah dan brownies favoritnya, yang jelas dibuat dengan penuh perhatian.

"Dia masih memikirkan aku, bahkan setelah semua ini," pikir Ferdinan sambil duduk dan menatap makanan itu.

Rasa penyesalan mulai merayap di hatinya. Dia sadar telah bertindak terlalu jauh tanpa mengecek fakta terlebih dahulu. Dengan cepat, Ferdinan mengambil ponselnya dan membuka aplikasi CCTV yang terhubung ke penthouse. Ia memutar rekaman dari beberapa jam sebelumnya.

Betapa terkejutnya ia ketika melihat bahwa Bastian memang tidak pernah masuk ke dalam. Alzena hanya keluar dan berbicara dengannya di depan pintu selama beberapa menit sebelum mengantarnya pergi. Bahkan, sikap Alzena terlihat jelas: formal dan menjaga jarak.

Ferdinan memejamkan matanya, merasa bersalah. "Aku benar-benar bodoh," gumamnya pelan.

Ia bangkit, berjalan pelan ke kamar Alzena, dan mengetuk pintu dengan lembut. "Alzena, buka pintunya. Aku salah, aku mohon maaf."

Namun, tak ada jawaban. Isak tangisnya pun sudah tak terdengar lagi. Ferdinan mencoba lagi, kali ini dengan nada lebih lembut. "Aku sudah melihat rekamannya. Aku tahu kamu tidak membiarkan dia masuk. Aku hanya terlalu emosi. Tolong, Alzena, aku ingin bicara."

Setelah beberapa saat, pintu terbuka sedikit. Wajah Alzena yang sembab dan penuh luka hati terlihat. "Apa lagi, pak Ferdinan? Kalau hanya untuk membela diri, aku tidak ingin mendengarnya."

Ferdinan menggeleng cepat. "Bukan itu. Aku benar-benar salah. Aku... aku melihat CCTV, dan aku tahu kamu tidak melakukan apa pun yang salah. Aku terlalu terbakar cemburu hingga menyakiti perasaanmu. Aku benar-benar minta maaf, Alzena."

Alzena menatapnya dengan mata penuh kelelahan. "Aku sudah lelah, Pak Ferdinan.Aku tidak tahu berapa lama lagi aku bisa bertahan dalam hubungan seperti ini."

Ferdinan merasa hatinya mencelos. Ia mencoba meraih tangan Alzena, tapi Alzena menariknya perlahan. "Kumohon, beri aku satu kesempatan lagi. Aku akan memperbaiki semuanya. Aku tidak ingin kehilanganmu, Alzena," ucap Ferdinan dengan nada tulus, matanya menunjukkan penyesalan yang mendalam.

Alzena tidak langsung menjawab, tetapi matanya berkaca-kaca lagi. Ia menutup pintu perlahan, meninggalkan Ferdinan berdiri di sana, dihantui oleh rasa bersalah yang mendalam.

"Al, kok ke kamar kamu, bukannya kita udah satu kamar ya ?"Ferdinan berusaha membujuk ."Ayolah, kamar kamu bukan disini, tapi di kamarku, kamu enggak mau kita mengulang kejadian semalam."Ferdinan dengan senyum tertahan.

"Kamu enggak akan bisa lagi nyentuh aku, karena itu semua kesalahan, dan ulah kakek kamu, aku enggak akan mau camkan itu."Alzena dengan suara seraknya berteriak.

"Yaaaah gawat kalo cewek udah ngambek."

Tiba-tiba ponsel Ferdinan berbunyi, dari asistennya Farrel, "Bos, dimana lu, ini udah mau meeting masalah kerja sama kita sama pt Silva, waduh."

"Oh iya, bentar gua di rumah, 30 menit gua sampe."Ferdinan dengan tergesa-gesa.

"Saya...ng aku pergi dulu ya, sampai jumpa nanti sore, aku bakal pulang tepat waktu."Ferdinan dibalik pintu kamar Alzena. Meski tanpa jawaban dari Alzena.

Di ruang rapat utama, Ferdinan duduk di kursi tengah dengan ekspresi serius. Slide presentasi mengenai kerja sama strategis dengan PT Silva terpampang di layar. Semua staf, termasuk Farrel, asistennya, mencatat dengan cermat arahan dari sang bos. Namun, di balik penampilan profesionalnya, pikiran Ferdinan terpecah.

Setiap kali nama Bastian disebut oleh tim marketing atau legal, hatinya terasa mendidih. Bayangan Bastian yang mencoba mendekati Alzena terus menghantui pikirannya. Dia menggenggam pulpen lebih erat dari biasanya, hingga Farrel menyadarinya dan memberi tatapan bertanya.

"Tuan Ferdinan, apakah ada hal lain yang perlu kami tambahkan dalam rencana ini?" tanya Farrel, mencoba mengalihkan perhatian bosnya dari suasana tegang yang mulai terasa di ruangan.

Ferdinan menarik napas panjang, mencoba menguasai diri. "Tidak, cukup. Pastikan semua sesuai jadwal, terutama mengenai acara peluncuran minggu depan." Suaranya terdengar dingin, membuat beberapa staf menunduk sedikit.

Namun, hatinya masih gelisah. Ia ingin sekali berdiri di depan semua orang—terutama Bastian—dan mengumumkan bahwa Alzena adalah istrinya. Tapi ia tahu itu bukan keputusan yang bijaksana saat ini. Ada terlalu banyak yang dipertaruhkan, baik untuk bisnis maupun hubungannya dengan Alzena.

Ketika rapat berakhir, Farrel mendekati Ferdinan. "Bos, ada yang mengganggu pikiran Anda? Anda terlihat tegang sepanjang rapat tadi."

Ferdinan menggeleng perlahan. "Tidak apa-apa. Hanya urusan pribadi yang sedikit mengganggu."

Farrel tersenyum kecil. "Kalau soal Alzena, sebaiknya Anda selesaikan dengan cara yang baik. Saya tahu Anda peduli padanya, dan menurut saya, tidak ada salahnya menunjukkan kepada dunia bahwa dia adalah istri Anda."

Ucapan Farrel itu membuat Ferdinan terdiam. Ia tahu Farrel benar, tapi ia masih merasa belum siap untuk menghadapi konsekuensinya. Dengan nada datar, ia berkata, "Terima kasih atas saranmu. Sekarang kembali ke pekerjaan." Farrel bicara formal saat di forum.

Setelah Farrel pergi, Ferdinan berdiri di depan jendela besar kantornya, menatap pemandangan kota. "Alzena, aku akan melindungimu. Tapi aku juga harus menyelesaikan urusanku dengan Katerine, supaya kamu engga dihujat sama fansnya," gumamnya pelan. Di lubuk hatinya, ia tahu bahwa langkah besar itu akan segera tiba, dan ia harus bersiap menghadapinya.

"Trus beli apa ya supaya dia enggak marah lagi?"

bersambung

1
Ma Em
Berikan Alzena cinta yg tulus serta kasih sayang yg membuat Alzena senang dan nyaman berada di sampingmu Ferdinan kalau emang kamu sdh mencintai Alzena jgn pernah untuk menyakitinya
wisna
Kecewa
Amelia story: Terimakasih ya atas penilaian nya 🥰
total 1 replies
wisna
Buruk
Amelia story: Terimakasih ya sudah mampir, dan sudah menilai buku saya 🙏
total 1 replies
Ma Em
Wah bakal terjadi salah paham antara Alzena dan ferdinan semoga tdk sampai terjadi perpisahan karena ada orang yg menginginkan Alzena dan Ferdinan untuk. berpisah
Hasnadia Amir
untung kakek cepat datang mendamaikan
Su Narti
keren 👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍 👍👍👍👍👍👍
Su Narti
cakep kakek , bertidak cepat sebelum mereka bercerai 👍👍👍🥰🥰🥰🥰🥰🥰
Amelia story: yuk kakak yang Mau doble up hari ini mana suaranya, kasih bintang lima dan subscribe yuk./Angry//Angry/
total 1 replies
Msofa
Waduh, nikah kok dilempar ke sepupunya? 😱
Amelia story: iya,.begitulah alurnya kak
total 1 replies
Mila Nst
masih menyimak,dan mulai menikmati
Amelia story: terimakasih ka sudah mampir
total 1 replies
Ma Em
Ferdinan pasti kamu akan menyesal karena menyia nyiakan wanita sebaik Alzena dan malah memilih siulat bulu Catherine yg bisanya cuma morotin uang kamu kalau kamu hdp miskin mana mau si Catherine sama kamu Ferdinan.
Ma Em
Luar biasa
☆☆D☆☆♡♡B☆☆♡♡
semangat🙏
Amelia story: siap ka ,terimakasih
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!